D. Bukti Relijius dan Asal Muasal Bangsa Israel
Dalam Alkitab digambarkan jika bangsa Israel memulai perjalanan sejarahnya sebagai kaum monotheist yang khusus menyembah Yahweh, lalu kemudian muncul lah pengaruh asing, khususnya dari bangsa Kanaan, barulah politheisme dan praktik-praktik paganisme merasuki kehidupan beragama bangsa Israel.
Namun para ilmuwan melihat pola yang berbeda. Pertama, dikenalnya sebuah istilah "gerakan Pan-Babilonia". Sejak ditemukannya sebuah catatan kuno dari era Babilonia - seperti kisah penciptaan (Enuma Elish) dan kisah tentang banjir - yang mempunyai kemiripan dengan kisah penciptaan dan banjir di Alkitab, serta berumur jauh lebih tua.
Banyak orang berasumsi jika bangsa Israel meniru berbagai tradisi (kebiasaan, literatur dan kepercayaan) keagamaan di Mesopatamia serta memodifikasinya kedalam keagamaan mereka.
Tetapi para ilmuwan kemudian menyadari bahwa ini adalah hal keliru, karena tradisi keagamaan Israel ternyata lebih seimbang, lebih membumi untuk wilayah Kanaan dibanding Mesopotamia.
Salah satu alasannya adalah sejak ditemukannya catatan dalam bahasa Ugarit pada tahun 1930an. Catatan ini memberi kita gambaran tentang suasana keagamaan di wilayah Kanaan di masa Zaman Perunggu; 1800-1200 SM.
Hal lain yang terindentifikasi dari catatan ini adalah, kita mengetahui jika bahasa Ibrani, dan syair-syairnya, mempunyai kemiripan dengan bangsa Ugarit; termasuk juga dengan dewa-dewi bangsa Ugarit seperti El, Baal, Asherah, dan lain-lain ternyata sama dengan yang disebutkan di dalam Alkitab.
Setelah penemuan ini para ilmuwan mulai menyimpulkan bahwa agama bangsa Israel mungkin tidak muncul dari monotheis murni. Tetapi melalui perkembangan dan modifikasi dari standar masyarakat pada umumnya yaitu politheisme.
Buktinya adalah, warisan keagamaan bangsa Kanaan berada dalam tulisan di Alkitab. Kitab Ulangan (32:8-9) adalah contohnya. Perbandingan antara kitab dari Masoretik (Ibrani) dengan terjemahan kedalam bahasa Latin mengungkapkan bahwa kitab Ibrani moderen saat ini telah mengalami penambahan. Terjemahan orisinilnya dan moderen adalah seperti berikut :
Ulangan 32:8-9
Ketika Sang Mahatinggi (El-Eliyon) membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa,
ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.
Tetapi bagian TUHAN (Yahweh) ialah umat-Nya,
Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
bahasa inggris :
When the Most High gave the nations their inheritance,
when he divided all mankind,
he set up boundaries for the peoples according to the number of the sons of Israel.
For the Lord’s portion is his people,
Jacob his allotted inheritance.
Pada Masoretik
When the Most High (Elyon) allotted peoples for inheritance;
When he divided up humanity;
He fixed the boundaries for the peoples; According to the number of the
divine sons;
For Yahweh's portion is his people;
Jacob his own inheritance (translation from Smith 2001, p. 143).
Terjemahan Masoretik
Ketika Sang Mahatinggi (El) membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa,
ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia,
maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa; menurut bilangan anak-anak surgawi;
Untuk bagian Yahweh ialah umat-nya,
Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
Tulisan ini merefleksikan cara pandang bangsa Kanaan dalam melihat segala sesuatu, dalam hal ini adalah El, sebagai kepala dari para dewa-dewi, membagikan kepada dewa yang lebih rendah (dalam hal ini adalah Yahweh) wilayah kekuasaannya.
Saat ini kitab yang kita miliki tidak memuat seperti yang ada diatas. Hal ini menunjukkan bahwa para editor Alkitab menyadari hal tersebut lalu memodifikasi teks tersebut. Dari hal ini kita mempunyai dasar rasional untuk menentukan bahwa bangsa proto-Israel menyembah Yahweh beserta dewa lainnya, juga menerima struktur dewa seperti agama bangsa Kanaan. Yang mana menempatkan dewa El dipuncak struktur para dewa.
Dewa Kanaan yang berada pada struktur bawah seperti Resheph dan Deber, juga muncul dalam syair di kitab Habakuk 3:5 (dalam terjemahan Alkitab moderen, Resheph sebagai penyakit sampar dan Deber sebagai penyakit demam).
Habakuk
3:3 Allah datang dari negeri Teman dan Yang Mahakudus dari pegunungan Paran. Sela. Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya.
3:4 Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya dan di situlah terselubung kekuatan-Nya.
3:5 Mendahului-Nya berjalan penyakit sampar (Resheph) dan demam (Deber) mengikuti jejak-Nya.
Jadi dalam hal kosmologi dewa-dewi serta struktur keagamaan, terdapat ikatan jelas antara kepercayaan proto-Israel dan Bangsa Kanaan, bagi ilmuwan yang berpendapat asal-usul bangsa Israel dari Kanaan, ini adalah salah satu buktinya.
Patung dewa Milkom |
Dewa Qauz |
Dewa Dagon |
Bagi ilmuwan yang berpendapat asal-usul bangsa Israel dari kaum Nomaden, juga yakin memiliki bukti keagamaan. Dewa yang umum disembah di kalangan proto-Israel, dan komunitas baru di Transjordan (Ammon, Moab dan Edom), nampaknya berbeda dari standar dewa-dewi di Kanaan.
Yahweh (Israel), Milkom (Ammon), Chemosh (Moab), dan Qaus (Edom) kesemuanya tidak muncul di kosmologi dewa-dewi bangsa Kanaan, atau jika muncul hanya menjadi dewa tingkat rendah (Milkom).
Dan lagi, bagi kaum penggembala nomaden di wilayah padang rumput dan gurun di selatan Palestina, adalah umum menggunakan nama-nama seperti Yahweh dan Qaus sebagai nama tempat atau kelompok suku. Informasi ini nampak dari catatan pada era akhir Zaman Perunggu (1550-1200 SM)-dari negeri Mesir, tentang sekelompok orang yang disebut Shasu; ini bukan nama etnis; tapi sebuah sebutan umum dari bangsa Mesir untuk kaum pastoral nomad (peternak nomaden), khususnya kaum yang hidup di daerah sekitar Palestina.
Karena alasan inilah, beberapa ilmuwan cukup yakin jika orang-orang proto Israel ini adalah sama dengan Shasu. Kesimpulan ini juga nampaknya diperkuat oleh Alkitab itu sendiri, yang menuliskan bahwa Yahweh berasal dari daerah selatan Palestina, seperti Seir, Edom, Teman, dan Paran. Kisah ini dipastikan sangat tua (Ulangan 33:2, Hakim 5:4-5, Habakuk 3:3), dan tidak mungkin dibuat ketika era kerajaan Israel berdiri, yang mana gagasan bahwa Yahweh berasal dari Edom, yang nota bene adalah sebuah bangsa yang sering terlibat konflik dengan Israel.
Bukti lain yang sering di kutip oleh para pengusung kaum nomaden adalah, bukti onomastik (bukti dari nama-nama personal bangsa Israel). Bagi kaum semit nama-nama mereka sering dibuat dari penggabungan kata verbal dan nama dewa. Seperti nama "Elijah/Elia" di terjemahkan sebagai "Yahweh adalah Tuhan", dan untuk nama tempat, seperti Israel dan Yehuda ini adalah nama dengan domain Yahwistis dan Elohistis.
Disamping itu ada sejumlah nama-nama figur penting di Alkitab dari zaman Israel kuno seperti Yakub, Ishak, Musa, Daud, Solomon, Saul, Ishbaal (anak dari Saul, ish-baal = Man of Baal ), dan Mephibaal yang bukan nama Yahwis. Dari hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa kaum proto-Israel tidaklah seluruhnya kaum Yahwis; dan kita juga dapat menyimpulkan bahwa Yahweh telah menjadi dewa penting bagi pemukim di dataran tinggi pada era Zaman Besi I (1200-1000 SM).
Akhirnya ketika membahas tentang bukti keagamaan, nampaknya kedua kubu mempunyai data yang musti di konsolidasikan dengan solid. Pihak yang mengusung teori Kanaan harus menjelaskan mengapa dewa seperti Yahweh, Chemosh, dan Qaus bisa menjadi dominan di pemukiman dataran tinggi, dan pihak pengusung kaum nomaden, mengapa di dalam kepercayaan kaum nomaden ini peran dewa-dewi Kanaan cukup dominan.
Bersambung part VII (Final)
Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis
Artikel ini adalah terjemahan dari judul asli "Religion, Identity and the Origins of Ancient Israel"
yang berarti "Agama, Identitas dan Asal-Usul Bangsa Israel Kuno" karya K.L. Spark, dan dapat di download di : https://www.academia.edu/1059820/Religion_Identity_and_the_Origins_of_Ancient_IsraelK . L. Sparks, Eastern University, 1300 Eagle Road, St. Davids, PA
19312, USA. Email: ksparks@eastern.edu.
https://eastern.academia.edu/KentonSparks
Sebelumnya Part V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar