Rabu, 18 Februari 2015

Sejarah asal-usul bangsa Israel dari tinjauan arkeologis - Part V

C. Sisi Historis dan arkeologi dari Alkitab.

Ilmuwan moderen saat ini sering mempertanyakan mengenai validitas historis dari kisah di Alkitab, khususnya yang menyangkut mengenai sejarah Israel dimasa awal. Ada tiga pandangan umum dari para ilmuwan terhadap sisi historis dalam Alkitab, yaitu : "maksimalis", "moderat", dan "minimalis".

Maximalis cenderung menerima kisah di Alkitab sebagai kisah historis. Sementara minimalis melihatnya sebagai kisah fiksi yang hanya membantu mereka dalam memahami sejarah israel.

Di antara para ilmuwan moderen, ke dua pandangan ini sudah tidak populer dan hanya dianut oleh segelintir orang.

Pandangan yang paling banyak di terima oleh para ilmuwan adalah "moderat", yang mana berdiri diantara dua cara pandang itu, mereka memandang Alkitab memiliki potensi sebagai sumber sejarah.

Ada alasan mengapa dibutuhkan kecermatan dalam menimbang Alkitab sebagai sumber sejarah. Contohnya mengenai kisah raja pertama Israel yaitu Saul dan Daud.

Ada sensitifitas politis bahwa Alkitab adalah propaganda pro-Daud, yang mendiskreditkan Saul dan mengagungkan Daud, yang mana figur Daud mempunyai profil sebagai pembunuh masal yang sadis dan pengkhianat, ia sempat berbaris untuk melawan Israel sebagai tentara bayaran kaum Filistin. Kisah ini jika dikronologikan maka terjadi di abad ke 10 SM (1000-900 SM) dan ada banyak kisah lampau pada era ini di dalam Alkitab.

Disamping itu terdapat pula kisah yang terjadi dimasa sebelumnya  (1200-1000SM), yang di dalam Alkitab dikenal sebagai kisah para hakim. Yang paling terkenal di kalangan para Ilmuwan adalah kisah Deborah (Hakim-Hakim 5). Syair Deborah, bercerita tentang bentrokan militer antara suku-suku Israel (tanpa kesertaan suku Yehuda) dengan bangsa Kanaan dari kota Megiddo dan Taanach. Tahun kejadian ini dapat diketahui dari hal-hal berikut.

Pertama, berdasarkan temuan arkeologi diketahui bahwa Megiddo hancur pada tahun 1130 SM (oleh bangsa Filistin) dan kemudian dihuni oleh bangsa Israel sekitar tahun 1000-901 SM (abad ke 10 SM). Melihat syair Deborah yang tidak menceritakan tentang kejatuhan Meggido, maka kita mengasumsikan jika kisah Deborah mungkin terjadi sekitar 1200 SM.

Kedua, syair tersebut menceritakan lokasi suku Dan berada pada daerah pantai laut Mediterrania. Suku ini berpindah ke daerah utara sekitar tahun 1200-1100 SM, berdasarkan kisah di Alkitab dan terkonfirmasi oleh bukti arkeologi. Jadi kisah Deborah terjadi sebelum perpindahan suku ini.

Ketiga, kisah ini bercerita tentang jenderal bangsa Kanaan bernama Sisera. Nama ini menjadi misteri selama beberapa saat, hingga kemudian oleh Redford ia mengaitkan nama ini secara etimologi Ssy-r, dengan firaun Ramses II. Identifikasi ini cocok dengan konteks, melihat kota Megiddo pada era akhir Zaman Besi (1550-1200 SM) termasuk kota-kota lain di Kanaan adalah dibawah kendali militer Mesir.

Implikasi dari kesimpulan ini adalah beberapa bagian dari syair ini berisi elemen fiktif, karena kecil kemungkinan seorang wanita suku keni dengan palu dan pasak tenda mampu membunuh seorang jenderal Mesir (Hakim 5:24-27).

Dengan bukti-bukti tersebut para ahli berkesimpulan bahwa kisah ini terjadi sekitar 1200 SM. Sebenarnya memberi penanggalan pada syair ini adalah penilaian kasar dari para ilmuwan dan bukan kesimpulan dengan bukti yang solid. Tetapi penanggalan ini cukup beralasan dan berdasarkan serentetan bukti.

Mengidentifikasi Syair Deborah ke konteks era 1200 SM adalah sangat penting, karena kisah ini merefleksikan beberapa fitur dari identitas bangsa Israel, yang memberikan gambaran tentang kondisi sosial serta relijius dari proto-Israel. Contohnya, Syair ini menyebutkan tentang 10 suku dan bukan 12 suku (tidak disebutkan tentang suku dari selatan yaitu suku Yehuda dan Simeon).

Ini adalah salah satu bukti awal jika bangsa ini berkembang dengan identitas yang berbeda. Konsep Pan-Israelis di Alkitab, dengan 12 suku dibawah pimpinan raja dari kerajaan Yehuda, adalah perkembangan dari periode berikutnya.

Implikasi berikutnya adalah bangsa Israel ternyata berasal dari koalisi atau liga dari berbagai suku. Hal ini berlawanan dengan kisah di Alkitab (Torah), yang mengisahkan bahwa bangsa ini berasal dari satu orang (Yakub) dan dari orang tersebut berbagai suku ini muncul.

Syair ini juga memberi kita gambaran tentang kondisi relijius dari proto-Israel. Yahweh disebutkan dalam syair tersebut sebagai "dewa bangsa Israel" yang mana bangsa ini berperang untuk-Nya. Hal ini pula menunjukkan bahwa kebersamaan dalam relijiusitas adalah ikatan terpenting dari suku-suku ini.

Dalam saat yang bersamaan, tema utama dari syair ini menunjukkan bahwa banyak suku yang tidak ikut terlibat dalam peperangan ini (Hakim 5:15). Keadaan geografis menunjukkan kita,  jija suku-suku yang disebut tidak terlibat dalam peperangan, berada jauh dari lokasi kejadian, di wilayah Jezreel.

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa identitas pada proto-Israel adalah
masyarakan kesukuan, dan hubungan relijius antar suku-suku ini belumlah cukup untuk menyatukan mereka ketika kondisi secara ekonomi dan politis masih lemah. Syair ini juga memberi kita informasi tentang asal muasal Yahweh-isme dalam komunitas proto-Israel.

Yahweh diceritakan memasuki Palestina dari daerah selatan, dari wilayah pegunungan Seir dan Edom (Hakim 5:4-5). Ini menunjukkan bahwa bukan saja Yahweh tapi juga orang-orang itu sendiri (atau beberapa orang dari kelompok kesukuan tersebut) adalah pendatang dari daerah tandus di selatan; fakta ini menunjukkan kecocokan dengan teori dari para ilmuwan, dan kisah di Alkitab, bahwa nenek moyang dari bangsa Israel adalah seorang penggembala nomaden.

Lain halnya dengan kisah Deborah, Buku Yoshua menceritakan hal berbeda. Gaya narasi Yoshua sebagaian besar adalah produk dari Theologi Deutronomis (kitab ulangan-deutronomy), sebuah pemahaman relijius yang revolusioner dan muncul setelah penemuan buku Torah ketika pemerintahan raja Yoshia di kerajaan Yehuda sekitar tahun 640-609 SM.

Kesimpulannya: Sangat nampak dengan jelas, jika beberapa masyarakat proto-Israel ini menyadari bahwa mereka sedang berpartisipasi dalam pembentukan masyarakat baru bernama "Israel" dan orang-orang ini terindikasi sebagai masyarakat politheis, dan nampaknya mereka memuja dewa Yahweh dalam cara yang unik.

Jadi, walau masih menimbulkan perdebatan, adalah cukup sahih jika mengacu bahwa pada era Zaman Besi I (1200-1000 SM), pemukim ini adalah bangsa Israel. Ini menjelaskan keabsenan mereka dalam surat Amarna (1300 SM) dan kemunculannya pada prasasti Merneptah (1200 SM).

Bersambung ke Part VI

Sebelumnya Part IV

Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah Abraham Berasal Dari Ur atau Haran?

Abraham berasal dari kota Haran dan bukan dari kota Ur-Kasdim, ya itulah pendapat beberapa para ahli biblikal moderen, mengapa mereka berpen...