Selasa, 17 Januari 2017

Siapa Penulis Kitab Ayub?

Kitab Ayub, mungkin buku yang paling aneh dalam Alkitab, ia berdasarkan legenda dari ribuan tahun silam, serta tertulis dalam bahasa Ibrani yang tidak lazim. Kitab ini sangat sulit untuk diperkirakan masa penulisannya.

Namun yang jelas inti kitab ini adalah sebuah essay mengenai "the problem of evil," masalah kejahatan. Kitab ini dimulai dengan Allah dan Satan yang sedang berbincang tentang tokoh yang bernama Ayub, yang digambarkan sebagai seorang yang saleh dan jujur; takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (1:1).

Satan berkata kepada Allah bahwa, Ayub hanya saleh karena ia kaya raya; jika menderita, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu (1:11). Allah lalu menerima tantangan Satan untuk menghancurkan kehidupan Ayub.

Satan membunuh anak-anaknya, melenyapkan kekayaannya dan menimpakan penyakit kulit yang mengerikan. Istri Ayub yang tidak disebutkan namanya, berseru: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (2:9), namun Ayub tetap teguh.

Kisah ini kemudian berubah dari sebuah narasi, menjadi percakapan filosofis antara Ayub dan temannya, yakni: Elifas, Bildad, Zofar, yang masing-masing berpendapat bahwa setiap ganjaran dan penghukuman adalah berasal dari Allah. Allah itu adil, dan Ayub sedang menerima penghukuman, dari sebuah dosa besar.

Seorang Karakter muncul secara tiba-tiba dalam kisah ini - Elihu, yang turut menuduh Ayub (bab 32-37). Para ahli kitab menduga tokoh ini adalah tambahan yang diselipkan dalam kitab Ayub, yang berasal dari masa berikutnya, karena setting awal yang disebut cuma 3 teman Ayub.

Di kisahkan Ayub membantah jika ia telah berbuat dosa, dan berseru kepada langit untuk menjadi saksi atas namanya. Setelah itu  (38:1) Allah muncul dalam bentuk angin puyuh yang secara implisit menjawab pertanyaan Ayub, tentang Ia yang tidak adil.

Banyak para ahli kitab yang percaya jika bagian ini tidak ada dalam kisah aslinya, namun ditambahkan oleh editor kemudian, hal ini karena terdapat pelencengan. Allah menjelaskan bahwa Ayub hanyalah  manusia biasa, dan tidak akan mampu memahami tindakan Allah.

Ia bertanya kepada Ayub secara retorika - Apakah Ayub pernah membunuh Behemoth dan naga, seperti yang telah dilakukan-Nya? dan dalam puisi yang panjang, tergambar mengenai 2 mahluk mitologi ini hingga berakhir pada bab 41.

Kitab ini kemudian berakhir dengan bahagia - kekayaan Ayub dikembalikan dan ia diberi anak-anak baru.

Logat Bahasa Ibrani Yang Aneh.

Dikarenakan kisah ini tidak memiliki konteks sejarah, serta tidak menyebut figur bersejarah lainnya, maka sangat sulit untuk ditentukan masa penulisannya.

Talmud (yang diredaksikan sekitar tahun 500 M) memiliki beberapa versi penjelasan. Talmud- Bava Barta 14b, mengatakan kitab ini ditulis oleh Musa, akan tetapi pada halaman berikutnya (15a), rabbi Jonathan dan Eliezer mengatakan Ayub adalah salah seorang dari rombongan yang kembali dari pembuangan Babel pada tahun 538 SM, yang berarti sekitar 700 tahun setelah Musa seharusnya wafat.

Halaman yang sama dari Talmud menyatakan bahwa Ayub bukanlah figur nyata dan keseluruhan kitab hanyalah sebuah alegori; juga ada yang mengatakan Ayub hidup sezaman dengan Yakub atau Abraham.

Para ahli kitab moderen berpikir mereka memiliki petunjuk, walau tidak ada titak referensi sejarah, namun mereka dapat menganalisis dari bahasa dan konsep theologi, kemudian membandingkannya dengan naskah-naskah Ibrani lainnya yang asal-usul nya diketahui.

