C. Sisi Historis dan arkeologi dari Alkitab.
Ilmuwan moderen saat ini sering mempertanyakan mengenai validitas
historis dari kisah di Alkitab, khususnya yang menyangkut mengenai
sejarah Israel dimasa awal. Ada tiga pandangan umum dari para ilmuwan
terhadap sisi historis dalam Alkitab, yaitu : "maksimalis",
"moderat", dan "minimalis".
Maximalis cenderung menerima kisah di Alkitab sebagai kisah historis.
Sementara minimalis melihatnya sebagai kisah fiksi yang hanya membantu
mereka dalam memahami sejarah israel.
Di antara para ilmuwan moderen, ke dua pandangan ini sudah tidak populer dan hanya dianut oleh
segelintir orang.
Pandangan yang paling banyak di terima oleh para
ilmuwan adalah "moderat", yang mana berdiri diantara dua cara pandang
itu, mereka memandang Alkitab memiliki potensi sebagai sumber sejarah.
Ada alasan mengapa dibutuhkan kecermatan dalam menimbang Alkitab sebagai
sumber sejarah. Contohnya mengenai kisah raja pertama Israel yaitu Saul
dan Daud.
Ada sensitifitas politis bahwa Alkitab adalah propaganda
pro-Daud, yang mendiskreditkan Saul dan mengagungkan Daud, yang mana figur Daud mempunyai profil sebagai pembunuh masal yang sadis dan pengkhianat,
ia sempat berbaris untuk melawan Israel sebagai tentara bayaran kaum
Filistin. Kisah ini jika dikronologikan maka terjadi di abad ke 10 SM
(1000-900 SM) dan ada banyak kisah lampau pada era ini di dalam Alkitab.
Disamping itu terdapat pula kisah yang terjadi dimasa sebelumnya
(1200-1000SM), yang di dalam Alkitab dikenal sebagai kisah para hakim. Yang paling terkenal di kalangan para Ilmuwan adalah
kisah Deborah (Hakim-Hakim 5). Syair Deborah, bercerita tentang bentrokan militer antara suku-suku
Israel (tanpa kesertaan suku Yehuda) dengan bangsa Kanaan dari kota
Megiddo dan Taanach. Tahun kejadian ini dapat diketahui dari hal-hal
berikut.
Pertama, berdasarkan temuan arkeologi diketahui bahwa Megiddo hancur
pada tahun 1130 SM (oleh bangsa Filistin) dan kemudian dihuni oleh
bangsa Israel sekitar tahun 1000-901 SM (abad ke 10 SM). Melihat syair
Deborah yang tidak menceritakan tentang kejatuhan Meggido, maka kita
mengasumsikan jika kisah Deborah mungkin terjadi sekitar 1200 SM.
Kedua, syair tersebut menceritakan lokasi suku Dan berada pada daerah
pantai laut Mediterrania. Suku ini berpindah ke daerah utara sekitar tahun
1200-1100 SM, berdasarkan kisah di Alkitab dan terkonfirmasi oleh bukti
arkeologi. Jadi kisah Deborah terjadi sebelum perpindahan suku ini.
Ketiga, kisah ini bercerita tentang jenderal bangsa Kanaan bernama
Sisera. Nama ini menjadi misteri selama beberapa saat, hingga kemudian
oleh Redford ia mengaitkan nama ini secara etimologi Ssy-r, dengan
firaun Ramses II. Identifikasi ini cocok dengan konteks, melihat kota
Megiddo pada era akhir Zaman Besi (1550-1200 SM) termasuk kota-kota lain
di Kanaan adalah dibawah kendali militer Mesir.
Implikasi dari kesimpulan ini adalah beberapa bagian dari syair ini
berisi elemen fiktif, karena kecil kemungkinan seorang wanita suku keni
dengan palu dan pasak tenda mampu membunuh seorang jenderal Mesir (Hakim
5:24-27).
Dengan bukti-bukti tersebut para ahli berkesimpulan bahwa kisah ini
terjadi sekitar 1200 SM. Sebenarnya memberi penanggalan pada syair ini
adalah penilaian kasar dari para ilmuwan dan bukan kesimpulan dengan
bukti yang solid. Tetapi penanggalan ini cukup beralasan dan berdasarkan
serentetan bukti.
Mengidentifikasi Syair Deborah ke konteks era 1200 SM adalah sangat
penting, karena kisah ini merefleksikan beberapa fitur dari identitas
bangsa Israel, yang memberikan gambaran tentang kondisi sosial serta
relijius dari proto-Israel. Contohnya, Syair ini menyebutkan tentang 10
suku dan bukan 12 suku (tidak disebutkan tentang suku dari selatan yaitu
suku Yehuda dan Simeon).
