Era Monarki kerajaan Israel & Yehuda
abad ke 8-7 sm (745-586 sm)
* Sebagian besar kitab Mazmur (2/3 isi kitab)
* Abad ke 8 : Sebagian kitab Amos (sebelum expansi bangsa Asyur 645 sm), Yesaya (1-39), Hosea, Micah
* Abad ke 7 : Sebagian kitab Namum, Zefanya (pada zaman Yosia 649-609 sm), Habakkuk (sebelum perang Charcemish, 605 sm) Kitab Sejarah (Yoshua, Hakim2, Samuel, Raja2)
Era di pengasingan
abad ke 6 sm (586-539 sm)
* Sebagian kitab Obadiah sekitar masa kejatuhan Yerusalem, 586 sm.
* Akhir dari kitab sejarah (Yoshua, Hakim2, Samuel, Raja2)
* Yeremia aktif pada akhir abad ke 7 dan awal abad ke 6.
* Yehezkiel aktif di Babylon 592-571 sm.
* Bagian akhir kitab Yesaya (pasal 40-50), penulis aktif di Babylon.
* Sebagian kitab Hosea, Amos, Micah dan Zefanya
* Kemungkinan bagian Awal Mazmur (mazmur Daud) hingga Mazmur 89.
Pasca Pengasingan
Zaman Persia, abad ke 5-4 sm (538-330 sm)
* Torah (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan 19-25, 27, 31-34)
* Sebagian kitab Yesaya 55-66
* versi Masoretic Yeremiah
* Haggai (tahun ke dua pemerintahan Darius 520 sm)
* Zakaria 1-8, bagian 9-14 pada abad ke 5 sm.
* Malachi (abad ke 5 sm, setelah selesainya misi Nehemiah dan Ezra
* Tawarik (sekitar 400-250 sm atau 350-300 sm.
* Kitab asal dari Ezra-Nehemiah (Esdrash) selesai pada zaman akhir Ptolemic 300-200 sm.
Zaman Helenistik
abad ke 3 -2 sm (330-164 sm)
* Ayub, Pengkhotbah dan Kidung Agung kemungkinan ditulis pada abad ke 4 -> 5 sm, terlihat dari refleksi persinggungan dengan budaya Yunani. Kitab Ayub terlihat kontak budaya Persia dan Hellenistik, sekitar abad ke 2 sm.
* Sebagian kitab Mazmur (1/3 bagian akhir).
Era Hasmonean/Maccabee
Abad ke 2-1 sm (164-4 sm)
* Daniel (164 sm, kombinasi penglihatan pada bab 7-12, dengan zaman Persia dan Hellenistik bab 1-6.
* 1,2,3,4 Maccabee, Tobit, Judith, beberapa kisah tambahan pada kitab Daniel dan Esther
* Wisdom of Solomon (Hikmat Salomon) akhir dari abad 1 sm atau awal hingga pertengahan abad ke 1 m.
Masa Romawi
Abad ke 1 m
* 4 Maccabee (setelah 63 sm)
* Wisdom of Solomon (Hikmat Salomon) akhir dari abad 1 sm atau awal hingga pertengahan abad ke 1 m.
* Perjanjian baru (sekitar 5-110 masehi)
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Dating_the_Bible
Secara tradisional Torah (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan) di percaya ditulis oleh Musa, kecuali bagian akhir kitab Ulangan, yang bercerita tentang kematian dan penguburan Musa, ditulis oleh Yoshua. Akan tetapi berdasarkan konsensus ahli sejarah saat ini, terdapat sebuah hipotesis bahwa Torah ditulis oleh banyak pihak dan proses pembuatannya mencapai hingga ratusan tahun.
Ada 4 kitab yang menjadi bahan penelitian yaitu : teks Masoretic, teks Samaritan Torah, Septugiant, dan fragmen dari Qumran.
Para ilmuwan sepakat bahwa kitab Torah berasal dari 4 sumber yaitu kelompok Yahwist, Elohist, Deutronomist (sejarawan) dan Priestly (imam bait Allah). Masing-masing mempunyai kisah dasar yang sama, lalu kemudian dikombinasikan oleh beberapa editor.
Kitab Kejadian
Dalam pembuatan kisah Patriakh, pihak Yahwist membuat 4 bagian topik : kisah Abraham-Yakub-Yehuda-Joseph, mengkombinasikan mereka sebagai sebuah sejarah silsilah keluarga, dan kisah perjalanan hidup mereka dan perjanjian mereka dengan Yahweh dalam sebuah kesatuan, serta tentang kisah sejarah penciptaan alam semesta, dimana mereka menggunakan sumber dari Yunani dan Mesopotamia, mengubah dan menambahkan kisah-kisah tersebut dan membuat sebuah kisah baru dengan agenda Theologi. Hasil karya pihak Yahwist ini kemudian di revisi dan dikembangkan menjadi versi akhir oleh pihak Priestly (Imam).
Lalu kapankah kitab ini dibuat? Pada awal abad ke 20, para ahli sejarah berpendapat karya para Yahwist dibuat pada masa periode Monarki Israel & Yehuda, khususnya pada zaman Solomon, dan sentuhan pihak Priestly pada pertengahan abad ke 5 sm (dipercaya oleh Ezra), akan tetapi saat ini pemikiran terbaru mengatakan sumber dari Yahwist ditulis pada masa sebelum dan selama pengasingan di Babilonia sekitar abad ke 6 sm, dan pihak priestly membuatnya menjadi versi final pada akhir periode kembalinya mereka ke Palestina dari Mesopotamia.
Mengenai kenapa kitab tersebut dibuat? ada sebuah jawaban yang kontroversial, bahwa ini dikarenakan "campur tangan pihak kerajaan Persia". Persia yang menaklukkan Babilonia pada 539 sm, hendak memberikan kepada pihak Yerusalem sebuah otonomi, tetapi menginginkan pihak berwenang disana untuk membuat sebuah hukum yang tunggal dan dapat diterima oleh semua komunitas.
Ada 2 kelompok kuat yang membelah komunitas tersebut :
1. kelompok imam (Priestly) yang mengontrol bait Allah, mereka adalah Kelompok yang percaya asal usul mereka dari kisah Musa dan pengembaraanya dipadang pasir hingga tanah Kanaan.
2. kelompok mayoritas yang merupakan pemilik tanah yang terdiri dari para "tetua" dan mempercayai asal-asul mereka dari kisah Abraham, yang memberi mereka hak atas tanah tersebut.
Kelompok ini terlibat dalam berbagai macam konflik, dan masing-masing mempunyai "sejarah asal-usul".
Kitab Keluaran
Dipercaya oleh para sejarawan berasal dari tradisi oral yang lalu dibukukan sekitar tahun 600 sm hingga 400 sm, berdasarkan garis besar narasi dari kitab ini diketahui berasal dari awal abad ke 7 m. Kitab keluaran tidak dipercaya sebagai kisah historis oleh para sejarawan moderen : ilmu sejarah moderen membutuhkan evaluasi kritis atas sumber sejarah, dan tidak menerima penjelasan supranatural/Tuhan atas sebuah peristiwa, dan dalam kitab Keluaran, segala sesuatu dinarasikan adalah buah campur tangan Tuhan, serta latar belakang (zaman) kisah tersebut sangatlah kabur dan tidak jelas. Tujuan dari penulisan buku ini adalah bukan untuk mencatat sebuah peristiwa sejarah, akan tetapi sebagai refleksi akan "kisah pengalaman" sebagai kaum yang terasingkan di Babylon hingga kemudian pulang ke Yerusalem, pengalaman menjadi kaum tawanan pihak asing dan perlunya memahami kekuasaan Tuhan.
Walau elemen mistis tidak se-insentive dalam kitab Kejadian, beberapa penulis memasukkan elemen legenda kuno dalam kitab tersebut : seperti kisah bayi Musa yang dihanyutkan ke sungai Nil, kemungkinan besar berasal dari legenda raja Sargon, dan kisah membelah laut merah berhubungan dengan dengan mitologi penciptaan di Mesopotamia. Dan kesamaan hukum 10 perintah Allah yang memiliki kemiripan dengan hukum Hammurabi. Atas pengaruh-pengaruh ini para ilmuwan berkesimpulan kitab ini berasal dari komunitas yang berasal dari pengasingan di Babylon, terkecuali sebuah elemen lain tentang kisah Musa yang melarikan diri ke tanah Midian setelah membunuh orang Mesir mungking berasal dari legenda Mesir yaitu kisah Sinuhe (story of Sinuhe)
Kitab Imamat
Kitab ini diyakini proses pembentukan akhirnya sejak 538-332 sm. Seluruh isi kitab ini bersumber dari literatur pihak Priestly. Bab 1-6 berisi tentang kode para imam, bab 17-26 tentang kode kesucian. Kesemua kode-kode mengenai ritual para imam ini kemudian dikembangkan artinya dari kesucian sebuah ritual menjadi konsep theologi, moral dan meluas dari kode kesucian ritual menjadi model untuk hubungan antara bangsa Israel dan Yahweh, sebagaimana tabut perjanjian dibuat menjadi suci, sebagai representasi kehadirat Tuhan dan terpisah dari ketidak-sucian, demikianlah Yahweh akan selalu melindungi Israel jika Israel mensucikan diri dan memisahkan diri dari bangsa lain.
Kitab Bilangan
Kitab ini dipercaya moyoritas berasal dari pihak priestly (imam bait Allah) dan deutronomist/sejarawan/redaktur, pada masa pengasingan atau zaman Persia.
Kitab Ulangan
Para ahli sejarah percaya sebagian besar isi kitab ini disusun sewaktu masih di Yerusalem sekitar abad ke 7 sm, pada zaman raja Yoshiah (naik tahta 641-609 sm) yang sedang mengadakan reformasi keagamaan.
Pada akhir abad ke 8 sm, baik Yehuda maupun Israel adalah merupakan negeri vassal dari Asyur/Assyria. Israel kemudian melakukan pemberontakan, dan akhirnya dihancurkan sekitar 722 sm. Rakyatnya banyak yang mengungsi ke Yehuda dan ikut serta dibawa oleh mereka sejumlah tradisi. Salah satunya adalah dewa yang bernama Yahweh, yang sebenarnya sudah dikenal dan juga di puja oleh rakyat Yehuda, akan tetapi konsep dari Israel ini bukan hanya sebagai dewa utama, tetapi hanya satu-satunya dewa yang harus di puja. Tradisi ini mendapat sambutan dari kaum elit dan para bangsawan atau tuan tanah di Yehuda, yang juga memegang kekuatan politis dalam lingkungan istana, mereka pula yang mengangkat Yosiah menjadi raja setelah menggulingkan ayahnya.
Setelah 18 tahun pasca Yoshiah menjadi raja, kekuatan Asyur perlahan melemah dan mengalami kemunduran, dan sebuah pergerakan untuk merdeka dari Asyur mulai menguat dilingkungan istana. Pergerakan ini diiringi pula dengan keinginan membuat ideologi Yahweh sebagai satu-satunya dewa untuk Yehuda. Yoshiah lalu melakukan reformasi besar-besaran dalam bidang keagamaan yang ter-refleksikan dalam kitab Ulangan 5-26, dan menggantikan perjanjian Yehuda dan Asyur, menjadi Yehuda dan Yahweh, perjanjian ini dikisahkan menjadi perintah Musa kepada rakyat Israel (Ulangan 5:1)
Tahap selanjutnya adalah masa pembuangan di Babilon. Penghancuran Yehuda oleh Babylon pada 586 sm dan akhir dari era monarki, membuat kaum elit Deutronomist/sejarawan merefleksikan hal ini dalam spekulasi theologi, dan dalam pengalaman di pembuangan Babilon. Mereka menganggap musibah ini diberikan oleh Yahweh sebagai hukuman karena mereka tidak mematuhi hukum illahi, dan mereka menuangkan hal ini dalam kisah sejarah Israel versi Torah (masa Yoshua hingga raja-raja).
Ketika Persia berkuasa, dan mereka di-izinkan untuk kembali ke Yehuda dan membangun kembali bait Allah, bab 1-4 dan 29-30 ditambahkan kedalam kitab Ulangan sebagai bab pembuka, dan kisah mereka yang akan kembali ke tanah perjanjian, berubah menjadi kisah mengenai sekelompok orang yang akan memasuki tanah perjanjian. Kisah mengenai hal-hal terkait legalitas/hukum pada bab 19-25 adalah refleksi ketika mereka menemui masalah-masalah baru di Yehuda, dan bab 31-34 adalah kesimpulan baru.
Nabi Yesaya yang aktif di Yerusalem 100 tahunan sebelum Yoshiah, tidak pernah menyinggung tentang kisah keluarnya mereka dari negeri Mesir, perjanjian dengan Yahweh, atau hukuman jika tidak menaati hukum-hukumnya; sangat kontras dengan sesama nabi yaitu Hosea, yang aktif di kerajaan Israel seringkali menyinggung tentang kisah keluaran, masa di pengembaraan, perjanjian kudus, marabahaya yang mengintai jika menyembah dewa-dewa asing, dan perlunya untuk menyembah Yahweh sebagai dewa tunggal. Hal ini membuat para ahli berpandangan bahwa tradisi yang tertuang dalam kitab Ulangan ini berasal dari utara/kerajaan Israel. Mengenai apakah seperangkat kode hukum yang terdapat pada bab 12-26 adalah inti dari kitab ini, tertulis pada zaman Yoshiah atau lebih awal lagi masih terjadi perdebatan.
Tema dari kitab Ulangan adalah pada keunikan Yahweh allah Israel, dan perlunya sentralisasi penyembahan secara khusus terhadapnya, dan disinggung pula tentang regulasi sosial. Inti dari tema sekitar Siapakah Allah Israel dan perjanjian apa yang terjalin antara Allah dan bangsanya.
Posisi kitab Ulangan dalam Alkitab, juga menimbulkan teka-teki, dalam menghubungkan kisah pengembaraan bangsa Israel di padang gurun, hingga petualangan mereka di tanah Kanaan. Ada sebuah pendapat bahwa kisah pengembaraan di padang gurun pada kitab Bilangan dapat saja diakhiri, dan dilanjutkan dengan kisah pengembaraan Yoshua di tanah Kanaan dapat, tanpa perlu adanya kitab Ulangan. Inti dari Kitab ulangan dipandang hanya berisi kode hukum dan perjanjian, yang sengaja disisipkan kedalam Torah untuk melegalisasi reformasi relijius yang dilakukan oleh Yoshiah. Akan tetapi ada pendapat lain yang lebih tua yang mengatakan bahwa kitab Ulangan sebenarnya adalah bagian dari kitab Bilangan, dan kisah Yoshua adalah pelengkap menjadikan Kitab bilangan diperluas menjadi kitab khusus yaitu Ulangan.
Kitab Yoshua
Dalam Kitab Yoshua sebenarnya tidak terdapat keterangan tentang siapa penulis buku tersebut. Akan tetapi Talmud Babylon yang ditulis sekitar abad ke 3 atau 5 m, adalah yang pertama kali mencoba menghubungkan tentang siapa penulis dari setiap buku dalam Alkitab, dan dihubungkanlah penulis kitab tersebut kepada Nabi Yoshua. Namun hal tersebut tidak diterima oleh beberapa tokoh seperti John Calvin (1509-1564), menurutnya kitab tersebut pastilah ditulis oleh orang lain setelah wafatnya Yoshua.
Saat ini dikalangan sejarawan terdapat kesepahaman bersama bahwa kitab Yoshua dianggap sebagai dari kitab sejarah Israel atau terdiri dari Ulangan, Yoshua, Samuel dan Raja-raja. Pada tahun 1943 sejarawan Jerman, Martin Noth berpendapat bahwa kitab sejarah ini kemungkinan ditulis oleh penulis tunggal, yang hidup semasa di pembuangan Babylon (abad ke 6 sm). Pada tahun muncul pendapat lain dari sejarawan Amerika, Frank M. Cross, memberi alternatif lain bahwa kitab ini kemungkinan ditulis dimasa pemerintahan raja Yoshiah (abad ke 7 sm), lalu dilanjutkan hingga selesai pada masa pembuangan di Babylon. Dan pendapat sejarawan terakhir adalah kemungkinan kitab ini ditulis oleh lebih dari satu penulis.
Berdasarkan penemuan arkeologi terbaru, muncullah pendapat yang mengatakan bahwa kisah Yoshua kemungkinan besar bukan lah sebuah peristiwa historis. Melihat dari latar belakang kisah Yoshua yang berlangsung pada abad ke 13 sm; yang mana pada masa tersebut banyak kejadian tentang penghancuran banyak kota di Levant. Namun ada kota-kota besar (Hazor dan Lachish) yang juga hancur namun (akibat lain) namun disebutkan dalam kisah Yoshua dihancurkan oleh tentaranya, dan ada kota yang disebut dihancurkan oleh Yoshua justru berdasarkan penelitian terbaru ternyata belum berpenghuni atau pada masa Yoshua memang berupa reruntuhan (Jericho) dan tak berpenghuni.
Kurangnya fakta historis dalam kisah Yoshua ini membuat, beberapa rohaniawan mulai menyarankan kepada pembacanya untuk memprioritaskan pesan theologisnya dan menyadari bahwa pesan inilah yang ingin disampaikan oleh penulis kitab kepada para pembaca/pendengarnya yang hidup pada abad ke 7 dan 6 sm.
Penjelasan lain tentang kitab ini adalah dari Richard Nelson : Perlunya sebuah dasar untuk ideologi kerajaan yang tersentralisasi, yang mana untuk menyatukan kerajaan Israel dan Yehuda dalam sebuah kesamaan asal-usul, yang dikombinasikan dengan legenda dan tradisi kuno seperti kisah keluaran dari Mesir, kepercayaan akan Allah sebagai pelindung supranatural bangsa, dan penjelasan akan kota-kota yang saat itu menjadi reruntuhan, strata sosial dan kelompok etnis/suku (12 suku israel).
Kitab Hakim-hakim
Sumber dari kitab ini adalah dari berbagai cerita rakyat mengenai para pahlawan dari suku-suku di Yehuda/Israel, yang kemudian dimodifikasi menjadi peperangan Yahweh oleh para Deutronomist/sejarawan. Pendapat mayoritas dari para sejarawan adalah kitab ini ditulis oleh penulis tunggal.
Dari pengulangan kalimat "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya", menunjukkan bahwa hal ini (seakan) tertulis pada zaman monarki. Dan pada bagian penutup kitab yang memberi penekanan akan kepemimpinan Yehuda sebanyak 2x, menunjukkan bahwa penulis adalah simpatisan kerajaan Yehuda (1:1-2; 1:3-20s).
Sejak pertengahan abad ke 20 kebanyakan sejarawan sependapat dengan thesis Martin Noth bahwa kitab Ulangan, Yoshua, Hakim-Hakim, Samuel dan Raja-Raja berasal dari satu sumber. Bahwa kisah sejarah ini dituliskan pada masa pembuangan sekitar abad ke 6 sm. Frank Moore lalu muncul dengan pendapat yang berbeda, bahwa bagian pertama dari kisah sejarah itu ditulis di Yerusalem pada masa Yosiah (abad ke 7 sm) lalu dikembangkan di pengasingan seperti pendapat Martin Noth.
Sejarawan meyakini jika sentuhan pihak Deutronomist terlihat pada siklus kejadian pada buku tersebut :
1. Israel jatuh kepada penyembahan berhala
2. Yahweh menghukum mereka dengan ditindas oleh bangsa lain
3. Israel memohon bantuan Yahweh untuk pertolongan
4. Yahweh menunjuk seorang pahlawan utuk melepaskan mereka dari penindasan
5. Setelah beberapa masa yang aman, siklus kembali ke no 1.
Terdapat pula sentuhan humor pada bagian kisah suku Efraim yang dikatakan tidak dapat mengucapkan kata Syibolet
Hakim 12:5-6
Untuk menghadapi suku Efraim itu, maka orang Gilead menduduki tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan. Apabila dari suku Efraim ada yang lari dan berkata: "Biarkanlah aku menyeberang," maka orang Gilead berkata kepadanya: "Orang Efraimkah engkau?" Dan jika ia menjawab: "Bukan," maka mereka berkata kepadanya: "Coba katakan dahulu: syibolet." Jika ia berkata: sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan itu. Pada waktu itu tewaslah dari suku Efraim empat puluh dua ribu orang.
Berdasarkan analisis tersebut, yang mana terdapat gambaran negatif atas suku-suku dari utara, ada yang mengartikan sebagai indikasi bahwa penulisan kitab Hakim-hakim dikerjakan sebelum kehancuran kerajaan Israel pada tahun 722 (yang mana terdapat sentimen anti suku utara di Yehuda).
Kitab Ruth
Awalnya Nabi Samuel dianggap sebagai penulis dari kitab ini, walau kitab Ruth sendiri tidak pernah menyebut nama penulisnya. Penanggalannya diduga pada masa monarki atau di Babylon sebelum masa Ezra, karena tema buku menyinggung tentang leluhur Daud, indikasi lainnya adalah pada abad ke 5 sm, ada gerakan untuk mengenai mencegah kimpoi campur pada zaman Ezra (9:1) dan Nehemia (13:1), mengingat Ruth berasal dari bangsa Moab.
Pendapat lain mengatakan kisah ini mungkin hanyalah metaphor mengingat kesan fiksi yang kuat pada nama-nama figurnya : Mertua Ruth bernama Elimelech (Allah adalah rajaku) dan Naomi (kenyamanan), akan tetapi setelah kematian anaknya yang bernama Mahlon (penyakit) dan Chilion (tersia-siakan), ia mengganti namanya menjadi Mara (Pahit). Menghubungkan Ruth dengan bangsa Moab menimbulkan pertanyaan, dikarenakan sepanjang Alkitab, Moab kerap dihubungkan sebagai musuh bebunyutan Israel, penyembah berhala dan gemar maksiat, bahkan dalam kitab Ulangan 23:3, terdapat larangan yang cukup ekstrim.
Awalnya Nabi Samuel dianggap sebagai penulis dari kitab ini, walau kitab Ruth sendiri tidak pernah menyebut nama penulisnya. Penanggalannya diduga pada masa monarki atau di Babylon sebelum masa Ezra, karena tema buku menyinggung tentang leluhur Daud, indikasi lainnya adalah pada abad ke 5 sm, ada gerakan untuk mengenai mencegah kimpoi campur pada zaman Ezra (9:1) dan Nehemia (13:1), mengingat Ruth berasal dari bangsa Moab.
Pendapat lain mengatakan kisah ini mungkin hanyalah metaphor mengingat kesan fiksi yang kuat pada nama-nama figurnya : Mertua Ruth bernama Elimelech (Allah adalah rajaku) dan Naomi (kenyamanan), akan tetapi setelah kematian anaknya yang bernama Mahlon (penyakit) dan Chilion (tersia-siakan), ia mengganti namanya menjadi Mara (Pahit). Menghubungkan Ruth dengan bangsa Moab menimbulkan pertanyaan, dikarenakan sepanjang Alkitab, Moab kerap dihubungkan sebagai musuh bebunyutan Israel, penyembah berhala dan gemar maksiat, bahkan dalam kitab Ulangan 23:3, terdapat larangan yang cukup ekstrim.
Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya.
Kitab 1 Samuel & 2 Samuel
Kitab ini awalnya adalah 1 kitab, akan tetapi pada Septugiant dipecah menjadi 2. Beberapa versi Alkitab milik agama Yahudi mengikuti tradisi Alkitab kristen sejak abad ke 16 m.
Menurut Talmud, kitab ini hingga 1 Sam 25, ditulis oleh Samuel, dan sisanya dilanjutkan oleh Gad dan Nathan. Akan tetapi pendapat ini telah ditolak oleh para kritikus sejak abad ke 19.
Pandangan umum dikalangan sejarawan, kitab ini ditulis pada masa raja Hezkiah (abad ke 8 sm), lalu dilanjutkan hingga zaman cucunya Yoshia (abad ke 7 sm), dan beberapa bagian ditambahkan pada masa pembuangan di Babylon (abad ke 6 sm), dan selesai kemungkinan pada masa peralihan Persia ke Hellenistik, hal ini terlihat pada 1 Sam 9:8, tentang istilah Syikal perak.
Kitab Raja-Raja
Dalam Alkitab versi Ibrani (milik kaum Yahudi) kitab Raja-raja adalah satu buku tunggal, sama halnya dengan kitab Samuel. Akan tetapi ketika Alkitab diterjemahkan kedalam bahasa Yunani (Septugiant), Kitab Raja2 digabung bersama Samuel, dan ke-4 kitab itu disebut Kitab Kerajaan (Book of Kingdoms).
Gereja Orthodox Yunani masih menggunakan versi tsb hingga saat ini, namun ketika muncul terjemahan ke bahasa Latin (Vulgate), Kitab Kerajaan diubah namanya menjadi kitab Raja-Raja bagian 1 hingga 4. Lalu diubah lagi menjadi : 2 bagian kitab Samuel dan 2 bagian kitab Raja-raja.
Berdasarkan kepercayaan yang berkembang di kaum Yahudi, kitab ini ditulis oleh nabi Yeremiah, ia dikabarkan sempat menyaksikan kejatuhan Yerusalem pada 586 sm.
Pendapat populer dikalangan sejarawan, berasal dari thesis Martin Noth, bahwa kitab raja-raja di buat oleh penulis tunggal yang hidup pada abad ke 6 sm, yang nampak pada gaya bahasa dan pandangan Theologinya (sama dengan buku Ulangan). Akan tetapi ada variasi pendapat bahwa penulisan kitab ini kemungkinan telah di mulai pada masa Yoshiah (abad ke 7 sm), nuansa pro terhadap Yoshiah sangat kental.
Adapula yang berpendapat sejak masa Hezkiah (abad ke 8 sm) yang dipandang sebagai model untuk seorang raja.
Penulis kitab ini nampak kerap kali menyinggung tentang sumbernya : Kitab Salomon (pada kisah tentang Solomon), kitab sejarah raja-raja Yehuda dan kitab sejarah raja-raja Israel, tradisi oral tentang beberapa nabi (Elia, Elisa, Yesaya, Ahia dan Mikaia), serta dari tradisi lain.
Beberapa bagian mungkin ditulis bukan berdasarkan sumber, akan tetapi dari tambahan pribadi penulis. Terlihat dari beberapa nubuat yang menyebutkan tentang kejatuhan Kerajaan Israel, dan Yehuda, munculnya Yoshiah yang dinubuatkan.
Tema kitab ini dibuat menyerupai kitab sejarah, akan tetapi bercampur dengan unsur legenda, kisah rakyat, kisah mujizat.
Dan tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan alasan terjadinya musibah atas Israel dan Yehuda, yang diakibatkan oleh kemarahan Yahweh atas pelanggaran terhadap Hukum dan perintahnya.
Melihat hal diatas pembaca kitab ini harus menyadari, bahwa kitab ini adalah literatur keagamaan/theologi yang dikemas dalam format sejarah.
Bias dengan motif theologi nampak dalam penilaian penulis terhadap para raja Israel, mereka digambarkan dengan negatif. Penulis hanya menyebut sepintas lalu tentang kesuksesan raja Omri dan Yeroboam II, bahkan menghiraukan event sejarah yang sangat penting dalam sejarah Israel yaitu perang Qarqar, dimana Israel dan sekutu mereka Aram sukses menghalau invasi tentara superpower dari Asyur (bahkan para Asyur mengasosiasikan Israel sebagai house of Omri (rumah Omri) dalam prasasti mereka).
Kitab Tawarikh
Melihat isi kitab Tawarikh yang bercerita tentang garis keturunan manusia dari Adam hingga berdirinya monarki Israel dan Yehudah, lalu kehancuran monarki tersebut, diikuti dengan pembuangan di Babilon, akhirnya ditutup dengan titah raja Persia-Cyrus yang memulangkan bangsa ini ke Yerusalem. Maka disimpulkan bahwa kitab ini kemungkinan dibuat sekitar atau setelah masa pemerintahan Cyrus (400-250 sm).
kitab Tawarikh disimpulkan sebagai karya penulis tunggal, lalu mengalami penambahan dan perubahan. Penulisnya kemungkinan adalah seorang pria dari kelompok Imam (suku Lewi), dan berasal dari Yerusalem. Ia adalah pembaca dan editor yang handal, memiliki pengetahuan theologi yang dalam. Tujuannya adalah menggunakan kisah masa lalu bangsa Israel sebagai media untuk menyampaikan pesan relijiusnya, kepada para elit politik dan kaum terdidik Yehuda yang hidup di kekaisaran Persia.
Di kalangan Yahudi dan Kristen, Ezra dipercaya sebagai sang penulis. Akan tetapi dikalangan kritikus, penulisnya tidak dikenal, tetapi ia dipercaya menulis paragraf pembuka pada kitab Ezra-Nehemia (awalnya hanya berupa 1 buku, lalu dipecah menjadi 2 buku).
Sumber yang digunakan oleh penulis adalah dari cikal bakal kitab Kejadian hingga raja-raja.
Kitab Ezra-Nehemiah
Kitab ini awalnya berupa buku tunggal, yang lalu dipecah menjadi 2 buku oleh orang-orang Kristen pada abad 3 masehi. Dan diikuti oleh orang Yahudi pada abad ke 15.
Dalam teks Masoretik kitab ini ditulis sebagian besar menggunakan bahasa Ibrani, dan pada beberapa bagian signifikan menggunakan bahasa Aramaik dan beberapa menggunakan kosa kata Persia kuno, tetapi sedikit mendapat pengaruh Yunani.
Pada awalnya pandangan umum sejarawan penulis Ezra-Nehemiah adalah sama dengan penulis Tawarikh.
Menurut H.G.M Williamson (1987) ada 3 tahap penyusunan kitab ini :
1. Disusun dengan menggunakan berbagai sumber, termasuk dokumen dari Persia.
2. Digabung dengan catatan pribadi milik Ezra dan Nehemiah, sekitar 400 sm
3. Penyusunan Ezra 1-6 (kisah Zerubabbel) adalah tambahan terakhir, yang digunakan sebagai pembukaan kitab, disekitar 300 sm.
Menurut Juha Pakkala (2004), kisah pembangunan bait Allah (Ezra 5:1-6:15) dan riwayat Ezra (Ezra 7-10/Nehemia 8) ditulis secara terpisah hingga digabung oleh editor yang ingin menunjukkan bagaimana Bait Allah dan Torah diperkenalkan kembali kepada rakyat di Yehuda. Editor ini pula menambahkan Ezra 1-5, kombinasi teks ini kemudian dikembangkan oleh pihak Priestly yang lebih menekankan pentingnya Bait Allah dibanding Torah, dan mentransformasi Ezra dari juru tulis kitab menjadi Imam bait Allah, dan menekankan keutamaan komunitas Yehuda yang kembali dari Babylon dari pada yang memilih menetap ditanah pembuangan. Dan akibat campur tangan editor kaum Lewi digabungkanlah Ezra dan Nehemia untuk menghasilkan buku versi final, dan memaparkan pentingnya Torah dan keutamaan kaum Lewi.
Menurut Lester Grabbe (2003), berdasarkan beberapa faktor termasuk penulisan karakter Aramaik serta pada Nehemia 12:22 yang menyinggung raja persia bernama Darius dan ditafsirkan sebagai Darius III (336–330 sm) yang kemudian ditaklukkan oleh Alexander agung dan dimulainya era Hellenistik. Maka kemungkinannya kitab ini mendapat sentuhan editor pada masa Hellenistik.
Kitab Esther
Menurut Talmud kitab ini adalah berdasarkan tulisan Mordecai (sepupu ratu Esther), pendapat lain mengatakan kitab ini adalah novel tema historis untuk menjelaskan asal muasal hari keagamaan Yahudi bernama Purim (memperingati lolosnya bangsa ibrani dari usaha pembantaian pada masa Persia).
Sejarawan Adele Berlin menjelaskan pentingnya menganalisa historisitas dari kisah Esther, untuk membedakan kisah sejarah dan fiksi dalam teks Alkitab, untuk mendapatkan pemahaman yang akurat tentang sejarah dari bangsa Israel. Menurutnya novel-novel berlatar belakang historis, banyak bermunculan pada masa Persia dan Hellnistik.
Kitab Esther adalah salah satu, dari 2 kitab (Kidung Agung, Esther) yang tidak mempunyai nilai theologis, bahkan tidak ada kata Yahweh atau Elohim (Allah) di buku tersebut.
Kitab Esther pada Septuagint berbeda dengan teks Ibrani, hal ini diakibatkan oleh penerjemah Septuagint menggunaan gaya menarasikan isi teks Ibrani kedalam bahasa Yunani, mereka juga menambahkan beberapa kisah didalamnya. Hal ini nampak oleh Jerome ketika ia membuat Alkitab kedalam bahasa Latin (Vulgate). Ia mendeteksi adanya ketidaksamaan dng versi Ibrani, dan menempatkan tambahan kisah tersebut ke pasal 10:4-16:24 (kebanyakan kitab Ester selesai pada 10:3).
Kitab Ayub
Berdasarkan gaya bahasa dan istilah, kitab ini sangat berbeda didalam Alkitab. Hal ini membuat sejarawan Yahudi pada abad ke 12 menyimpulkan kitab Ayub, ditulis dalam bahasa asing lalu diterjemahkan kedalam bahasa Ibrani. Dipercaya bahasa aslinya adalah Aram, Arab atau Edom. Penanggalan untuk kitab ini sangat sulit, ada yang mengatakan beberapa bagian dalam buku berasal dari gaya tulisan abad ke 6 dan 4 sm, dan pada bab 26 dan 32-37 kemungkinan adalah penambahan.
Kitab ini sangat unik, karena mengangkat tema penderitaan bukan lah hukuman dari Tuhan akibat perbuatan dosa, seperti yang terlihat dalam buku lain di Alkitab. Setting dari kisah Ayub berada di tanah Uz kemungkinan di daerah Edom atau utara Arab. Dan nama Ayub dalam bahasa Ibrani adalah iyyov, yang berarti "musuh", dan dalam bahasa Aram oyev berarti "seorang yang bertobat".
Kitab Mazmur
Kitab ini sebenarnya berisi puisi dan lagu-lagu, dan banyak orang menghubungkan kitab ini sebagai karya Raja Daud, mungkin karena Daud dikenal sebagai pemusik bagi raja Saul.
Beberapa tokoh yang disebut dalam kitab ini sebagai penggubah syair adalah Daud (73 syair), Musa (1), Asaph (12), Ben Korah (11), Solomon (2). Dalam Alkitab, umumnya Kitab Mazmur berakhir pada bab 150, akan tetapi dalam Septuagint ia berakhir pada bab 151, ini dari bab 151 ini muncul dalam bahasa Ibrani dan ditemukan pada lembaran Mazmur di Dead Sea Scrolls. Beberapa versi dari Peshitta (Alkitab yang digunakan oleh gereja di Syria dan timur tengah mempunyai bab 152-155. Adapula Mazmur Salomon yang 18 syairnya diperkirakan berasal dari bahasa Ibrani namun yang selamat hanya dalam bahasa Yunani dan Syria. Hal-hal ini mengindikasikan bahwa kitab ini mengambil Syair dari banyak sumber.
Hermann Gunkel, mencoba membedah kitab ini dan membagi Mazmur berdasarkan topik, dan menurutnya ada 5 genre yang ia temukan :
1. Hymne, lagu-lagu yang memuji Tuhan dalam karya penciptaannya dan sejarah. Ada pola yang sering muncul yaitu : dibuka dengan pujian, menjelaskan tujuan memuji, diikuti dengan kalimat penutup.
2. Ratapan umum, biasanya berisi ratapan musibah atau bencana terhadap bangsa, polanya, mengucap nama Allah, mengucapkan jenis penderitaan, mengutuk pihak yang menyebabkan penderitaan, mengeluh karena merasa tidak berdosa atau mengakui kesalahan, meminta pertolongan illahi, mengucapkan keyakinan atas doa yang akan didengar oleh Allah, menanti pertolongan illahi, dan ucapan syukkur.
3. Ratapan individu, atas nasib yang dialami oleh yang bersyair. Biasanya dibuka dengan keluhan terhadap Yahweh, diikuti dengan kalimat ratapan dan permintaan tolong, dan sering diakhiri dengan pernyataan kepercayaan datangnya pertolongan Yahweh.
4. Syair Kerajaan, berhubungan dengan hal-hal kerajaan, pernikahan, pertempuran.
5. Syair pengucapan syukur kepada Yahweh.
6. Syair-syair minor, seperti syair hikmah kebijakan, syair ziarah ke Yerusalem, liturgis, dll.
Kitab Amsal
Kitab ini berisi kumpulan petuah, moralitas, arti hidup. Tema utama yang ingin diangkat adalah ketakutan akan Tuhan adalah permulaan kebijaksanaan. Dan diasosiakikan dengan Solomon sebagai penulisnya.
Dipercaya beberapa dari kitab ini, memiliki pararelitas dengan naskah-naskah tua di Mesopotamia atau Mesir, salah satunya adalah pada catatan "Instruction of Amenemope" (1300-1075 sm).
Kitab Pengkhotbah
penulis kitab ini tidak menjelaskan identitasnya secara nyata, ia hanya menarasikan dirinya dalam buku sebagai anak Daud, raja di Yerusalem. Banyak yang mempercayai penulis buku adalah Solomon diusia tua. Akan tetapi para kritikus menilai kitab ini adalah buatan semasa dipembuangan di Babilon diera akhir zaman Persia dan awal masa Hellenistik.
Penggunaan istilah-istilah Persia dan Aramaik dalam kitab tersebut membuat penanggalan kitab ini disekitar 450-180 sm. Bagi yang berpendapat pada zaman Persia (450-330 sm) karena menilai kurangnya pengaruh bahasa Yunani didalam kitab. Dan yang memposisikan pada zaman Hellenistik (330-180 sm) menilai dalam hal sosial setting dan pemikiran-pemikiran Yunani yang terkandung didalamnya.
Indikasi penggunaan istilah asing, terlihat dari bahasa ibrani yang meminjam istilah Aramaik "tqf" (4:12;6:10), dan tidaklah mungkin sebelum abad ke 7 sm, serta penggunaan kata "pardes" yang berarti anggrek (2:5) dan "pitgam" yang berarti titah (8:11) yang meminjam bahasa Persia. Pengaruh bangsa Persia baru muncul dan meluas pada akhir abad ke 6 sm (559 sm). Indikasi lain adalah kata avadeyhem yang berarti "perbuatan-perbuatan mereka" (9:1) adalah bahasa Aramaik dan bukan Ibrani. Serta penggunaan kata "illu" adalah istilah Aramaik dan setara dengan bahasa Ibrani sebelum pembuangan "lu", hanya muncul dalam (6:6) dan Esther 7:4, yang kemungkinan berasal dari abad 3 sm.
Indikasi pada konten yang nampak dan berbau Hellenistik adalah tentang perlombaan lari (9:11), yang mulai memasuki Timur-Tengah pada abad ke 3 sm (329 sm adalah tahun penaklukan Yunani terhadap Persia).
Menurut kritikus, buku ini dimodifikasi dari sebuah sumber sekular tentang autobiografi fiksi yang banyak beredar di timur tengah pada zaman lalu, yang sering kali karakternya adalah seorang raja yang mencari kebijaksanaan. Tema kebijaksanaan adalah topik favorit untuk literatur di masa lalu, dimana banyak dikumpulkan oleh para pejabat istana untuk dijadikan rujukan bagi calon pejabat; diyakini beberapa dari literatur ini di terjemahkan kedalam bahasa Ibrani dan mempengaruhi kitab Amsal, ia kemungkinan terpengaruh akan filosofi Yunani dari aliran Stoicism, yang mempercayai jika segala sesuatu sudah ditakdirkan, dan pemikiran Epicureanism, yang berpendapat kebahagiaan terbesar didapat dengan mempraktekkan kehidupan sederhana.
Kitab Kidung Agung
Dipercaya kitab ini adalah karya dari raja Solomon, dan dipercaya dalam Talmud buku ini ditulis oleh raja Hezkiah. Akan tetapi jika dilihat dari penggunaan kosa-kata, morfologi, idiom dan syntaks penulisan, maka disimpulkan penulisannya mendapat pengaruh bahasa Aramaik yang kuat. Dan penanggalan kitab ini dimasa pembuangan di Babilon.
Sejak abad ke 1 masehi kitab ini dianggap sebagai kontroversi, dan para rabbi diabad ke 2 masehi pernah berdebat apakah kitab ini patut dimasukkan dalam kitab suci, dan Rabbi Akiba membelanya dan menganggap kitab ini adalah yang suci dari tersuci. Dan melarang siapa saja yang mencoba untuk menyanyikan syair dari kitab ini pada pesta-pesta, hingga membuatnya selevel dengan lagu vulgar, akan dibawa musibah kepadanya (Sanhedrin 101a).
Dalam liturgi di synagoge, syair dari kitab ini dinyanyikan pada hari Shabath atau Paskah sebagai simbol cinta kaum Yahudi terhadap Yahweh.
Kitab Yesaya
Dipercaya secara luas oleh kalangan agamawan bahwa nabi Yesaya adalah penulis kitab ini. Bagi kalangan kritikus penulis kitab ini bukanlah karya perseorangan. Berikut adalah hasil pengamatan mereka :
1. Situasi historis, Bab 40-55 Yerusalem diceritakan telah hancur (ini tidak ternubuatkan oleh Yesaya) dan pembuangan di Babilon telah terjadi - yang dibahas dalam sudut pandang penulis adalah, pembuangan akan segera berakhir. Bab 56-66 mengasumsikan kejadian tentang orang-orang telah kembali ke Yerusalem dan pembangunan Bait Allah dimulai.
2. Anonimitas - Nama Yesaya secara tiba-tiba tidak digunakan sesudah bab 39.
3. Gaya - Secara mendadak terdapat perubahan gaya bahasa dan theologi setelah bab 40; beberapa kata kunci dan kalimat yang ditemukan pada bab ini tidak ditemukan dibagian lain.
Pengamatan hal diatas membuat para kritikus berkesimpulan bahwa buku tersebut terbagi atas 3 bagian, yang diberi nama proto-Yesaya, Deutero-Yesaya, dan Trito-Yesaya. Walau penulis meng-anonimkan dirinya, diyakini kesemuanya adalah para imam (priestly).
Kitab Yeremiah
Kitab Yeremiah dapat ditemukan dalam 2 versi, dalam teks Yunani/Septugiant yang berasal sekitar abad ke 2 sm, dan dalam teks Ibrani (Masoretik). Versi Yunani lebih pendek dibanding Ibrani, serta susunannya pun berbeda, namun versi Yunani lebih tua dibanding Masoretik. Versi Yunani dapat ditemukan pada Alkitab milik gereja Ortodox Yunani.
Menurut para ahli ada 3 tipe jenis materi yang diraut dalam buku ini, yaitu : puisi, narasi dan biografi yang berasal dari berbagai sumber. perkataan asli Yeremiah mungkin dapat ditemukan dalam bab 1-25, tapi secara keseluruhan buku tersebut telah mengalami editing dan penambahan oleh pengikut atau muridnya (Baruch) atau juga oleh pihak deutronimist. Dan penanggalannya berdasarkan analisa konten, buku ini adalah tipikal literatur jaman Persia awal atau sebelum abad ke 2 sm.
Kitab Ratapan
Secara tradisi kitab ini dipercaya hasil karya nabi Yeremiah, ada yang mereferensikan pada kitab
2 Taw 35:25
Yeremia membuat suatu syair ratapan mengenai Yosia. Dan sampai sekarang ini semua penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan menyanyikan syair-syair ratapan mengenai Yosia, dan mereka jadikan itu suatu kebiasaan di Israel. Semuanya itu tertulis dalam Syair-syair Ratapan.
Penanggalan buku ini diperkirakan pada masa penghancuran Yerusalem (586-520 sm), puisinya kemungkinan berasal dari penduduk Yehuda yang tidak ikut diasingan di Babylon.
Ada 2 pendapat mengenai jumlah penulis buku. Pendapat pertama mengatakan dari nuansa sudut pandang sang saksi mata yang berubah-ubah, yang dikaitkan dengan gender, : pada bab 1 dan 2 bernuansa feminim, dan bab 3 maskulin, sementara ke 4,5 adalah kesaksian penghancuran Yerusalem.
Pendapat ke-dua, mengatakan adanya kesamaan gaya, kosa kata dan theologi, maka dapat disimpulkan penulisnya adalah satu orang.
Kitab Yehezkiel
Di dalam kitab ini tertulis secara jelas nama penulisnya, yaitu Yehezkiel bin Buzi lahir dari keluarga Imam di Yerusalem (623 sm, pada zaman Yoshiah), yang sempat hidup dipembuangan di Babylon (593-571 sm). Kebanyakan ahli biblikal menerima otentisitas pengarangnya, namun menggaris bawahi tentang banyaknya penambahan signifikan oleh pengikut Yehezkiel. kitab Yehezkiel pada Septugiant lebih pendek dibanding versi Masoretik.
Kitab Daniel
Kitab ini adalah salah satu dari literatur keagamaan Yahudi ber-genre apokaliptik (akhir zaman). Walau buku ini dipercaya sebagai tulisan Daniel sang cenayang, bab 1-6 adalah suara dari narator tanpa nama, terkecuali pada bab 4 yang mana dalam bentuk surat dari Nebuchadnezzar; hanya pada bab 7-12 yang memperlihatkan sisi Daniel, yang di perkenalkan oleh sang narator pada bab 7 dan 10.
Penulis kitab ini kemungkinan adalah seorang pemuka Ibrani yang terdidik dan berpengetahuan luas mengenai budaya Yunani. Nama Daniel dipilih sebagai tokoh utama mungkin karena reputasi sosok ini sebagai cenayang yang bijak dalam tradisi Ibrani. Yehezkiel, yang hidup selama pembuangan di Babilon, pernah menyebut nama Daniel yang disandingkan bersama Nuh dan Ayub (Yeh 14:14), sebagai figur legendaris dengan kebijaksanaannya (28:3). Ada pula figur Daniel (Lebih akurat Dan'el, namun pengucapan keudanya sangat mirip dan dianggap sama) adalah kisah rakyat yang populer dari Ugarit sejak abad ke 20 sm, tapi masih dikenang sebagai teladan.
Kitab Daniel tidak termasuk dalam daftar kitab Yahudi disekitar tahun 200 sm, dan Yeshua ben Sirah, seorang pemuka Yahudi yang hidup sekitar 180 sm, tidak pernah menyebut tokoh Daniel (dia menyebut hampir semua tokoh-tokoh dalam Alkitab), sehingga disimpulkan ben Sirah tidak pernah mendengar tentang kitab ini.
Kitab Daniel tertua masih dapat di temukan dalam naskah Masoretik yang terdiri dari 12 bab, dan dalam Septugiant (100 sm) dalam versi yang lebih panjang hampir 2x lipatnya. Dalam Septugiant kitab ini terdapat kisah : Doa Azariah dan nyanyian 3 anak kudus, kisah Susanna sang penatua, dan kisah Bel dan sang Naga. Namun kitab versi Septuagint karya Theodotion dari abad ke 2 masehi menggantikan Septuagint moderen dan nampaknya sama dengan Masoretik (yang lebih pendek).
Pada Dead Sea Scrolls, Kitab Daniel hanya terdiri dari beberapa bab yang tidak lengkap, dan berasal dari 125 sm - 50 masehi (lebih mirip dengan Masoreti yang tidak lebih dari 12 bab), ada 2 bahasa yang digunakan secara bergantian pada Dead Sea Scrolls yaitu Aramaik dan Ibrani.
Melihat nubuat yang sangat akurat mengenai karir Antiochus IV Epiphanes : 2 kampanye militer ke Mesir (169 dan 167 sm), menistakan bait Allah (menaruh patung Zeus didalam bait Allah, dan menyembelih babi di bait Allah), tapi penulis nampaknya tidak tahu akan peristiwa pembersihan bait Allah dari berhala (pemberontakan Macabee), atau kematian Antiochus (164 sm). Maka bab 10-12 kemungkinan ditulis disekitar 167 dan 164 sm.
Kitab Hosea
Buku ini membahas tentang kisah akhir bangsa Israel. Dan pentingnya sikap Intoleran terhadap allah lain dan rumah ibadah non Yahweh, terlihat lebih fokus membahas tentang dosa bangsa Israel terhadap Yahweh, serta rencana restorasi oleh Yahweh (kasih seorang suami yang menerima kembali istrinya yang melacur - perumpamaan Hosea).
Penanggalan buku ini amat sulit dalam derajat ketepatannya. Pendapat yang populer menempatkannya dimasa Persia awal, sewaktu bangsa Yehuda kembali memasuki Yerusalem dan memulai kembali peribadatan Yahweh, hal ini nampak pada buku dengan sentuhan akan paham munculnya kembali garis keturunan David di Yerusalem, yang populer pada masa Persia awal tersebut. (Hosea 3:5)
Kitab Yoel
Tidak ada keterangan yang dapat dijadikan referensi untuk menentukan tahun kehidupan nabi Yoel, dan para ahli saling berbeda pendapat, berikut perkiraan mereka :
1. Pada abad ke 9 sm, masa pemerintahan raja Yoash (dengan demikian maka Yoel adalah salah satu nabi awal yang tulisannya dibukukan dalam Alkitab)
2. Sekitar 630-578 sm, dalam masa akhir kerajaan Yehudah (se-zaman dengan nabi Yeremiah, Yehezkiel dan habakkuk)
3. Sekitar 520-500 sm, sewaktu kembalinya bangsa Yehudah dari pembuangan (se-zaman dengan Zakariah dan Haggai)
4. Sekitar 400 sm, pada zaman akhir ke-kaisaran Persia(dengan demikian maka Yoael adalah termasuk nabi-nabi akhir yang terselamatkan tulisannya)
Kitab Amos
Amos hidup pada zaman Yeroboam bin Yoash (Yeroboam III), raja Israel (793-753 sm), dan masa Uzia raja Yehuda. Ia hidup sezaman dengan nabi Hosea (atau setelahnya) dan aktif sebagai nabi di kerajaan Israel.
Petunjuk ttg masa Hidup Amos tentang gempa besar di Yudea, diteruskan hingga 200 tahun kemudian, pada buku Zakaria :
Amos 1:1 Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa, tentang Israel pada zaman Uzia, raja Yehuda, dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua tahun sebelum gempa bumi.
Zakaria 14:5 Maka tertutuplah lembah gunung-gunung-Ku, sebab lembah gunung itu akan menyentuh sisinya; dan kamu akan melarikan diri seperti kamu pernah melarikan diri oleh karena gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda. Lalu TUHAN, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia.
Dengan demikian Amos memulai karir sebagai nabi sekitar tahun 767-753 sm atau 765-760 sm. Pada masa ini Kerajaan Ashur sedang berperang dengan bangsa Aram-Damaskus selama beberapa tahun, dan ancaman Aram untuk bangsa Israel menjadi hilang, sebagai akibatnya kekuatan Israel menguat dibanding bangsa Ammon, Moab atau Edom. Israel mencapai masa emas pada zaman ini, cukup berkorelasi dengan tema khotbah Amos yang banyak berbicara tentang keadilan sosial dan moralitas, ke-maha-kuasaan dan nubuat atas datangnya hukuman Yahweh. Diperkirakan kaum Elit menjadi kaya dan memaksa kaum petani bekerja lebih keras untuk memenuhi industri minyak dan anggur.
Mengenai nubuat kejatuhan Yerusalem, Tirus/Tyre, Edom (1-2,2:7,10-12,5:25-27; 7:9; 8:3-14; 9:7-15) diperkirakan hasil redaksi oleh editor pada masa pembuangan di Babilon.
Kitab Obaja
Berisi tentang nubuat atas kejatuhan Edom, dan restorasi untuk Israel, dan hanya terdiri dari 21 ayat membuatnya sebagai buku terpendek dalam Alkitab. Bangsa Edom sepanjang sejarahnya kebanyakan dibawah kendali bangsa Yehudah (sebagi negeri Vassal). Pada tahun 597 sm, Nebuchadnezzar menjarah Yerusalem dibantu oleh bangsa Edom, dan membuat raja Yehuda diasingkan. Obaja membuat nubuat sekitar 590 sm, sebagai peringatan atas Edom (Obaja 1:11,13). Dimana tanah Edom akan dikuasai oleh Mesir dan bangsa mereka akan hilang untuk selama-lamanya, tetapi keturunan Israel/Yehudah akan kembali dari pembuangan dan menguasai tanah Edom.
Masa hidup Obaja sulit dipastikan karena kurangnya informasi tentang Obaja dalam Alkitab. Beberapa usaha penggalian informasi berasal dari tema buku ini adalah, Edom dihancurkan karena tidak ikut membantu saudara sebangsanya Israel (anak Yakub) ketika diserang oleh bangsa asing. Dan pada masa ini hidup pula nabi Elia yang diceritakan sempat bertemu dengan Obaja yang hidup dikerajaan Israel dalam istana raja Ahab.
Quote:
Obaja 1
10. Karena kekerasan terhadap saudaramu Yakub, maka cela akan meliputi engkau, dan engkau akan dilenyapkan untuk selama-lamanya.
11. Pada waktu engkau berdiri di kejauhan, sedang orang-orang luar mengangkut kekayaan Yerusalem dan orang-orang asing memasuki pintu gerbangnya dan membuang undi atasnya, engkau pun seperti salah seorang dari mereka itu.
12. Janganlah memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya; dan janganlah membual pada hari kesusahannya.
13. Janganlah masuk ke pintu gerbang umat-Ku pada hari sialnya, bahkan janganlah memandang ringan malapetaka yang menimpanya pada hari sialnya; dan janganlah merenggut kekayaannya pada hari sialnya.
14. Janganlah berdiri di persimpangan untuk melenyapkan orang-orangnya yang luput, dan janganlah serahkan orang-orangnya yang terlepas pada hari kesusahan.
15. Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri.
Pada tahun 853-841 sm Yerusalem dijarah oleh bangsa Filistin bersama bangsa Arab semasa raja Yehoram (2 Raja 8:20-22, 2 Taw 21:8-20) - Bangsa Arab dengan bebas melewati tanah Edom ketika menyerang Yehuda.
Quote:
2 Taw 21
8 Pada zamannya memberontaklah Edom terhadap kekuasaan Yehuda dan mereka mengangkat seorang raja atas mereka sendiri.
...
12. Lalu sampailah kepadanya sebuah surat dari nabi Elia yang bunyinya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Karena engkau tidak hidup mengikuti jejak Yosafat, ayahmu, dan Asa, raja Yehuda,
..
16. Lalu TUHAN menggerakkan hati orang Filistin dan orang Arab yang tinggal berdekatan dengan orang Etiopia untuk melawan Yoram.
17. Maka mereka maju melawan Yehuda, memasukinya dan mengangkut segala harta milik yang terdapat di dalam istana raja sebagai jarahan, juga anak-anak dan isteri-isterinya, sehingga tidak ada seorang anak yang tinggal padanya kecuali Yoahas, anaknya yang bungsu.
Elia dan Obaja hidup se-zaman pada masa Ahab (diperkirakan tahun 885-850 sm) :
Quote:
1 Raja 18
1. Dan sesudah beberapa lama, datanglah firman TUHAN kepada Elia dalam tahun yang ketiga: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab Aku hendak memberi hujan ke atas muka bumi."
2. Lalu pergilah Elia memperlihatkan diri kepada Ahab. Adapun kelaparan itu berat di Samaria.
3. Sebab itu Ahab telah memanggil Obaja yang menjadi kepala istana. Obaja itu seorang yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN.
Dari informasi diatas Obaja nampaknya membicarakan kejadian pada tahun abad ke 9 sm. Namun ada pula indikasi bahwa Obaja hidup seangkatan dengan Yeremiah pada abad ke 6/7 sm, nampak pada kesamaan Obaja 1:1-9 dan Yeremiah 49:7-22
Quote:
Obaja 1:
1. Penglihatan Obaja. Beginilah firman Tuhan ALLAH tentang Edom--suatu kabar telah kami dengar dari TUHAN, seorang utusan telah disuruh ke tengah bangsa-bangsa: "Bangunlah, marilah kita bangkit memeranginya!" --
2. Sesungguhnya, Aku membuat engkau kecil di antara bangsa-bangsa, engkau dihinakan sangat.
3. Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?"
4. Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sanapun Aku akan menurunkan engkau, --demikianlah firman TUHAN.
5. Jika malam-malam pencuri atau perampok datang kepadamu--betapa engkau dibinasakannya--bukankah mereka akan mencuri seberapa yang diperlukannya? Jika pemetik buah anggur datang kepadamu, bukankah mereka akan meninggalkan sisa-sisa pemetikannya?
6. Betapa kaum Esau digeledah, betapa harta bendanya yang tersembunyi dicari-cari!
7. Sampai ke tapal batas engkau diusir oleh semua teman sekutumu; engkau diperdayakan, dikalahkan oleh sahabat-sahabatmu. Siapa yang makan sehidangan dengan engkau memasang jerat terhadap engkau. --Tidak ada pengertian padanya.
8. Bukankah pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan melenyapkan orang-orang bijaksana dari Edom, dan pengertian dari pegunungan Esau?
9. Juga para pahlawanmu, hai Teman, akan tertegun, supaya semua orang di pegunungan Esau lenyap terbunuh.
Kesamaan dengan :
Quote:
Yeremia 49
7. Mengenai Edom. Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Tidak adakah lagi kebijaksanaan di Teman? Sudah hilangkah pertimbangan dari orang-orang yang berakal budi, sudah busukkah kebijaksanaan mereka?
8. Larilah cepat, bersembunyilah dalam liang-liang, hai penduduk Dedan! Sebab malapetaka akan Kudatangkan atas Esau, pada waktu Aku menghukum dia.
9. Jika pemetik buah anggur datang kepadamu, mereka tidak akan meninggalkan sisa-sisa pemetikannya! Jika malam-malam pencuri datang kepadamu, mereka akan merusakkan sepuas-puasnya!
10. Tetapi Aku ini telah menelanjangi Esau, telah menyingkapkan tempat-tempat persembunyiannya, sehingga ia tidak dapat menyembunyikan diri lagi. Keturunannya telah binasa dan saudara-saudaranya dan bangsa-bangsa tetangganya tidak ada lagi.
11. Tinggalkanlah anak-anak yatimmu, aku akan menghidupi mereka; biarlah janda-jandamu menaruh kepercayaan padaku!"
12. Sebab beginilah firman TUHAN: "Sedangkan orang-orang yang tidak selayaknya meminum isi piala itu telah terpaksa meminumnya, masakan engkau ini akan bebas dari hukuman? Engkau tidak akan bebas dari hukuman, tetapi mesti meminumnya!
13. Sebab Aku telah bersumpah demi diri-Ku, demikianlah firman TUHAN, bahwa Bozra akan menjadi ketandusan, cela, keruntuhan dan kutuk, dan segala kotanya akan menjadi reruntuhan yang kekal."
14. Suatu kabar telah kudengar dari TUHAN, seorang utusan telah disuruh ke tengah-tengah bangsa-bangsa: "Berkumpullah, pergilah menyerangnya, bersiaplah untuk bertempur!
15. Sebab sesungguhnya, Aku membuat engkau kecil di antara bangsa-bangsa, dihinakan di antara manusia.
16. Sikapmu yang menggemetarkan orang memperdayakan engkau, dan keangkuhan hatimu, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, yang menduduki tempat tinggi bukit! Sekalipun engkau membuat sarangmu tinggi seperti burung rajawali, Aku akan menurunkan engkau dari sana, demikianlah firman TUHAN.
17. Edom akan menjadi ketandusan; setiap orang yang melewatinya akan merasa ngeri dan bersuit karena segala pukulan yang dideritanya.
18. Seperti pada waktu ditunggangbalikkannya Sodom dan Gomora dan kota-kota tetangganya--firman TUHAN--maka seorangpun tidak akan diam lagi di sana dan seorang manusiapun tidak akan tinggal lagi di dalamnya.
19. Sesungguhnya, seperti singa yang bangkit keluar dari hutan belukar sungai Yordan mendatangi padang rumput tempat kawanan domba, demikianlah Aku akan membuat mereka lari dengan tiba-tiba dari negeri itu dan mengangkat di dalamnya dia yang Kupilih. Sebab siapakah yang seperti Aku? Siapakah yang berani mendakwa Aku? Siapakah gerangan gembala yang tahan menghadapi Aku?
20. Sebab itu dengarlah putusan yang telah diambil TUHAN terhadap Edom dan rancangan-rancangan yang telah dibuat-Nya terhadap penduduk Teman: Bahwa sesungguhnya, yang paling lemahpun di antara kawanan domba akan diseret. Bahwa sesungguhnya, padang rumput mereka sendiri akan merasa ngeri terhadap mereka.
21. Bumi akan goncang karena bunyi jatuhnya mereka; teriakan mereka akan terdengar bunyinya di Laut Teberau.
22. Sesungguhnya, ia naik terbang seperti burung rajawali, melayang dan mengembangkan sayapnya ke atas Bozra. Hati para pahlawan Edom pada waktu itu akan seperti hati perempuan yang sakit beranak."
Mayoritas para ahli meletakkan masa hidup Obaja pada masa pemerintahan Yehoakim (604 sm), hidup se-zaman dengan Yeremiah dan Obaja 1:11-14 adalah merefer pada masa Nebuchadnezzar menjarah Yerusalem (586 sm) - perlu diketahui Nebuchadnezzar menggempur Yerusalem berkali-kali.
Menurut para ahli biblikal ada dugaan kuat jika Kitab Yeremiah dan Obaja memakai sumber yang sama.
Kitab Yunus
Kitab ini populer dikalangan anak-anak dan sering dibacakan pada sore hari perayaan Yom Kippur.
Setting kitab ini berada di kota tua kerajaan Ashur yaitu Nineveh yang kemudian dihancurkan oleh koalisi Babilon dan Media/Medes. Dengan tokoh utama bernama Yunus yang berarti "merpati", cukup unik dibanding Yesaya yang berarti "Yahweh penyelamatku". Berdasarkan informasi dari 2 Raja 14:25, maka masa hidup Yunus adalah pada masa raja Yeroboam II sekitar tahun 785 sm.
Kitab ini ditulis pada abad ke 5 atau 4 sm, dan yang pasti tidak melewati abad ke 3 sm karena tokoh Yunus terindentifikasi sebagai bagian dari kelompok Nabi minor pada buku Wisdom of Ben Sira - ditulis sekitar tahun 190 sm. Kitab Yunus diperkirakan ditulis se-zaman dengan penulisan kitab Ruth, hal ini terlihat dari kemiripan tema yaitu menentang semangat eksklusivitas dan nasionalisme Yehudah (terlihat pada kitab Ezra dan Nehemiah) dan kasih Yahweh tercurah pula pada bangsa asing.
Kitab Mikha
Karakter nabi Mikha hidup di Yehudah pada masa Yehotam, Ahaz dan Hezkiah, sekitar 750-700 sm.
Latar belakang sejarah nabi Mikha adalah, Pada saat Israel, Yehudah serta bangsa disekitarnya baru saja merasakan masa aman yang cukup panjang. Kini mereka mendapatkan ancaman dari kerajaan Ashur yang sedang meningkat kekuatan dan pengaruhnya. Diantara tahun 734 dan 727 sm, raja Ashur Tiglath-Pileser III mengadakan kampanye militer ke Palestina. Akibatnya Israel, Yehudah dan Filistin menjadi negeri vassal, Amon, Moab dan Edom dijarah serta Aram dihilangkan dalam sejarah.
Namun setelah kematian Tiglath-Pileser, Israel memberontak akibatnya Kerajaan Ashur menghancurkan ibukota Samaria pada tahun 721 sm setelah pengepungan selama 3 tahun. Mikha 1:2-7 menceritakan kejadian tersebut sebagai hukuman dari Yahweh karena menyembah berhala serta penindasan terhadap wong cilik. Serangan atas Israel membuat gelombang pengungsi besar-besaran ke wilayah Yehudah, yang meningkatkan ketegangan sosial, sementara disaat yang sama penguasa di Yerusalem harus mengerahkan sumber dana untuk mempertahankan diri dari ancaman Ashur.
Ketika invasi kerajaan Ashur pada 701 sm, mereka bergerak melalui daerah pantai di Filistin serta diwilayah Shephelah, yang berbatasan dengan desa Moresheth tempat tinggal Mikha, tidak jauh pula dari sana, terdapat sebuah kota besar ke-2 milik Yehudah bernama Lachish/Lakis, kejadian ini terdapat dalam Mikha 1:8-16, ketika Mikha memperingati kota tersebut akan datangnya musibah.
Beberapa ahli biblikal berpendapat hanya bab 1-3 dari kitab Mikha yang berasal dari abad ke 8 sm. Selebihnya adalah penambahan setelah dibangun ulangnya Bait Allah pada tahun 515 sm, masa dimana kitab ini telah final. Bagian dari bab 1-3, adalah kumpulan dari ucapan-ucapan tokoh historis Mikha, yang mengecam kebijakan penguasa yang menindas kaum miskin, dan invasi kerajaan Ashur adalah bentuk hukuman Yahweh atas penguasa korup tersebut, termasuk dengan nubuat akan hancurnya Bait Allah. Nubuat ini belum terjadi pada hidup Mikha, tetapi beberapa ratus tahun kemudian ketika Yehudah mendapat situasi serupa dengan kerajaan Neo-Babylon, nubuat Mikha kemudian mendapat sentuhan ulang untuk merefleksikan situasi barunya. Dan setelah Yerusalem benar-benar telah dihancurkan, kitabnya direvisi dan diperluas untuk merefleksikan situasi pada saat pembuangan dan kembalinya mereka ke Yerusalem pada zaman kekaisaran Persia.
Berikut ringkasan isi kitab Mikha
1. Pembukaan (1:1)
2. Penghakiman atas Samaria (1:2-7)
3. Peringatan hukuman serupa terhadap kota-kota Yehudah (1:8-16)
4. Kutukan atas penguasa korup (2:15)
5. Janji dan pengharapan keselamatan dari Zion (2:12-13; 4:1-7)
6. Ratapan atas kejatuhan Yerusalem (7:8-10)
7. Nubuat atas restorasi (7:11-13)
8. Pengharapan atas masa depan (7:14-17)
Kitab Nahum
Sangat sedikit informasi tentang karakter nabi Nahum (arti Nahum adalah penghibur), ia berasal dari kota Alqosh (Nahum 1:1) yang diperkirakan berada di Syria dengan nama Alqosh pula, ataukah di Kapernaum - Galilea. Kitab ini dipercaya oleh para ahli ditulis pada saat penghancuran kota Nineveh, ibu kota kerajaan Ashur oleh bangsa Medes/Media dan Ne0-Babilon (Kasdim/Chaldean) pada tahun 612 sm. Nineveh disamakan dengan kota Thebes di Mesir, yang hancur oleh Ashur pada tahun 663 sm (Nahum 3:8). Melihat konten dari kitab ini ada yang berpendapat jika judul kitab ini seharusnya "Perayaan Kehancuran Ashur", Dan ini adalah sebuah pesan untuk menyenangkan rakyat Israel dan Yehudah yang pernah mengalami kekejaman bangsa Ashur. Kontras dengan kitab Yunus, dimana Yahweh menampakkan kasihnya kepada penduduk Nineveh, dalam kitab Nahum yang dinampakkan adalah proses kejatuhannya yang penuh kekejaman.
Berikut latar belakang penghancuran Nineveh, ibu kota kerajaan Ashur yang kala itu adalah sebuah kekuatan super power di Mesopotamia. Nineveh diperluas pada masa raja Ashurbanipal, menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan dunia, yang disinggung oleh Nahum (3:1) sebagai kota penumpah darah dan perampok, merujuk pada aktivitas militer kekaisaran Neo-Assyria yang seringkali meminta upeti, menjarah dan menghancurkan kota-kota yang ditaklukkannya.
Yunus pernah memberi peringatan akan kehancuran Nineveh, di-ikuti oleh Nahum dan Zefanya (Zef 2:4-15). Berdasarkan penggalian arkeologis Nineveh mencapai kejayaannya pada masa Sanherib/Sennacherib (705-681 sm), Esarhaddon (681-669 sm), dan Ashurbanipal (669-633 sm). Kota ini dikelilingi oleh tembok raksasa sepanjang hampir 13 km. Dialiri oleh sungai-sungai buatan, istana dan perpustakaan yang berisi 20.000 keping tablet (batu tulis), termasuk didalamnya Enuma Elish-kisah penciptaan versi Mesopotamia dan Epic of Gilgamesh - kisah banjir besar.
Dalam tablet "Babylonian Chronicle", tercatat tentang detik-detik kejatuhan Nineveh, pada saat itu Naboplassar raja Neo-Babylon bergabung dengan Cyaxares raja Medes/Media, serta beberapa raja-raja dari negeri kecil lainnya menyerang kerajaan Ashur yang sedang dalam kekacauan internal akibat perebutan tahtah pasca wafatnya Ashurbanipal, awalnya koalisi ini menghancurkan kota Kalhu (Nimrod) pada tahun 616 sm, lalu mengepung Nineveh selama 3 bulan pada tahun 612 sm.
Kerajaan Ashur sempat bertahan selama beberapa tahun setelah kejatuhan benteng-bentengnya, dan bala bantuan oleh firaun Neco II dari Mesir tak kunjung datang akibat dicegah oleh raja Yoshia - Yehudah, pada tahun 609 sm. Dan ke-kaisaran Ashur musnah untuk selamanya pada tahun 605 sm.
Time Line yang berkaitan dengan kitab ini
663 sm penghancuran kota Thebes di Mesir oleh Ashur, dibawah pimpinan raja Ashurbanipal (Mesir kemudian menjadi negeri Vassal dan dipimpin oleh firaun pilihan raja Ashur).
628 sm Kematian raja Ashur, Ashurbanipal, yang di-ikuti dengan perebutan kekuasaan.
612 sm Penghancuran kota Nineveh di Ashur oleh koalisi negeri Vassal mereka, yakni Neo-Babylon/Kasdim & Medes
609 sm Firaun Necho II dihadang oleh Yoshia raja Yehuda (majikan Yehuda adalah bangsa Kasdim), ketika ingin membantu kerajaan Ashur, majikan Mesir.
605 sm Musnahnya kerajaan Ashur.
Kitab Habakuk
Karakter nabi Habakuk dipercaya menulis buku ini pada pertengahan abad ke-7 sm, sesaat sebelum jatuhnya Yerusalem ketangan bangsa Kasdim/Chaldean/Neo-Babilon. Berdasarkan konten buku yang nampak seperti liturgi, ahli biblikal berpendapat sosok Habakuk adalah penyanyi dari suku Lewi di Bait Allah. Tidak ada informasi tentang Habakuk didalam buku ini atau Alkitab, hanya judul buku saja yang tertulis "Ucapan ilahi dalam penglihatan nabi Habakuk. (Habakuk 1:1)" dan "Doa nabi Habakuk. Menurut nada ratapan. (Habakuk 3:1)".
Walau namanya tidak pernah muncul dalam Alkitab, dalam tradisi para Rabbi, Habakuk adalah anak perempuan Sunem yang dibangkitkan oleh nabi Elisa pada 2 raja 4. Dalam bagian kitab Daniel yang terbuang pada bab "Bel dan sang Naga", Habakuk adalah anak dari Yoshua dari suku Lewi, disana Habakuk dibawah oleh malaikat ke Babylon dan memberi makan Daniel didalam kandang singa.
Masa hidup Habakuk juga tidak diketahui secara jelas, tetapi melihat referensi dari kitab ini, terlihat tentang kebangkitan bangsa Chaldean/Kasdim (1:6-11), membuatnya diprediksi hidup pada masa raja Yoyakim (609-598 sm). Pada masa itu kekuatan Neo-Babilon sedang menanjak, bangsa Kasdim baru saja menghancurkan ibukota kerajaan Ashur, Nineveh pada tahun 612 sm. Bangsa Kasdim kemudian memperluas pengaruhnya dan bergerak menuju Yerusalem.
Tema dari buku ini adalah, bagaimana iman dan kepercayaan kepada Yahweh itu bertumbuh dari kebingungan lalu keraguan hingga menjadi percaya. Habakuk menjelaskan bahwa Yahweh lah yang membangkitkan kekuatan bangsa Kasdim/Neo-Babilon untuk menghukum Yehudah akibat dosa-dosanya.
Buku ini dibuka dengan Habakuk yang mempertanyakan kebijaksanaan Allah terhadap kezaliman : (1:2-3) "Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi."
Kemudian, Allah menjawab akan membangkitkan bangsa Chaldean/Kasdim untuk menghukum bangsa pilihannya (1:5-11)
5. Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.
6. Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka.
7. Bangsa itu dahsyat dan menakutkan; keadilannya dan keluhurannya berasal dari padanya sendiri.
8. Kudanya lebih cepat dari pada macan tutul, dan lebih ganas dari pada serigala pada waktu malam; pasukan berkudanya datang menderap, dari jauh mereka datang, terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa.
9. Seluruh bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan, serbuan pasukan depannya seperti angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan seperti banyaknya pasir.
10. Raja-raja dicemoohkannya dan penguasa-penguasa menjadi tertawaannya. Ditertawakannya tiap tempat berkubu, ditimbunkannya tanah dan direbutnya tempat itu.
Salah satu dari "18 pengubahan ayat dalam Tanakh" adalah pada ayat 1:12, Berdasarkan penuturan penulis professional Tanakh, teks pada 1:12 diubah dari "Kau [Allah] tidak mati" menjadi "Tidak akan mati kami", karena tidak patut untuk berkata kepada Allah : "Kau tidak mati".
Pada bagian akhir bab 1, Habakuk meng-ekspresikan keterjutan-nya akan pilihan Allah menggunakan bangsa Kasdim dengan kekejaman yang akan dilakukannya "1:13 Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?"
Pada bab 2, ia menunggu jawaban Allah atas pertanyaannya. Dan Allah menjelaskan bahwa ia pun akan menghukum bangsa Kasdim, dengan lebih keras "2:8-9 Sebab, engkau telah menjarah banyak suku bangsa, maka bangsa-bangsa yang tersisa akan menjarah engkau, karena darah manusia yang tertumpah itu dan karena kekerasan terhadap negeri, kota, dan seluruh penduduknya itu. Celakalah orang yang mengambil keuntungan yang haram bagi seisi rumahnya. Orang itu menaruh sarangnya di tempat yang tinggi untuk melepaskan dirinya dari cengkeraman malapetaka!"
Pada bab 3, Habakuk menyatakan ke-imanan-nya terhadap Allah, walau ia tidak memahami segala rencana-Nya.
16. Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami.
17. Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
18. namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
19. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).
Kitab Zefanya
Jika informasi dalam buku ini adalah akurat maka nabi Zefanya se-zaman dengan Yeremiah (1:1). Raja Yosiah memerintah Yehudah sekitar tahun 640-609 sm. Beberapa ahli biblikal percaya, gambaran Yerusalem dalam kitab ini adalah masa sebelum reformasi relijius oleh Yoshiah (2 raja 23) sekitar tahun 622 sm. Gambaran negeri-negeri asing pada bab 2, juga mengindikasikan situasi abad ke 7 sm.
Pendapat alternatif dari para ahli tentang penulisan buku ini adalah pada sekitar tahun 200 sm, hal ini berdasarkan bahasa dan thema, walau buku ini memiliki beberapa materi dari abad sebelumnya.
Mengenai tujuan penulisan kitab ini, jika ditulis pada periode monarki, penulis bermaksud mengubah kebiasaan menyembah berhala penduduk Yerusalem, dan memperingatkan mereka akan hukuman Yahweh, serta membuat penduduk Yehudah sebagai cahaya bagi bangsa lain karena mereka adalah bangsa pilihan Yahweh.
Jika buku ini ditulis pada periode pembuangan di Babylon, maka tujuan penulis adalah untuk mengajarkan kepada pembacanya bahwa penghancuran Yerusalem dan pembuangan mereka sebagai hukuman Yahweh, atas berbagai kesalahan dimasa lampau yang menduakan Yahweh.
Garis besar buku ini :
1:1 : Pengantar.
1:2-13 : Akan datangnya penghukuman atas Yehudah.
1:14-18 : Hari pehnghakian Yahweh
2:1-15 : Penghukuman atas musuh-musuh Israel.
3:1-7 : Dosa-dosa Yerusalem.
3:8-13 : Penghukuman dan bertobatnya segala bangsa
3:14-20 : Nyanyian suka cita.
Kitab Haggai
Dinamakan Kitab Haggai berdasarkan konten buku tentang perkataan nabi Haggai. Tidak ada informasi lain tentang sosok nabi ini. Haggai berarti "ber-ziarah", W. SIbly Towner berpendapat bahwa karakter Haggai mungkin berasal dari "ide untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem, sebagai tempat Ziarah bangsa Yahudi".
Estimasi penanggalan kitab ini ditahun 520 sm, 18 tahun setelah penaklukan raja Cyrus atas Babilon dan mengeluarkan dekrit agar bangsa-bangsa tawanan dari Babilon dipulangkan kenegaranya masing-masing pada tahun 538 sm.
Pesan Haggai berisi pentingnya membangun kembali Bait Allah yang telah hancur, ia juga berbicara tentang bencana kekeringan yang melanda mereka adalah akibat keanggangan masyarakat Yerusalem membangun kembali Bait Allah. Menurutnya pembangunan kuil akan membawa Yerusalem kepada kejayaan. Kitab ini diakhiri dengan prediksi akan kejatuhan bangsa-bangsa, dan Zerubabbel sang gubernur adalah pemimpin pilihan Yahweh.
Berdasarkan kitab Haggai pembangunan Bait Allah dimulai pada 7 September 521 sm (Haggai 1:14-15)
dan Kitab Ezra mengatakan selesai pada 25 Februari 516 sm (Ezra 6:15)
Kitab Zakharia
Nubuat nabi Zakharia (dikenang oleh Yahweh) berdasarkan kitab ini terjadi pada masa Darius Agung, dan ia hidup se-zaman dengan Haggai, setelah runtuhnya Yerusalem (587/6 sm). Sedangkan Yehezkiel dan Yeremiah hidup pada masa kejatuhan Yerusalem, dan terus bernubuat pada masa awal pembuangan. Para ahli percaya kitab Yehezkiel yang bernuansa pencampuran antara seremonial ibadah dan penglihatan, mempengaruhi nuansa penglihatan pada kitab Zakharia pada bab 1-8. Kitab ini bersetting pada tahun 520-518 sm.
Selama pembuangan banyak suku Yehudah dan Benyamin ditawan di Babilon, dan Yeremiah menyarankan agar mereka dapat hidup beradaptasi dinegeri asing karena akan hidup dalam masa yang panjang disana(Yeremiah 29). Namun pada masa raja Cyrus menaklukkan Babilon pada 539 sm, dan setahun kemudian dekrit Cyrus yang termasyur dikeluarkan, dan Shesbazzar membawa gelombang pertama bangsa Yehuda dipembuangan untuk kembali ke Yerusalem (538 sm). Setelah kematian Cyrus pada tahun 530 sm, Darius naik tahta setelah meredakan pergolakan di Persia, pada tahun 522 sm. Ia lalu membagi kerajaan dalam beberapa provinsi, dan Zerubbabel dikisahkan ditunjuk oleh Darius sebagai gubernur untuk provinsi Yehud Medinata.
Pada masah Darius inilah, Zakharia hidup, ia mendedikasi hidupnya dalam membangun kembali Bait Allah. Tidak seperti Babilon, kekaisaran Persia menjaga hubungan baik antara kerajaan dan negeri vassal mereka. Pembangunan kembali kuil-kuil yang hancur direkomendasi oleh kaisar Persia agar legalitas pemimpin setempat didukung oleh rakyat. Langkah politis ini adalah tindakan brilliant oleh pemerintah Persia, dan dimata bangsa Yahudi hal ini adalah berkah dari Yahweh.
Tema buku ini bukanlah difokuskan pada pencatatan historis, tetapi pada sisi theologi. Rencana Yahweh yang ingin hidup bersama dengan bangsa pilihannya di Yerusalem, menyelematkan bangsa tersebut dari musuh mereka dan menghapuskan dosanya, itulah fokus Zakharia.
Bait Allah dengan kesuciannya, Imam Besar dan kehidupan yang berfokus pada kuil dengan nubuat messianik adalah garis besar dari buku ini. Bab 9-14 adalah contoh awal dari literatur apokaliptik, yang kemudian berkembang dengan puncaknya pada kitab Daniel. Kitab ini memberi sudut pandang "pesimistik tentang zaman mereka, tapi optimis untuk hari esok dengan menantikan kemenangan supranatural atas musuh-musuh.
Kitab Maleakhi
Kitab ini adalah yang terakhir dari Tanakh/Alkitab. Maleakhi berarti pengemberi pesan, akar katanya sama dengan Malakh yang berarti Malaikat dan ada yang berpendapat jika nama tersebut adalah kependekan dari Mal'akhiyah yang berarti Malaikat Yahweh. Ada perbedaan pandangan tentang siapa penulis kitab ini, ada yang mengatakan Ezra (St. Jerome) ataupun Zakharia.
Detail historis yang terkandung dalam kitab ini adalah, penggunaan kata Peha (1:8) yang berarti Gubernur pada masa Persia. Hal ini merujuk pada masa setelah pembuangan, didalam ayat yang sama juga terdapat informasi tentang Bait Allah yang telah dibangun maka, penanggalannya adalah setelah 515 sm. Kitab Maleakhi juga telah diketahui oleh penulis kitab Ben Sirah yang aktiv di Alexandria sekitar 180-175 sm. Para ahli percaya kitab ini ditulis pada tahun 445 sm, setelah kedatangan Nehemiah ke Yerusalem.
Kitab ini banyak berbicara mengenai kurangnya nilai relijiusitas dalam kehidupan masyarakat Judea/Yehudah khususnya para Imam. Ia memperingati masyarakatnya bahwa mereka dahulu dihukum dengan pembuangan ke Babilon akibat dosa-dosa yang sama yang kini mulai dilakukan kembali ketika baru saja pembangunan Bait Allah diselesaikan.