Namun demikian terdapat beberapa rintangan. Bahasa dalam kitab Ayub tidak seperti kitab lain dalam Alkitab, ia sangat asing. Walau kitab ini tertulis dalam bahasa Ibrani, namun dalam gaya bahasa yang aneh. Ia memiliki kata-kata yang unik dan sangat kuno, yang mungkin merujuk bahwa ia berasal dari masa sangat kuno, namun demikian ia juga sangat dipengaruhi oleh bahasa Aramaik, yang membuatnya menjadi relatif baru.

Berbagai hipotesa diajukan untuk menjelaskan tentang keanehan bahasa ini, dari ditulis oleh orang-orang Yahudi yang hidup ditanah Arab, hingga proses penterjemahan yang buruk dari bahasa Aramaik.

Namun hipotesis yang paling populer saat ini adalah sang penulis memiliki  bahasa utama Aramaik, dan Ibrani adalah bahasa literatur, dan penggunaan istilah kuno adalah kesengajaan. Hal ini menunjukkan bahwa kita sedang berbicara tentang seorang penulis yang kemungkinan besar, hidup pada awal periode Bait Allah ke-2.

Satan sebagai tangan kanan Allah.

Selain itu terdapat kepercayaan keagamaan tersaji dalam kitab ini, yang menampilkan Satan sebagai anggota dari dewan Allah (dewan surgawi). Figur Satan tidak pernah disebutkan dalam kitab-kitab sebelum masa pembuangan. Yang mana menunjukkan bahwa kitab ini ditulis setelah masa pembuangan di Babel.

Selain itu, Satan tidak disajikan sebagai kekuatan jahat yang dasyat, seperti dalam kitab Tawarikh, yang diyakini ditulis pada abad ke-4 SM, maka kitab Ayub kemungkinan ditulis sebelum itu. Satan dalam kitab Ayub mirip dengan satan dalam kitab Zakharia, yang ditulis pada awal periode Bait Allah ke-2, yang menunjukkan bahwa kedua kitab ini ditulis pada periode yang sama - akhir abad ke-6 atau awal abad ke-5 SM.

Kitab Ayub juga tidak menyebut mengenai ganjaran pahala dan penghukuman di akhirat. Jika penulis menyadari kepercayaan ini, sangat mungkin dinarasikan jika Ayub akan menerima ganjaran pahala setelah kematian.

Hal tersebut juga mendukung penanggalan kitab ini pada awal periode Bait Allah ke-2, karena kepercayaan akan ganjaran dan penghukuman di akhirat baru muncul pada kitab Daniel - yang diyakini ditulis pada abad ke-2 SM. Dan juga tidak mungkin kitab Ayub ditulis pada abad ke-2 SM, karena versi terjemahan kedalam bahasa Aramaik dari kitab Ayub ditemukan diantara Dead Sea Scrolls.

Tanda arkeologi dari zaman kuno.

Bahkan jika kisah Ayub ditulis pada awal periode Bait Allah ke-2 (akhir abad ke-6 sampai abad ke-4 SM), hal ini tidak menunjukkan jika kisah ini adalah baru, bahkan kita mengetahui jika ia sangat kuno.

Yehezkiel (hidup sekitar 622-570 SM) menyebutkan Ayub bersama-sama dengan figur Nuh dan Daniel sebagai orang-orang terkenal dimasa lampau (Yehezkiel 14:14). Hal ini berarti bagi Yehezkiel, Ayub adalah salah satu figur mitologis yang populer diceritakan diseluruh wilayah Timur-Tengah, dan tidak eksklusif pada bangsa Yehuda, seperti halnya karakter Nuh - yang sepertinya muncul dalam Epos Gilgamesh, dan karakter Daniel terkenal dalam mitos di kota kuno Ugarit.

Para arkeolog juga telah menemukan beberapa kisah yang tertulis dari masa  kuno tentang dewa yang menghukum seorang pria yang hidup dengan lurus: yang setara dengan kisah Ayub, atau bahkan bisa jadi adalah asal mula dari kisah Ayub itu sendiri. Kisah serupa juga terdapat di Mesir kuno sekitar 4500 tahun silam, Akkad atau Sumeria (5000 tahun silam).

Sangat mungkin pada dunia kosmolitan periode Persia - sekitar tahun 550 - 350 SM - seorang Yahudi, yang hidup di Mesir - Palestina - Babel, yang berbahasa ibu Aramaik, mengambil leganda lisan ini dan kemudian menuliskannya ke dalam bahasa Ibrani. Siapa identitas sebenarnya, tidak akan kita ketahui, namun mengingat caranya menulis buku, ia mungkin seorang juru tulis.

Oleh Elon Gilad, 14-11-2016
http://www.haaretz.com/jewish/features/1.741973

Tambahan :

Juru tulis dimasa lampau, biasanya tidak memberi informasi tentang identitas dari penulis pada karya mereka. Tidak seperti di masa moderen, orang dimasa lampau ketika mendengar sebuah cerita, tidak berpikir: "kira-kira siapa penulisnya?" Mereka tidak peduli siapa penulisnya, karena semua kisah-kisah yang diceritakan turun-temurun lintas generasi, adalah cerita yang bagus.

Dalam kitab Yehezkiel terdapat cerita pendek mengenai Ayub, dimana Ayub menyelamatkan anak-anaknya melalui kebenarannya.

Yehezkiel 14:20
Dan biarpun Nuh, Daniel dan Ayub berada di tengah-tengahnya, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan menyelamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka.

Yang nampaknya tidak berhubungan dengan Ayub dalam Alkitab. Kita juga menyaksikan tradisi kuno mengenai Ayub yang sangat sabar dan tidak pernah terletup kemarahannya kepada Allah, pada kitab apokrip "Perjanjian Ayub - Testament of Job" dibandingkan dengan Ayub 9.

Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak cerita tentang Ayub di dunia kuno, dan apa yang terdapat dalam kitab Ayub hanya lah salah satunya.

Sekarang kita telah mengetahui tentang bagaimana kitab-kitab dalam Alkitab itu tertulis. Para ahli cukup yakin bahwa banyak penulis yang terlibat dalam penyusunan kitab Ayub. Perbedaan mencolok pada tema dan sikap diantara prolog dan epilog, menunjukkan bahwa kisah ini adalah sebuah cerita rakyat yang diperluas dengan dialog-dialog, serta fitur karakter Elihu adalah tambahan kemudian. Dan penulis pada masa Yunani menulis kitab Ayub, lebih pendek dari kitab Ayub sekarang, mereka memotong beberapa dialog.

Jadi, kapan dimulainya proses penyusunan kitab ini? Beberapa ahli berpendapat untuk waktu terlama pada abad ke-10 SM, karena ia nampak memiliki istilah dan mata uang kuno (Ayub 42:11 - Kesitah/Qesitah). Namun beberapa ahli biblikal seperti Edward Greenstein, menerangkan bahwa bahasa yang digunakan sebenarnya bukan lah bahasa kuno - ia hanya dibuat nampak demikian dalam rangka memberikan nuansa kuno. Demikian pula dalam kitab Ayub terdapat istilah-istilah yang sepertinya berasal dari wilayah Trans-Jordan (Edom, Moab, Ammon) seakan dari sebuah negeri yang kuno pada masa lampau.

Berdasarkan resonansi ayat pada:

kitab Yesaya ke-2:

Yesaya 44:24
Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang mendampingi Aku?

Ayub 9:8
yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut;

kitab Ratapan

Ratapan 3:7-9
7. Ia menutup segala jalan ke luar bagiku, Ia mengikat aku dengan rantai yang berat.
8. Walaupun aku memanggil-manggil dan berteriak minta tolong, tak didengarkan-Nya doaku.
9. Ia merintangi jalan-jalanku dengan batu pahat, dan menjadikannya tidak terlalui.

Ayub 19:7-8
7. Sesungguhnya, aku berteriak: Kelaliman!, tetapi tidak ada yang menjawab. Aku berseru minta tolong, tetapi tidak ada keadilan.
8. Jalanku ditutup-Nya dengan tembok, sehingga aku tidak dapat melewatinya, dan jalan-jalanku itu dibuat-Nya gelap.

Kitab Yeremia

Yeremia 20:14-18
14. Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan! Biarlah jangan diberkati hari ketika ibuku melahirkan aku!
15. Terkutuklah orang yang membawa kabar kepada bapaku dengan mengatakan: "Seorang anak laki-laki telah dilahirkan bagimu!" yang membuat dia bersukacita dengan sangat.
16. Terjadilah kepada hari itu seperti kepada kota-kota yang ditunggangbalikkan TUHAN tanpa belas kasihan! Didengarnyalah kiranya teriakan pada waktu pagi dan hiruk-pikuk pada waktu tengah hari!
17. Karena hari itu tidak membunuh aku selagi di kandungan, sehingga ibuku menjadi kuburanku, dan ia mengandung untuk selamanya!
18. Mengapa gerangan aku keluar dari kandungan, melihat kesusahan dan kedukaan, sehingga hari-hariku habis berlalu dalam malu?

Ayub 3:3
Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.

Ayub 3:10-11
10. karena tidak ditutupnya pintu kandungan ibuku, dan tidak disembunyikannya kesusahan dari mataku.
11. Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?

Yang mana kesemuanya adalah naskah periode pembuangan, maka kita dapat melihat bahwa naskah kitab Ayub ini dikembangkan pada masa yang sama. Hal ini secara kontekstual sangat masuk akal, jika melihat tema kitab Ayub dan nuansa kepahitan dalam dialog puitis mereka.

Selain itu, referensi tentang penjarahan kaum Kasdim (Chaldean) di wilayah Transjordan, juga menunjukkan jika kisah ini masih relatif baru pada zaman itu, yakni pada masa kekaisaran Neo-Babylon (Babel).

Ayub 1:17
Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Hal ini menempatkan dialog puitis ini disusun pada abad ke-6 atau ke-5 SM, dan ditulis oleh juru tulis yang mencoba untuk mengeksplorasi sisi theologi dan etis dari pengalaman di pembuangan dan penghancuran Bait Allah di Yerusalem.

Dialog Elihu kemungkinan adalah penambahan sekitar abad ke-3 atau ke-4 SM. Kitab ini sudah muncul dalam kumpulan Dead Sea Scrolls, hingga disimpulkan komposisi dari proto-Masoret dari kitab ini adalah tahun 200 SM.

17 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Jd kesimpulan nya..buku ayub ini,autentik sbg catatan terilham yg kanon kah? Atau cuma donngeng saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan dongeng,

      Yg jelas alkitab merupakan kumpulan kitab tentang Manusia dan Tuhan Yang Maha Kuasa, sejak purbakala dan masih tersedia sampai sekarang ini.

      Hapus
  3. Sangat menarik. Bisa minta nomor WA? Atau email.

    Maurithj86@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  4. Dari ayub 1:3
    Ayub 1:3 (TB) Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.

    Penulis kitab ayub ya ayub sendirilah, tidak mungkin orang lain tau secara terperinci tentang jumlah harta yang di miliki ayub.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. ada yg tau penulis kitab Ayub? bisa minta linknya? terima kasih

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas pembelajaran ini.

    BalasHapus
  8. Siapa nama ketuju anak laki2 dari ayub,,,? Kok Cuma 3 anak perempuan saja yg disebutin namanya ya!!

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  10. Saya masih belum dapat info kapan masa hidup ayub

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesimpulannya ayub bukan tokoh nyata... Namun tokoh legenda bagi masyarakat levant dengan berbagai versi cerita... Jika anda membaca ttg kisah gilgamesh itu ada banyak versi cerita perdaerah, bahkan dilain masa versinya mengalami perubahan.

      Hapus
  11. Nyata atau tidak nyata kisah ayub atau mungkin suatu ilustrasi atau perumpamaan, tetapi makna tulisannya hidup..dan masih alkitabiah yang mendalam.. Tuhan Yesus juga sering memberikan perumpamaan...

    BalasHapus
  12. Nyata atau tidak nyata kisah ayub, tapi yang pssti tulisannya mengandung arti alkitabiah yg dalam...

    BalasHapus
  13. Nyata atau tidak nyata kisah ayub, tapi yang pssti tulisannya mengandung arti alkitabiah yg dalam...

    BalasHapus
  14. Saya percaya kitab ayub adlh kisah nyata yg ditulis oleh ayub sendiri, krn penulis tau dgn pasti brp banyak hartanya,..
    Kemungkinan ayub hidup dizaman raja" israel (tawarikh)

    BalasHapus

Apakah Abraham Berasal Dari Ur atau Haran?

Abraham berasal dari kota Haran dan bukan dari kota Ur-Kasdim, ya itulah pendapat beberapa para ahli biblikal moderen, mengapa mereka berpen...