Ini adalah salah satu bukti awal jika bangsa ini berkembang dengan identitas yang berbeda. Konsep Pan-Israelis di Alkitab, dengan 12 suku dibawah pimpinan raja
dari kerajaan Yehuda, adalah perkembangan dari periode berikutnya.
Implikasi berikutnya adalah bangsa Israel ternyata berasal
dari koalisi atau liga dari berbagai suku. Hal ini berlawanan dengan
kisah di Alkitab (Torah), yang mengisahkan
bahwa bangsa ini berasal dari satu orang (Yakub) dan dari orang tersebut
berbagai suku ini muncul.
Syair ini juga memberi kita gambaran tentang kondisi relijius dari
proto-Israel. Yahweh disebutkan dalam syair tersebut sebagai "dewa
bangsa Israel" yang mana bangsa ini berperang untuk-Nya. Hal ini pula
menunjukkan bahwa kebersamaan dalam relijiusitas adalah ikatan
terpenting dari suku-suku ini.
Dalam saat yang bersamaan, tema utama
dari syair ini menunjukkan bahwa banyak suku yang tidak ikut terlibat
dalam peperangan ini (Hakim 5:15). Keadaan geografis menunjukkan kita, jija suku-suku yang disebut tidak terlibat dalam peperangan,
berada jauh dari lokasi kejadian, di wilayah Jezreel.
Kita dapat menarik
kesimpulan bahwa identitas pada proto-Israel adalah
masyarakan kesukuan, dan hubungan relijius antar suku-suku ini belumlah
cukup untuk menyatukan mereka ketika kondisi secara ekonomi dan politis
masih lemah. Syair ini juga memberi kita informasi tentang asal muasal
Yahweh-isme dalam komunitas proto-Israel.
Yahweh diceritakan memasuki Palestina dari daerah selatan, dari wilayah
pegunungan Seir dan Edom (Hakim 5:4-5). Ini menunjukkan bahwa bukan saja
Yahweh tapi juga orang-orang itu sendiri (atau beberapa orang dari
kelompok kesukuan tersebut) adalah pendatang dari daerah tandus
di selatan; fakta ini menunjukkan kecocokan dengan teori dari para
ilmuwan, dan kisah di Alkitab, bahwa nenek moyang dari bangsa Israel
adalah seorang penggembala nomaden.
Lain halnya dengan kisah Deborah, Buku Yoshua menceritakan hal berbeda.
Gaya narasi Yoshua sebagaian besar adalah produk dari Theologi
Deutronomis (kitab ulangan-deutronomy), sebuah pemahaman relijius yang
revolusioner dan muncul setelah penemuan buku Torah ketika pemerintahan
raja Yoshia di kerajaan Yehuda sekitar tahun 640-609 SM.
Kesimpulannya: Sangat nampak dengan jelas, jika beberapa masyarakat
proto-Israel ini menyadari bahwa mereka sedang berpartisipasi dalam
pembentukan masyarakat baru bernama "Israel" dan orang-orang ini
terindikasi sebagai masyarakat politheis, dan nampaknya mereka memuja
dewa Yahweh dalam cara yang unik.
Jadi, walau masih menimbulkan
perdebatan, adalah cukup sahih jika mengacu bahwa pada era Zaman Besi I
(1200-1000 SM), pemukim ini adalah bangsa Israel. Ini menjelaskan
keabsenan mereka dalam surat Amarna (1300 SM) dan kemunculannya pada
prasasti Merneptah (1200 SM).
Bersambung ke Part VI
Sebelumnya Part IV
Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Apakah Abraham Berasal Dari Ur atau Haran?
Abraham berasal dari kota Haran dan bukan dari kota Ur-Kasdim, ya itulah pendapat beberapa para ahli biblikal moderen, mengapa mereka berpen...
-
Kata Pengantar - Pendahuluan Bab I. Penciptaan Dunia * Penciptaan Dunia -- Hal-hal pertama yang diciptakan. * Keutamaan Torah terhadap p...
-
Kelahiran Nuh, Cucu Metusalah Metusalah mengambil seorang istri untuk anaknya Lamekh, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Tubuh bayi...
-
Kitab dari malaikat Raziel. Setelah pengusiran Adam dari taman Firdaus, ia berdoa kepada Allah dan berbicara tentang pertobatannya serta p...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar