III. Bahan diskusi : Survey dari penemuan terakhir.
A. Bukti dari Mesir : Bangsa Hyksos, Tablet Amarna, Tugu Merneptah dan istilah Shasu.
Tugu Merneptah, dan sumber arkeologi dari negeri Mesir menjadi informasi yang sangat penting dalam pembahasan mengenai asal usul bangsa Israel.
Banyak para ahli berpendapat, walau Alkitab kaya akan informasi tentang masa lampau, namun pandangan bias dan subyektifitas dari penulis Alkitab seringkali menimbulkan perdebatan.
Serta Alkitab itu sendiri adalah sebuah produk yang berasal pada masa setelah hancurnya kerajaan Israel-Yehuda. Dengan demikian sumber yang dianggap dapat diandalkan dari segi kenetralannya adalah catatan dari negeri Mesir.
Satu periode dalam sejarah Mesir yang sangat penting untuk memahami asal-usul bangsa Israel di Palestina adalah "era peralihan kedua", kita mengetahui dari sumber tertulis di Mesir, bahwa pada era tersebut terjadi masa ketidakstabilan di Mesir, yaitu sekitar 1650-1550 SM, ada kelompok bangsa Asiatik (semitik) yang sempat berkuasa di Mesir, awalnya mereka datang ke Mesir sebagai pekerja, namun kemudian mereka berkembang dan menguasai Mesir bagian utara (lower Egypt), mereka bahkan menjadi raja di wilayah itu. Akhirnya oleh para raja-raja pribumi yang berada di selatan Mesir (upper Egypty) mereka berhasil di usir dan menyatukan kembali wilayah Mesir.
Firaun Ahmose I (dinasti ke 18)berusaha mengusir bangsa Hyksos dari Mesir |
Peristiwa historis ini sering dihubungkan oleh banyak peneliti dengan kisah keluaran di Alkitab, yaitu peristiwa keluarnya bangsa Israel (Asiatik) dari Mesir.
Penulis sejarah pada era Romawi, Flavius Josephus (keturunan Yahudi), yang hidup pada abad ke 1 masehi, mengindentifikasikan bangsa Hyksos ini sebagai bangsa Israel.
Sumber tertulis dari Mesir yang sangat penting adalah Surat Amarna (bentuk tablet atau batu tulis), yang merupakan korespondensi antara penguasa negeri vassal di Palestina dengan firaun Akhenaten di kota Amarna. Tablet tersebut ditulis dengan bahasa Akkad (bahasa internasional pada saat itu) dan penanggalan tablet tersebut diperkirakan 1300-1400an SM.
Beberapa informasi yang di dapat dari tablet itu adalah :
Pertama, di era tersebut pemukiman yang berbentuk kota di wilayah dataran tinggi Palestina, sangat sedikit dan jaraknya saling berjauhan, dibandingkan di wilayah dataran rendah yang padat. Penduduk di wilayah dataran rendah dikuasai oleh Mesir, dan pemegang otoritas pada penduduk di dataran tinggi berada di kota Shechem (Sekkem) untuk bagian utara, dan kota Yerusalem untuk daerah bagian selatan. Hal ini nampaknya pararel dengan informasi di era Zaman Besi Israel (1200-1000 SM), yang mana wilayah utara dikuasai oleh kota Samaria dan wilayah selatan oleh Yerusalem.
Kedua, terlihat bahwa kedua penguasa di daerah pegunungan ini tidak dapat mengontrol secara baik wilayah mereka. Tablet Amarna menyebut mengenai gerombolan yang sering membuat kekacauan, yang disebut dengan Hapiru, yang kerap mengganggu keamanan di wilayah pemukiman atau rute-rute antar kota.
Selama beberapa waktu, Hapiru ini di-indetikkan dengan Ibrani (ivrit). Walau secara etimologi terdapat kemiripan, hubungan keduanya mendapat perdebatan.
Namun sangat mungkin jika kelompok Hapiru ini pada akhirnya ikut melebur dalam pemukiman baru di daerah dataran tinggi pada dekade berikutnya.
Peta Wilayah Mesir dan daerah Vassal mereka di Palestina |
Stela (prasasti) Merneptah |
Para pangeran berlutut, dan berkata "Damai!"
Tak satupun diantara sembilan musuh ini yang berani mengangkat kepalanya.
Sekarang Tehetu (Libya) telah hancur,
Hatti (Het) telah ditundukkan,
Kanaan telah di rampas hingga berduka,
Ashkelon telah dikuasai,
Gezer telah direbut,
Yano'am sudah dimusnahkan,
Israel dibiarkan gersang dan benihnya musnah,
Hurru (Mittani) menjanda karena Mesir
penjelasan singkat tentang baris yang mengandung kata Israel :
Kata-kata dalam huruf hieroglif untuk Ashkelon, Gezer dan Yanoam diberi kata penentu untuk "kota" - sebuah "tongkat" ditambah "tiga gunung", sedangkan hieroglif untuk Israel diberi tanda tongkat untuk "tempat asing" dengan gambar laki-laki dan perempuan duduk di atas 3 garis sejajar membujur (tanda untuk bentuk jamak):
Tanda "orang-orang asing" ini biasanya digunakan orang Mesir bagi suku-suku yang nomaden, bukannya mereka yang tinggal dalam kota-kota. Istilah "gersang" (wasted), "tidak berbenih" (bare of seed) sering dipakai untuk bangsa-bangsa yang dikalahkan - mengandung makna persediaan biji-bijian/makanan bangsa tersebut sudah dihancurkan, yang mengakibatkan kelaparan pada tahun berikutnya, membuat mereka tidak dapat menjadi ancaman militer bagi Mesir
Bagi mereka yang percaya pada prasasti Merneptah tersebut mengandung kata Israel, menyimpulkan bahwa hal-hal berikut pasti benar pada masa raja Merneptah:
1. Israel telah menetap di daerah dataran tinggi Palestina.
2. Israel sebagian besar adalah nomaden.
3. Israel mempunyai identitas yang sangat kontras berbeda dengan bangsa Kanaan, yang mana pada stela (tugu) tersebut disebut sebagai Kanaan beserta negara kotanya yaitu Ashkelon, Gezer, dan Yano'am. Semua ini sangat sejalan dengan ingatan-ingatan bangsa Israel awal dalam Alkitab.
Ada beberapa kelompok ilmuwan yang menolak mengaitkan Israel pada tugu Merneptah. Menurut mereka tidak ada alasan yang kuat dari tulisan YSRIR sehingga dapat dibaca sebagai Israel. Dikarenakan entitas Israel seharusnya baru muncul beberapa abad kemudian. Tapi pendapat ini kurang mendapat dukungan luas.
Relief di kuil Karnak yang ditafsirkan oleh Frank Yurco sebagai adegan peperangan pada stela Merneptah |
Penafsiran tugu Merneptah semakin menarik pada tahun 1986, ketika Frank Yurco memaparkan tentang hubungan antara tulisan di prasasti Merneptah dengan relif bergambar di kuil Karnak. Sebuah relief artistik tentang peperangan firaun dengan bangsa asing yang digambarkan mengenakan pakaian bangsa Kanaan (yang pada akhirnya mendukung teori asal-usul dari bangsa Kanaan)
Tidak lama kemudian A.F. Rainey membuat penafsiran yang sedikit berbeda, ia setuju bahwa bangsa Israel terlukis dalam relief, tapi menghubungkan mereka sebagai penggembala nomaden (kaum Shasu). Teori ini nampaknya cocok dengan penggambaran Alkitab tentang bangsa Israel berasal dari para penggembala di selatan dan timur Palestina.
Berdasarkan tulisan bangsa Mesir yang berasal dari era akhir Zaman Perunggu (1550-1200 SM) dan awal Zaman Besi (1200-1000 SM), kaum Shasu seringkali ditemui di daerah selatan dan timur Palestina, Sinai, Negev, Edom, dan Transjordan, serta di perkotaan Palestina.
Seperti yang telah disebut sebelumnya, beberapa nama daerah tempat Shasu berdiam, adalah juga nama tempat Yahweh dipuja, dan beberapa sebutan selain kaum Shasu yang sering disebut adalah Qaus, yang mana adalah dewa utama bangsa Edom.
Informasi lain tentang kaum Shasu adalah dikatakan mereka mempraktekkan persunatan, yang cocok dengan kebiasaan bangsa Israel dan kontras dengan kebiasaan bangsa Kanaan. (Praktek sunat juga dilakukan oleh bangsa Mesir)
Tawanan kaum Shasu |
Lanjutan Part IV
Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis
K . L. Sparks, Eastern University, 1300 Eagle Road, St. Davids, PA
19312, USA. Email: ksparks@eastern.edu.
https://eastern.academia.edu/KentonSparks
Sebelumnya Part II
Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis
Artikel ini adalah terjemahan dari judul asli "Religion, Identity and the Origins of Ancient Israel"
yang berarti "Agama, Identitas dan Asal-Usul Bangsa Israel Kuno" karya K.L. Spark, dan dapat di download di : https://www.academia.edu/1059820/Religion_Identity_and_the_Origins_of_Ancient_IsraelK . L. Sparks, Eastern University, 1300 Eagle Road, St. Davids, PA
19312, USA. Email: ksparks@eastern.edu.
https://eastern.academia.edu/KentonSparks
Sebelumnya Part II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar