Kamis, 26 Februari 2015

Peta Biblikal - Keluaranya Bangsa Israel dari Mesir Menuju Tanah Kanaan

Artikel asli : http://classic.scriptures.lds.org/en/biblemaps/2?sr=1


PETA BIBLIKAL 
Keluarnya Bangsa Israel dari Mesir Menuju Tanah Kanaan






1. Rameses Titik dimulainya bangsa Israel keluar dari Mesir

(Keluaran 12:37) Kemudian berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak.

(Bilangan 33:5) Berangkatlah orang Israel dari Rameses, lalu berkemah di Sukot.

2. Succoth 
Keluaran 13:20-22

20 Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. 21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. 22. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.


3. Pi-hahiroth

(bangsa Israel Melintasi Laut Merah)

Keluaran 12:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut.

4. Marah Keluaran 15:23 Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.

5. Elim 
Keluaran 15:27 Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.


6. Wilderness of Sin
(Padang Gurun Sin)
Keluaran 16 : 1-4
1. Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin (Sin adalah dewa bulan), yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir.
2. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun;
3. dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."
4. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.

7. Rephidim 
Keluaran 17:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.


8. Gunung Sinai (Gunung Horeb atau Jebel Musa) 
Keluaran 19:1 Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga.
2. Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.
3. Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel:

9. Padang Gurun Sinai bangsa Israel membuat tabernakel Keluaran 25-30.

10. Perkemahan di padang gurun 
Bilangan 11:16 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engka

11. Ezion-geber 
Ulangan 2 : 4. Perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sebentar lagi kamu akan berjalan melalui daerah saudara-saudaramu, bani Esau, yang diam di Seir; mereka akan takut kepadamu. Tetapi hati-hatilah sekali;

5. janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu setapak kaki dari negeri mereka, karena kepada Esau telah Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya.

6. Makanan haruslah kamu beli dari mereka dengan uang, supaya kamu dapat makan; juga air haruslah kamu beli dari mereka dengan uang, supaya kamu dapat minum.

7. Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apapun.

8. Kemudian kita berjalan terus, meninggalkan daerah saudara-saudara kita, bani Esau yang diam di Seir, meninggalkan jalan dari Araba-Yordan, yakni dari Elat dan Ezion-Geber. Sesudah itu kita belok dan berjalan terus ke arah padang gurun Moab.

9. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Janganlah melawan Moab dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu apapun dari negerinya menjadi milikmu, karena Ar telah Kuberikan kepada bani Lot menjadi miliknya.

12. Kadesh-barnea
Musa mengirim pengintai ke tanah Kanaan
Bilangan 13:26. dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu.

13. Eastern Wilderness

Di daerah bangsa Edom dan Moab.

Keluaran 20:14-21
14. Kemudian Musa mengirim utusan dari Kadesh kepada raja Edom dengan pesan: "Beginilah perkataan saudaramu Israel: Engkau tahu segala kesusahan yang telah menimpa kami,

15. bahwa nenek moyang kami pergi ke Mesir, dan kami lama diam di Mesir dan kami dan nenek moyang kami diperlakukan dengan jahat oleh orang Mesir;

16. bahwa kami berteriak kepada TUHAN, dan Ia mendengarkan suara kami, mengutus seorang malaikat dan menuntun kami keluar dari Mesir. Sekarang ini kami ada di Kadesh, sebuah kota di tepi perbatasanmu.

17. Izinkanlah kiranya kami melalui negerimu; kami tidak akan berjalan melalui ladang-ladang dan kebun-kebun anggurmu dan kami tidak akan minum air sumurmu; jalan besar saja akan kami jalani dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sampai kami melalui batas daerahmu."

18. Tetapi orang Edom berkata kepada mereka: "Tidak boleh kamu melalui daerah kami, nanti kami keluar menjumpai kamu dengan pedang!"

19. Lalu berkatalah orang Israel kepadanya: "Kami akan berjalan melalui jalan raya, dan jika kami dan ternak kami minum airmu, maka kami akan membayar uangnya, asal kami diizinkan lalu dengan berjalan kaki, hanya itu saja."

20. Tetapi jawab mereka: "Tidak boleh kamu lalu." Maka keluarlah orang Edom menghadapi mereka dengan banyak rakyatnya dan dengan tentara yang kuat.

21. Ketika orang Edom tidak mau mengizinkan orang Israel lalu dari daerahnya, maka orang Israel menyimpang meninggalkannya.

14. Sungai Arnon 
Ulangan 2:24. Bersiaplah kamu, berangkatlah dan seberangilah sungai Arnon. Ketahuilah, Aku menyerahkan Sihon, raja Hesybon, orang Amori itu, beserta negerinya ke dalam tanganmu; mulailah menduduki negerinya dan seranglah Sihon.

25. Pada hari ini Aku mulai mendatangkan ke atas bangsa-bangsa di seluruh kolong langit keseganan dan ketakutan terhadap kamu, sehingga mereka menggigil dan gemetar karena engkau, apabila mereka mendengar tentang kamu."

26. "Kemudian aku menyuruh utusan dari padang gurun Kedemot kepada Sihon, raja Hesybon, menyampaikan pesan perdamaian, bunyinya:

27. Izinkanlah aku berjalan melalui negerimu. Aku akan tetap berjalan mengikuti jalan raya, dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.

28. Juallah makanan kepadaku dengan bayaran uang, supaya aku dapat makan, dan berikanlah air kepadaku ganti uang, supaya aku dapat minum; hanya izinkanlah aku lewat dengan berjalan kaki--

29. seperti yang diperbuat kepadaku oleh bani Esau yang diam di Seir dan oleh orang Moab yang diam di Ar--sampai aku menyeberangi sungai Yordan pergi ke negeri yang diberikan kepada kami oleh TUHAN, Allah kami.

30. Tetapi Sihon, raja Hesybon, tidak mau memberi kita berjalan melalui daerahnya, sebab TUHAN, Allahmu, membuat dia keras kepala dan tegar hati, dengan maksud menyerahkan dia ke dalam tanganmu, seperti yang terjadi sekarang ini.

31. Lalu TUHAN berfirman kepadaku: Ketahuilah, Aku mulai menyerahkan Sihon dan negerinya kepadamu. Mulailah menduduki negerinya supaya menjadi milikmu.

32. Kemudian Sihon dan seluruh tentaranya maju mendatangi kita, untuk berperang dekat Yahas,

33. tetapi TUHAN, Allah kita, menyerahkan dia kepada kita, sehingga kita mengalahkan dia dengan anak-anaknya dan seluruh tentaranya.

34. Pada waktu itu kita merebut segala kotanya dan menumpas penduduk setiap kota: laki-laki dan perempuan serta anak-anak. Tidak ada seorangpun yang kita biarkan terluput;

35. hanya hewan kita rampas bagi kita sendiri, seperti juga jarahan dari kota-kota yang telah kita rebut.

36. Mulai dari Aroer, di tepi sungai Arnon, dan kota di lembah itu, sampai Gilead tidak ada kota yang bentengnya terlalu kuat bagi kita; sebab TUHAN, Allah kita, menyerahkan semuanya kepada kita.

37. Hanya negeri bani Amon tidak engkau dekati, baik sungai Yabok sepanjang tepinya maupun kota-kota di pegunungan, tepat seperti yang dilarang TUHAN, Allah kita."


15. Gunung Nebo
Ulangan 34:1. Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan,

2. seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat,

3. Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.

4. Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana."

5. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.

16. Plains of Moab 
Bilangan 33:50. TUHAN berfirman kepada Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan dekat Yerikho:

51. "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah Kanaan,

52. maka haruslah kamu menghalau semua penduduk negeri itu dari depanmu dan membinasakan segala batu berukir kepunyaan mereka; juga haruslah kamu membinasakan segala patung tuangan mereka dan memusnahkan segala bukit pengorbanan mereka.

53. Haruslah kamu menduduki negeri itu dan diam di sana, sebab kepadamulah Kuberikan negeri itu untuk diduduki.

54. Maka haruslah kamu membagi negeri itu sebagai milik pusaka dengan membuang undi menurut kaummu: kepada yang besar jumlahnya haruslah kamu memberikan milik pusaka yang besar, dan kepada yang kecil jumlahnya haruslah kamu memberikan milik pusaka yang kecil; yang ditunjuk oleh undi bagi masing-masing, itulah bagian undiannya; menurut suku nenek moyangmu haruslah kamu membagi milik pusaka itu.

55. Tetapi jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di negeri yang kamu diami itu.

56. Maka akan Kulakukan kepadamu seperti yang Kurancang melakukan kepada mereka."

17. Sungai Yordan 
Yosua 3:1. Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang.

2. Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan,

3. dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya--

4. hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."

5. Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu."

18. Jericho
Yosua 6: 1. Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk.

2. Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.

3. Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya,

4. dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala.

5. Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan."

6. Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada mereka: "Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN."

7. Dan kepada bangsa itu dikatakannya: "Majulah, kelilingilah kota itu, dan orang-orang bersenjata harus berjalan di depan tabut TUHAN."

8. Segera sesudah Yosua berkata kepada bangsa itu, maka berjalanlah maju ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di hadapan TUHAN, lalu mereka meniup sangkakala, sedang tabut perjanjian TUHAN mengikut mereka.

9. Dan orang-orang bersenjata berjalan di depan para imam yang meniup sangkakala dan barisan penutup mengikut tabut itu, sedang sangkakala terus-menerus ditiup.

10. Tetapi Yosua telah memerintahkan kepada bangsa itu, demikian: "Janganlah bersorak dan janganlah perdengarkan suaramu, sepatah katapun janganlah keluar dari mulutmu sampai pada hari aku mengatakan kepadamu: Bersoraklah! --maka kamu harus bersorak."

11. Demikianlah tabut TUHAN mengelilingi kota itu, mengedarinya sekali saja. Kemudian kembalilah mereka ke tempat perkemahan dan bermalam di tempat perkemahan itu.

12. Keesokan harinya Yosua bangun pagi-pagi, lalu para imam mengangkat tabut TUHAN.

13. Maka berjalanlah juga ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di depan tabut TUHAN, sambil berjalan mereka meniup sangkakala, sedang orang-orang bersenjata berjalan di depan mereka dan barisan penutup mengikut tabut TUHAN, sementara sangkakala terus-menerus ditiup.

14. Demikianlah pada hari kedua mereka mengelilingi kota itu sekali saja, lalu pulang ke tempat perkemahan. Dan begitulah dilakukan mereka enam hari lamanya.

15. Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali.

16. Lalu pada ketujuh kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini kepadamu!

17. Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN untuk dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh.

18. Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya.

19. Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN."

20. Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.

21. Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai.

Penaklukan Yosua dalam pandangan Arkeologi

Kontur Geografis Tanah Kanaan

Senin, 23 Februari 2015

Sejarah asal-usul bangsa Israel dari tinjauan arkeologis - Part VII (Final)


E. Transisi dari era akhir Zaman Perunggu - Besi, dan Munculnya Bangsa Aram.


Tahun 1200 SM adalah tahun peralihan dari era akhir Zaman Perunggu ke era Awal Zaman Besi. Yang paling penting dalam periode transisi ini adalah datangnya invasi bangsa yang di kenal dengan sebutan (Sea People) "Orang Laut", yang berimigrasi melalui lautan ke daerah Levant dari wilayah laut Aegean (Yunani).

Migrasi ini sangat lah masif dan pergerakan mereka dari wilayah bangsa Hitti/Het di utara hingga Libya di selatan. Kerajaan Hitti bahkan menjadi runtuh, dan Mesir walau dapat menghalau mereka, namun menyebabkan kerugian yang cukup besar. Mesir kehilangan pengaruh di beberapa wilayah Levant - termasuk Palestina - kepada kaum "orang Laut" dan bangsa lokal.

Kelompok yang sangat terkenal dari Orang Laut ini adalah bangsa Filistin.  Tetapi ada kelompok lain dari kelompok ini yang dikenal sebagai bangsa Tjeker, Shardanu, Shekelesh, Denyen, dan Weshesh.


Tidak ada yang tahu secara pasti, apa penyebab Orang Laut ini berimigrasi dari Yunani. Ada yang mengatakan diakibatkan oleh perubahan iklim & sosio-ekonomi. Tetapi hal yang sangat krusial dari migrasi ini, adalah efeknya terhadap daerah Levant, Syria dan Mesopotamia.

Berdasarkan bukti arkeologis & catatan sejarah, para ilmuwan mengetahui bahwa salah satu efek dari migrasi bangsa dari utara ke daerah Palestina. Diantaranya adalah bangsa Hurrian/Mittani, yang berasal dari selatan Anatolia dan di utara Mesopotamia. Beberapa ilmuwan berkesimpulan bahwa bangsa Hittites, Hivites, Jebusites (Jebus), Girgashite, dan Perizzites yang berperang dengan bangsa Israel di dalam Alkitab adalah disebut bangsa Hurrian, atau setidaknya orang yang berasal dari utara.

Bahkan sebelum keruntuhan masyarakan perkotaan (negara Kota) pada era akhir Zaman Perunggu, sudah ada bukti signifikan tentang migrasi dari bangsa-bangsa di utara memasuki wilayah Palestina. Hal ini terlihat dari nama-nama yang tercantum dalam surat Amarna, seperti Abdi-Hepa(Heba) dari Yerusalem (Hepa adalah nama dewi bangsa Hurrian). Dengan demikian terlihat bahwa bukan cuma kaum nomaden dan bangsa Kanaan, tetapi juga kaum migran dari daerah utara, juga berkontribusi pada bangsa yang mendiami daerah pegunungan ini selama era Zaman Besi (1200-1000 SM).

Kesimpulan ini diperkaya dengan kelompok migran berikut, yang melalu catatan sejarah disebut sebagai bangsa Aramean (Aram), yang selama era Zaman Besi secara aggresif meluaskan daerah mereka dari daerah sungai efrat, ke daerah sekitarnya. Raja Assyria Tiglath-Pileser I (1114-1076 SM) mengklaim telah menyeberangi sungai Efrat selamat 28 kali dalam misi memerangi bangsa ini.

Pengaruh bangsa Aram terasa dari Mesopotamia di Timur hingga Libanon dan Syria di Selatan dan Barat. Kerajaan Aram yang terkenal adalah yang berpusat di Damaskus. Dan beberapa kerajaan kecilnya adalah Maacah dan Geshur, di daerah Transjordan, yang berada di daerah utara pemukiman bangsa proto-Israel. Kisah mengenai Yakub, dan para patriach (leluhur bangsa Israel) sangat erat kaitannya dengan kaum Aram ini (Kejadian 29;31; Hosea 12:12), Yakub (Israel) bahkan dikenang sebagai pengembara kaum Aram (Ulangan 26:5).



D. Bukti Bahasa.

Sangat sedikit perhatian yang diberikan dalam penelitian asal-usul bangsa Israel terhadap studi akan bahasa Ibrani. Ketika artikel ini ditulis, terdapat perdebatan akan hal ini, oleh Anson Rainey (2006) yang mengatakan bahwa bahasa Ibrani kuno sangat dekat dengan bahasa-bahasa di wilayah Transjordan, seperti Moab dan di daerah selatan-bahasa Aramaik kuno, Daripada bahasa di daerah Cisjordan seperti wilayah pantai Kanaan dan Phoenician. Dalam pandangannya, hal ini menjadi bukti akan asal usul bangsa Israel dari kaum Nomaden, yang berimigrasi ke Palestina dari daerah Timur.

Evolusi bahasa Ibrani kuno ke Moderen


IV. Kesimpulan

Pada titik ini, kita masih belum mengetahui bagaimana debat tentang asal-usul bangsa Israel akan berakhir. Hipotesis berasal dari bangsa Kanaan terlihat lebih populer diantara para ilmuwan, tetapi Hipotesis berasal dari kaum Pastoral Nomad mulai mendapat dukungan luas, terutama di kalangan arkeolog yang khusus meneliti pemukiman di Palestina pada era Zaman Besi.

Menarik untuk ditunggu apakah ada konsensus baru mengenai asal-usul bangsa ini, yang mungkin merupakan teori hibrid, yang mengusung leluhur bangsa ini berasal dari berbagai kalangan seperti bangsa Kanaan, kaum pastoral nomad, dan imigran dari utara.

Tetapi ada satu hal yang sangat membutuhkan penjelasan dalam hal identitas bangsa Israel, yaitu berkaitan dengan bagaimana bangsa ini menganggap diri mereka sebagai bangsa penjajah nomaden pemuja Yahweh, yang menjadi musuh bebunyutan bangsa pribumi Kanaan.

Sebelumnya Part VI

Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis

Biografi Singkat Penulis.

K. L. Spark bergelar PhD dari Universitas North Carolina - Chapel Hill, yang berspesialisasi dalam "Studi of the Hebrew Bible and the Ancient Near East". Spark adalah penulis buku "Ethnicity and Identity in Ancient Israel", "Ancient Text for the Study of the Hebrew Bible". Spark ditabiskan sebagai Pastor Baptis, yang melayani di kepastoran selama 7 tahun sebelum pindah ke Eastern University di St. Davids, PA, dimana ia menjadi professor dari studi biblikal.

Rabu, 18 Februari 2015

Sejarah asal-usul bangsa Israel dari tinjauan arkeologis - Part VI


D. Bukti Relijius dan Asal Muasal Bangsa Israel

Dalam Alkitab digambarkan jika bangsa Israel memulai perjalanan sejarahnya sebagai kaum monotheist yang khusus menyembah Yahweh, lalu kemudian  muncul lah pengaruh asing, khususnya dari bangsa Kanaan, barulah politheisme dan praktik-praktik paganisme merasuki  kehidupan beragama bangsa Israel.

Namun para ilmuwan melihat pola yang berbeda. Pertama, dikenalnya sebuah istilah "gerakan Pan-Babilonia". Sejak ditemukannya sebuah catatan kuno dari era Babilonia - seperti kisah penciptaan (Enuma Elish) dan kisah tentang banjir - yang mempunyai kemiripan dengan kisah penciptaan dan banjir di Alkitab, serta berumur jauh lebih tua.

Banyak orang berasumsi jika bangsa Israel meniru berbagai tradisi (kebiasaan, literatur dan kepercayaan) keagamaan di Mesopatamia serta memodifikasinya kedalam keagamaan mereka.

Tetapi para ilmuwan kemudian menyadari bahwa ini adalah hal keliru, karena tradisi keagamaan Israel ternyata lebih seimbang, lebih membumi untuk wilayah Kanaan dibanding Mesopotamia.



Salah satu alasannya adalah sejak ditemukannya catatan dalam bahasa Ugarit pada tahun 1930an. Catatan ini memberi kita gambaran tentang suasana keagamaan di wilayah Kanaan di masa Zaman Perunggu; 1800-1200 SM.

Hal lain yang terindentifikasi dari catatan ini adalah, kita mengetahui jika bahasa Ibrani, dan syair-syairnya, mempunyai kemiripan dengan bangsa Ugarit; termasuk juga dengan dewa-dewi bangsa Ugarit seperti El, Baal, Asherah, dan lain-lain ternyata sama dengan yang disebutkan di dalam Alkitab.

Setelah penemuan ini para ilmuwan mulai menyimpulkan bahwa agama bangsa Israel mungkin tidak muncul dari monotheis murni. Tetapi melalui perkembangan dan modifikasi dari standar masyarakat pada umumnya yaitu politheisme.

Buktinya adalah, warisan keagamaan bangsa Kanaan berada dalam tulisan di Alkitab. Kitab Ulangan (32:8-9) adalah contohnya. Perbandingan antara kitab dari Masoretik (Ibrani) dengan terjemahan kedalam bahasa Latin mengungkapkan bahwa kitab Ibrani moderen saat ini telah mengalami penambahan. Terjemahan orisinilnya dan moderen adalah seperti berikut :

Ulangan 32:8-9
Ketika Sang Mahatinggi (El-Eliyon) membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, 
ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.
Tetapi bagian TUHAN (Yahweh) ialah umat-Nya,
Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.

bahasa inggris :

When the Most High gave the nations their inheritance,
when he divided all mankind,
he set up boundaries for the peoples according to the number of the sons of Israel.
For the Lord’s portion is his people,
Jacob his allotted inheritance.

Pada Masoretik

When the Most High (Elyon) allotted peoples for inheritance;
When he divided up humanity;
He fixed the boundaries for the peoples; According to the number of the
divine sons;
For Yahweh's portion is his people;
Jacob his own inheritance (translation from Smith 2001, p. 143).

Terjemahan Masoretik

Ketika Sang Mahatinggi (El) membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa,
ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia,
maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa; menurut bilangan anak-anak surgawi;
Untuk bagian Yahweh ialah umat-nya,
Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.

Tulisan ini merefleksikan cara pandang bangsa Kanaan dalam melihat segala sesuatu, dalam hal ini adalah El, sebagai kepala dari para dewa-dewi, membagikan kepada dewa yang lebih rendah (dalam hal ini adalah Yahweh) wilayah kekuasaannya.

Saat ini kitab yang kita miliki tidak memuat seperti yang ada diatas. Hal ini menunjukkan bahwa para editor Alkitab menyadari hal tersebut lalu memodifikasi teks tersebut. Dari hal ini kita mempunyai dasar rasional untuk menentukan bahwa bangsa proto-Israel menyembah Yahweh beserta dewa lainnya, juga menerima struktur dewa seperti agama bangsa Kanaan. Yang mana menempatkan dewa El dipuncak struktur para dewa.

Dewa Kanaan yang berada pada struktur bawah seperti Resheph dan Deber, juga muncul dalam syair di kitab Habakuk 3:5 (dalam terjemahan Alkitab moderen, Resheph sebagai penyakit sampar dan Deber sebagai penyakit demam).

Habakuk
3:3 Allah datang dari negeri Teman dan Yang Mahakudus dari pegunungan Paran. Sela. Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya.
3:4 Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya dan di situlah terselubung kekuatan-Nya.
3:5 Mendahului-Nya berjalan penyakit sampar (Resheph) dan demam (Deber) mengikuti jejak-Nya.

Jadi dalam hal kosmologi dewa-dewi serta struktur keagamaan, terdapat ikatan jelas antara kepercayaan proto-Israel dan Bangsa Kanaan, bagi ilmuwan yang berpendapat asal-usul bangsa Israel dari Kanaan, ini adalah salah satu buktinya.

Patung dewa Milkom
Dewa Qauz

Dewa Dagon

Bagi ilmuwan yang berpendapat asal-usul bangsa Israel dari kaum Nomaden, juga yakin memiliki bukti keagamaan. Dewa yang umum disembah di kalangan proto-Israel, dan komunitas baru di Transjordan (Ammon, Moab dan Edom), nampaknya berbeda dari standar dewa-dewi di Kanaan.

Yahweh (Israel), Milkom (Ammon), Chemosh (Moab), dan Qaus (Edom) kesemuanya tidak muncul di kosmologi dewa-dewi bangsa Kanaan, atau jika muncul hanya menjadi dewa tingkat rendah (Milkom).

Dan lagi, bagi kaum penggembala nomaden di wilayah padang rumput dan gurun di selatan Palestina, adalah umum menggunakan nama-nama seperti Yahweh dan Qaus sebagai nama tempat atau kelompok suku. Informasi ini nampak dari catatan pada era akhir Zaman Perunggu (1550-1200 SM)-dari negeri Mesir, tentang sekelompok orang yang disebut Shasu; ini bukan nama etnis; tapi sebuah sebutan umum dari bangsa Mesir untuk kaum pastoral nomad (peternak nomaden), khususnya kaum yang hidup di daerah sekitar Palestina.

Karena alasan inilah, beberapa ilmuwan cukup yakin jika orang-orang proto Israel ini adalah sama dengan Shasu. Kesimpulan ini juga nampaknya diperkuat oleh Alkitab itu sendiri, yang menuliskan bahwa Yahweh berasal dari daerah selatan Palestina, seperti Seir, Edom, Teman, dan Paran. Kisah ini dipastikan sangat tua (Ulangan 33:2, Hakim 5:4-5, Habakuk 3:3), dan tidak mungkin dibuat ketika era kerajaan Israel berdiri, yang mana gagasan bahwa Yahweh berasal dari Edom, yang nota bene adalah sebuah bangsa yang sering terlibat konflik dengan Israel.

Bukti lain yang sering di kutip oleh para pengusung kaum nomaden adalah, bukti onomastik (bukti dari nama-nama personal bangsa Israel). Bagi kaum semit nama-nama mereka sering dibuat dari penggabungan kata verbal dan nama dewa. Seperti nama "Elijah/Elia" di terjemahkan sebagai "Yahweh adalah Tuhan", dan untuk nama tempat, seperti Israel dan Yehuda ini adalah nama dengan domain Yahwistis dan Elohistis.

Disamping itu ada sejumlah nama-nama figur penting di Alkitab dari zaman Israel kuno seperti Yakub, Ishak, Musa, Daud, Solomon, Saul, Ishbaal (anak dari Saul, ish-baal = Man of Baal ), dan Mephibaal yang bukan nama Yahwis. Dari hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa kaum proto-Israel tidaklah seluruhnya kaum Yahwis; dan kita juga dapat menyimpulkan bahwa Yahweh telah menjadi dewa penting bagi pemukim di dataran tinggi pada era Zaman Besi I (1200-1000 SM).

Akhirnya ketika membahas tentang bukti keagamaan, nampaknya kedua kubu mempunyai data yang musti di konsolidasikan dengan solid. Pihak yang mengusung teori Kanaan harus menjelaskan mengapa dewa seperti Yahweh, Chemosh, dan Qaus bisa menjadi dominan di pemukiman dataran tinggi, dan pihak pengusung kaum nomaden, mengapa di dalam kepercayaan kaum nomaden ini peran dewa-dewi Kanaan cukup dominan.

Bersambung part VII (Final)

Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis

Artikel ini adalah terjemahan dari judul asli "Religion, Identity and the Origins of Ancient Israel"
yang berarti "Agama, Identitas dan Asal-Usul Bangsa Israel Kuno" karya K.L. Spark, dan dapat di download di :  https://www.academia.edu/1059820/Religion_Identity_and_the_Origins_of_Ancient_Israel

K . L. Sparks, Eastern University, 1300 Eagle Road, St. Davids, PA
19312, USA. Email: ksparks@eastern.edu.
https://eastern.academia.edu/KentonSparks

Sebelumnya Part V


Sejarah asal-usul bangsa Israel dari tinjauan arkeologis - Part V

C. Sisi Historis dan arkeologi dari Alkitab.

Ilmuwan moderen saat ini sering mempertanyakan mengenai validitas historis dari kisah di Alkitab, khususnya yang menyangkut mengenai sejarah Israel dimasa awal. Ada tiga pandangan umum dari para ilmuwan terhadap sisi historis dalam Alkitab, yaitu : "maksimalis", "moderat", dan "minimalis".

Maximalis cenderung menerima kisah di Alkitab sebagai kisah historis. Sementara minimalis melihatnya sebagai kisah fiksi yang hanya membantu mereka dalam memahami sejarah israel.

Di antara para ilmuwan moderen, ke dua pandangan ini sudah tidak populer dan hanya dianut oleh segelintir orang.

Pandangan yang paling banyak di terima oleh para ilmuwan adalah "moderat", yang mana berdiri diantara dua cara pandang itu, mereka memandang Alkitab memiliki potensi sebagai sumber sejarah.

Ada alasan mengapa dibutuhkan kecermatan dalam menimbang Alkitab sebagai sumber sejarah. Contohnya mengenai kisah raja pertama Israel yaitu Saul dan Daud.

Ada sensitifitas politis bahwa Alkitab adalah propaganda pro-Daud, yang mendiskreditkan Saul dan mengagungkan Daud, yang mana figur Daud mempunyai profil sebagai pembunuh masal yang sadis dan pengkhianat, ia sempat berbaris untuk melawan Israel sebagai tentara bayaran kaum Filistin. Kisah ini jika dikronologikan maka terjadi di abad ke 10 SM (1000-900 SM) dan ada banyak kisah lampau pada era ini di dalam Alkitab.

Disamping itu terdapat pula kisah yang terjadi dimasa sebelumnya  (1200-1000SM), yang di dalam Alkitab dikenal sebagai kisah para hakim. Yang paling terkenal di kalangan para Ilmuwan adalah kisah Deborah (Hakim-Hakim 5). Syair Deborah, bercerita tentang bentrokan militer antara suku-suku Israel (tanpa kesertaan suku Yehuda) dengan bangsa Kanaan dari kota Megiddo dan Taanach. Tahun kejadian ini dapat diketahui dari hal-hal berikut.

Pertama, berdasarkan temuan arkeologi diketahui bahwa Megiddo hancur pada tahun 1130 SM (oleh bangsa Filistin) dan kemudian dihuni oleh bangsa Israel sekitar tahun 1000-901 SM (abad ke 10 SM). Melihat syair Deborah yang tidak menceritakan tentang kejatuhan Meggido, maka kita mengasumsikan jika kisah Deborah mungkin terjadi sekitar 1200 SM.

Kedua, syair tersebut menceritakan lokasi suku Dan berada pada daerah pantai laut Mediterrania. Suku ini berpindah ke daerah utara sekitar tahun 1200-1100 SM, berdasarkan kisah di Alkitab dan terkonfirmasi oleh bukti arkeologi. Jadi kisah Deborah terjadi sebelum perpindahan suku ini.

Ketiga, kisah ini bercerita tentang jenderal bangsa Kanaan bernama Sisera. Nama ini menjadi misteri selama beberapa saat, hingga kemudian oleh Redford ia mengaitkan nama ini secara etimologi Ssy-r, dengan firaun Ramses II. Identifikasi ini cocok dengan konteks, melihat kota Megiddo pada era akhir Zaman Besi (1550-1200 SM) termasuk kota-kota lain di Kanaan adalah dibawah kendali militer Mesir.

Implikasi dari kesimpulan ini adalah beberapa bagian dari syair ini berisi elemen fiktif, karena kecil kemungkinan seorang wanita suku keni dengan palu dan pasak tenda mampu membunuh seorang jenderal Mesir (Hakim 5:24-27).

Dengan bukti-bukti tersebut para ahli berkesimpulan bahwa kisah ini terjadi sekitar 1200 SM. Sebenarnya memberi penanggalan pada syair ini adalah penilaian kasar dari para ilmuwan dan bukan kesimpulan dengan bukti yang solid. Tetapi penanggalan ini cukup beralasan dan berdasarkan serentetan bukti.

Mengidentifikasi Syair Deborah ke konteks era 1200 SM adalah sangat penting, karena kisah ini merefleksikan beberapa fitur dari identitas bangsa Israel, yang memberikan gambaran tentang kondisi sosial serta relijius dari proto-Israel. Contohnya, Syair ini menyebutkan tentang 10 suku dan bukan 12 suku (tidak disebutkan tentang suku dari selatan yaitu suku Yehuda dan Simeon).

Ini adalah salah satu bukti awal jika bangsa ini berkembang dengan identitas yang berbeda. Konsep Pan-Israelis di Alkitab, dengan 12 suku dibawah pimpinan raja dari kerajaan Yehuda, adalah perkembangan dari periode berikutnya.

Implikasi berikutnya adalah bangsa Israel ternyata berasal dari koalisi atau liga dari berbagai suku. Hal ini berlawanan dengan kisah di Alkitab (Torah), yang mengisahkan bahwa bangsa ini berasal dari satu orang (Yakub) dan dari orang tersebut berbagai suku ini muncul.

Syair ini juga memberi kita gambaran tentang kondisi relijius dari proto-Israel. Yahweh disebutkan dalam syair tersebut sebagai "dewa bangsa Israel" yang mana bangsa ini berperang untuk-Nya. Hal ini pula menunjukkan bahwa kebersamaan dalam relijiusitas adalah ikatan terpenting dari suku-suku ini.

Dalam saat yang bersamaan, tema utama dari syair ini menunjukkan bahwa banyak suku yang tidak ikut terlibat dalam peperangan ini (Hakim 5:15). Keadaan geografis menunjukkan kita,  jija suku-suku yang disebut tidak terlibat dalam peperangan, berada jauh dari lokasi kejadian, di wilayah Jezreel.

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa identitas pada proto-Israel adalah
masyarakan kesukuan, dan hubungan relijius antar suku-suku ini belumlah cukup untuk menyatukan mereka ketika kondisi secara ekonomi dan politis masih lemah. Syair ini juga memberi kita informasi tentang asal muasal Yahweh-isme dalam komunitas proto-Israel.

Yahweh diceritakan memasuki Palestina dari daerah selatan, dari wilayah pegunungan Seir dan Edom (Hakim 5:4-5). Ini menunjukkan bahwa bukan saja Yahweh tapi juga orang-orang itu sendiri (atau beberapa orang dari kelompok kesukuan tersebut) adalah pendatang dari daerah tandus di selatan; fakta ini menunjukkan kecocokan dengan teori dari para ilmuwan, dan kisah di Alkitab, bahwa nenek moyang dari bangsa Israel adalah seorang penggembala nomaden.

Lain halnya dengan kisah Deborah, Buku Yoshua menceritakan hal berbeda. Gaya narasi Yoshua sebagaian besar adalah produk dari Theologi Deutronomis (kitab ulangan-deutronomy), sebuah pemahaman relijius yang revolusioner dan muncul setelah penemuan buku Torah ketika pemerintahan raja Yoshia di kerajaan Yehuda sekitar tahun 640-609 SM.

Kesimpulannya: Sangat nampak dengan jelas, jika beberapa masyarakat proto-Israel ini menyadari bahwa mereka sedang berpartisipasi dalam pembentukan masyarakat baru bernama "Israel" dan orang-orang ini terindikasi sebagai masyarakat politheis, dan nampaknya mereka memuja dewa Yahweh dalam cara yang unik.

Jadi, walau masih menimbulkan perdebatan, adalah cukup sahih jika mengacu bahwa pada era Zaman Besi I (1200-1000 SM), pemukim ini adalah bangsa Israel. Ini menjelaskan keabsenan mereka dalam surat Amarna (1300 SM) dan kemunculannya pada prasasti Merneptah (1200 SM).

Bersambung ke Part VI

Sebelumnya Part IV

Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis

Kamis, 05 Februari 2015

Sejarah asal-usul bangsa Israel dari tinjauan arkeologis - Part IV


B. BUKTI ARKEOLOGI DARI PALESTINA

Dalam penelitian terhadap berbagai situs bersejarah di sekitar Palestina, para ilmuwan sering berbeda pendapat tentang kapan dan bagaimana proses pemukiman itu terjadi. Contoh nya adalah situs kota Hazor. Alkitab memberi kita dua kisah bagaimana kota ini jatuh ketangan bangsa Israel.

Pertama, kota ini ini diserang dan dimusnahkan oleh bangsa Israel dibawah komando Yoshua (Yoshua 11:10); kisah kedua, bangsa Israel bermukim disekitar Hazor dan secara perlahan mereka menguasai kota tersebut (Hakim 4:1-2; 23-4).

Berdasarkan keterangan ilmuwan yang menggali di situs Hazor (Yadin), ia menemukan bukti arkeologi yang mendukung kisah Yoshua. Ketika menggali pada lapisan tanah di situs ini, ia menemukan bukti di lapisan ke-13, bahwa Hazor dihancurkan pada akhir abad ke-13 SM, dan pada lapisan ke-12 adalah bukti dari pemukiman bangsa Israel pada abad ke-12 SM, persis seperti kisah Yoshua.

Dan Ilmuwan lain yaitu Aharoni (1957), mengatakan ia menemukan bukti reruntuhan pemukiman bangsa Israel di sekitar Hazor sebelum hancurnya kota itu, yang mana hal ini cocok dengan kisah pada kitab Hakim-hakim.

Akan tetapi baru-baru ini ilmuwan lain yang menggali di situs tersebut bernama Israel Finkelstein (1988), mengatakan bahwa berdasarkan lapisan reruntuhan di Hazor, pemukiman bangsa Israel baru muncul pada lapisan ke-8 dan 7 sekitar tahun 1250-1100 SM, yang mana jaraknya 150 tahun dengan lapisan ke-13 seperti kesimpulan Yadin.

Situs Kota Hazor
Dengan menghiraukan perbedaan penanggalan reruntuhan di Hazor, kita mendapatkan gambaran bahwa, kebudayaan Kanaan di Hazor tergantikan oleh kebudayaan baru di sekitar era awal Zaman Besi (1200-1000 SM), dan pemukim baru ini kita sebut sebagai bangsa Israel atau proto-Israel.

Dengan semakin banyaknya penemuan arkologi baru, dari proyek-proyek penggalian dan survei, hal ini turut menyebabkan semakin bertambahnya teori-teori baru tengan asal-muasal bangsa Israel. Dan banyak dari teori tersebut menonjolkan peran para kaum nomaden dan semi nomeden pada pemukiman di daerah dataran tinggi pada era awal Zaman Besi (1200-1000 SM), yang seakan  menantang paradigma mengenai asal- usul dari bangsa Kanaan.

Ada beberapa ilmuwan mencoba menyempurnakan teori penyusupan secara damai, dengan memfokuskan penelitian pada askpek arkeologi yang berkaitan dengan bahasa, para ilmuwan ini percaya mereka dapat mencari jejak para pemukim ini ke para penggembala nomaden dari wilayah Transjordan.

Dari banyaknya teori yang dikemukakan, teori dari Israel Finkelstein lah yang paling banyak dibahas pada saat sekarang ini. Ia dianggap berhasil menyatukan teori asal-usul bangsa Israel dari dari Kanaan dan kaum Nomaden.

Bunimovitz mempunyai sebuah model untuk teori Finkelstein. Menurutnya ada sebuah fluktuasi jangka panjang pada proses pemukiman bangsa Israel ini, yang mana terjadi perambahan pemukiman baru, perpindahan penduduk, serta kembalinya sekelompok pemukim, yang sebelumnya meninggalkan wilayah ini.

Namun transisi ini tidak umum terjadi di daerah dataran tinggi, tetapi lebih jamak pada daerah perbatasan, yakni diantara dataran rendah dan dataran tinggi.

Menurutnya, proto-Israel berasal dari penduduk pedesaan dan para nomaden di era pertengahan Zaman Perunggu (1800-1550 SM), mereka berpindah dari dataran tinggi ke dataran rendah, namun setelah beberapa saat, atau pada era akhir Zaman Perunggu (1550-1200 SM), kelompok ini kembali lagi ke daerah dataran tinggi, hal ini disebabkan oleh munculnya tekanan dari bangsa Mesir.

Ada sebuah trend baru tentang data-data arkeologi pada komunitas non-Israel di daerah Transjordan. Hal ini dirintis oleh Albrecht Alt pada penelitiannya tentang pola pemukiman pada era awal Zaman Besi. Albrecht melihat ada relasi kuat antara pemukim di Cisjordan (Israel) dan Transjordan (Ammon, Moab, dan Edom). Selama beberapa dekade belakangan ini, terjadi sebuah usaha menyamakan pendapat tentang bagaimana peran para kaum nomaden dalam pembentukan komunitas di wilayah Transjordan hingga terbentuklah bangsa Ammon, Moab dan Edom.

Efek lain adalah muncul sebuah teori Hibrid yang menggabungkan antara berasal dari bangsa Kanaan, kaum nomaden, dan penggabungan dengan para migran dari wilayah lain. Ilmuwan penganut teori ini cenderung menonjolkan tentang masalah komplesitas dari pemukiman tersebut.

Dalam memilah teori asal-usul bangsa Israel adalah praktek umum untuk meninjau secara detail bukti-bukti arkeologi. Terutama hal detail mengenai variasi fitur artifak yang sering nampak pada pemukiman ini. Diantaranya guci keramik berleher bundar (collared-rim pithoi), motif pilar rumah dengan empat ruangan, pola agrikultur, penampungan air, serta binatang peliharaan. Berikut akan kita bahas secara detail mengenai temuan arkeologi tersebut.

Perbandingan guci berleher bundar dan manusia
Kita mulai dengan guci, guci ini berukuran besar dan akan sangat berat jika dibawa bepergian dengan berjalan kaki. Ada ratusan guci seperti ini ditemukan, guci ini adalah jenis guci berleher bulat serta memiliki pegangan yang kecil, guci seperti ini berhasil digali dibanyak wilayah di dataran tinggi pada era Zaman Besi.

Para ilmuwan sering berdebat mengenai mengapa terdapat begitu banyak guci seperti ini di wilayah tersebut. Ada yang berspekulasi bahwa guci tersebut digunakan untuk  menyimpan air, tetapi banyak yang mengatakan untuk penampungan anggur atau minyak zaitun.

Satu debat yang sangat penting adalah berkaitan dengan etnisitas: apakah guci sejenis ini adalah ciri khas bangsa Israel? selama beberapa saat jawabannya adalah "iya", tapi pada tahun terakhir, para ilmuwan mengindentifikasi bahwa guci seperti itu adalah model guci umum, yang digunakan oleh bangsa Kanaan, dan  digunakan pula oleh orang-orang yang tinggal di luar wilayah dataran tinggi ini.

Guci ini secara umum berukuran besar, tetapi berdinding tipis, dipastikan jika masyarakat pedesaan ini tidak memiliki keahlian meproduksi guci semacam ini. Selain itu ukuran guci ini sangan seragam baik dalam hal ukuran atau bentuk. Para ilmuwan berkesimpulan bahwa benda ini pasti diproduksi disebuah rumah produksi khusus dan dikirim kemari.

Dan keseragaman itu bukan tanpa sebab tapi mempunyai tujuan, yakni sebagai usaha standarisasi pengukuran cairan, mungkin atas perintah dari penguasa Mesir yang berkuasa di wilayah Palestina selama era akhir Zaman Perunggu.



Rumah dengan 4 ruangan

Rumah dengan 4 ruangan juga tidak lepas dari perdebatan. Menurut beberapa ilmuwan, popularitas desain rumah demikian sangat berkaitan dengan fungsinya bagi aktivitas kaum agraris dan penggembala.  Belakangan ditemukan pula desain rumah seperti ini, pada area lain diluar teritori bangsa Israel.

Bagi ilmuwan yang mendukung pendapat bahwa rumah 4 ruangan adalah ciri khas etnis Israel mempunyai cara pandang yang berbeda, mereka berpandangan bahwa desain rumah demikian adalah usaha untuk meniru rumah tenda para kaum nomaden, sebelum mereka menetap, akan tetapi pendapat ini tidak diterima secara luas.

Satu pendapat yang mendukung desain rumah dengan etnisitas, adalah dari penelitian yang mengkombinasikan desain rumah dengan nilai sosial egaliterian yang berkembang di masyarakat proto-Israel, dan menurut mereka rancangan rumah ini berbeda dengan standar rumah di daerah Kanaan yang berhirarki.

Rumah dengan desain empat ruangan ini muncul secara sporadis selama era awal Zaman Besi di wilayah Cisjordan dan Transjordan, dan menjadi dominan di pertengahan era Zaman Besi (1000 - 586 SM), lalu hilang sejak kejatuhan kerajaan selatan (Israel, kerajaan utara adalah Yehuda) disekitar tahun 586 SM.

Perkebunan dengan teknik terasering
Fitur berikutnya yang menjadi tanda etnisitas bangsa Israel adalah, tempat penampungan air berlapis tanah liat (lime-plastered cistern), serta teknik bercocok tanam sistem terasering. Akan tetapi dua fitur ini kurang diterima secara luas dikalangan ilmuwan karena praktek semacam ini sudah sangat umum ditemukan di era Zaman Perunggu (1550-1200 SM).

Salah satu indikasi penting yang menjadi fitur unik bangsa Israel adalah jenis hewan ternak. Melalui penelitian ekstensif di dataran tinggi Palestina, yakni   pengumpulan sisa tulang-belulang hewan, diketahui jika hewan ternak utama yang dipelihara oleh komunitas ini adalah sapi dan domba, diketahui pula jika  hampir tidak ditemukannya tulang babi.

Hal ini sangat kontras dengan di wilayah penduduk di Kanaan, di mana tulang babi sangat banyak ditemukan. Penemuan ini sesuai dengan gambaran Alkitab mengenai perspektif bangsa Israel terhadap babi yang dianggap hewan kotor dan ditabukan untuk di konsumsi.


Namun tulang babi sebenarnya ditemukan pula di beberapa wilayah di dataran tinggi, walau dalam jumlah yang sedikit, dan tidak diketahui secara pasti apakah kurang nya tulang babi ini dapat menjadi penanda khusus untuk etnis Israel. Sebab adalah kebiasaan kaum nomad ataupun kaum penggembala untuk tidak memelihara babi yang membutuhkan sumber air yang banyak.

Para ilmuwan yang menggunakan sekumpulan fitur yang dijelaskan diatas untuk mengindetifikasi bangsa Israel secara teknis dikenal dengan istilah "culture area" untuk menganalisa ethnoarchaeology (arkeologi-etnis).  Teknik ini mengidentifikasi aspek sosial masyarakat lampau dengan kombinasi peninggalan arkeologi yang muncul secara bersamaan di sebuah wilayah.

Dalam hal asal-usul bangsa Israel dimana sisi penting sudut pandang ini? Harus di akui bahwa dalam kasus Israel kuno, tidak ada jejak peninggalan arkeologi yang eksklusif milik etnis ini. Namun jejak arkeologi ini jika dikombinasikan dengan narasi yang ada di Alkitab, maka dapat diketahui bahwa area ini adalah sisa-sisa peninggalan nenek moyang bangsa Israel pada era Zaman Besi (1200-1000 SM).

Bersambung Part V

Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis

Artikel ini adalah terjemahan dari judul asli "Religion, Identity and the Origins of Ancient Israel"
yang berarti "Agama, Identitas dan Asal-Usul Bangsa Israel Kuno" karya K.L. Spark, dan dapat di download di :  https://www.academia.edu/1059820/Religion_Identity_and_the_Origins_of_Ancient_Israel

K . L. Sparks, Eastern University, 1300 Eagle Road, St. Davids, PA
19312, USA. Email: ksparks@eastern.edu.
https://eastern.academia.edu/KentonSparks

Sebelumnya Part III

Selasa, 03 Februari 2015

Sejarah asal-usul bangsa Israel dari tinjauan arkeologis - Part III


III. Bahan diskusi : Survey dari penemuan terakhir.

A. Bukti dari Mesir : Bangsa Hyksos, Tablet Amarna, Tugu Merneptah dan istilah Shasu.

Tugu Merneptah, dan sumber arkeologi dari negeri Mesir menjadi informasi yang sangat penting dalam pembahasan mengenai asal usul bangsa Israel.
Banyak para ahli berpendapat, walau Alkitab kaya akan informasi tentang masa lampau, namun pandangan bias dan subyektifitas dari penulis Alkitab seringkali menimbulkan perdebatan.

Serta Alkitab itu sendiri adalah sebuah produk yang berasal pada masa setelah hancurnya kerajaan Israel-Yehuda. Dengan demikian sumber yang dianggap dapat diandalkan dari segi kenetralannya adalah catatan dari negeri Mesir.

Satu periode dalam sejarah Mesir yang sangat penting untuk memahami asal-usul bangsa Israel di Palestina adalah "era peralihan kedua", kita mengetahui dari sumber tertulis di Mesir, bahwa pada era tersebut terjadi masa ketidakstabilan di Mesir, yaitu sekitar 1650-1550 SM, ada kelompok bangsa Asiatik (semitik) yang sempat berkuasa di Mesir, awalnya mereka datang ke Mesir sebagai pekerja, namun kemudian mereka berkembang dan menguasai Mesir bagian utara (lower Egypt), mereka bahkan menjadi raja di wilayah itu. Akhirnya oleh para raja-raja pribumi yang berada di selatan Mesir (upper Egypty) mereka berhasil di usir dan  menyatukan kembali wilayah Mesir.

Sekelompok orang Asiatik (disebutkan sebagai cikal bakal bangsa Hyksos) memasuki Mesir disekitar tahun 1900 sm, gambar ini berada pada lukisan raja dinasti ke 12 Khnumhotep II, mereka memasuki mesir ketika era firaun Senursret II
Firaun Ahmose I (dinasti ke 18)berusaha mengusir bangsa Hyksos dari Mesir
Bangsa Mesir menyebut mereka dengan sebutan bangsa Hyksos, Mesir kuno:  "heqa khasut", yang berarti orang asing.

Peristiwa historis ini sering dihubungkan oleh banyak peneliti dengan kisah keluaran di Alkitab, yaitu peristiwa keluarnya bangsa Israel (Asiatik) dari Mesir.

Penulis sejarah pada era Romawi, Flavius Josephus (keturunan Yahudi), yang hidup pada abad ke 1 masehi, mengindentifikasikan bangsa Hyksos ini sebagai bangsa Israel.

Sumber tertulis dari Mesir yang sangat penting adalah Surat Amarna (bentuk tablet atau batu tulis), yang merupakan korespondensi antara penguasa negeri vassal di Palestina dengan firaun Akhenaten di kota Amarna. Tablet tersebut ditulis dengan bahasa Akkad (bahasa internasional pada saat itu) dan penanggalan tablet tersebut diperkirakan 1300-1400an SM.

Beberapa informasi yang di dapat dari tablet itu adalah :

Pertama, di era tersebut pemukiman yang berbentuk kota di wilayah dataran tinggi Palestina, sangat sedikit dan jaraknya saling berjauhan, dibandingkan di wilayah dataran rendah yang padat. Penduduk di wilayah dataran rendah dikuasai oleh Mesir, dan pemegang otoritas pada penduduk di dataran tinggi  berada di kota Shechem (Sekkem) untuk bagian utara, dan kota Yerusalem untuk daerah bagian selatan. Hal ini nampaknya pararel dengan informasi di era Zaman Besi Israel (1200-1000 SM), yang mana wilayah utara dikuasai oleh kota Samaria dan wilayah selatan oleh Yerusalem.

Kedua, terlihat bahwa kedua penguasa di daerah pegunungan ini tidak dapat mengontrol secara baik wilayah mereka. Tablet Amarna menyebut mengenai  gerombolan yang sering membuat kekacauan, yang disebut dengan Hapiru, yang kerap mengganggu keamanan di wilayah pemukiman  atau rute-rute antar kota.

Selama beberapa waktu, Hapiru ini di-indetikkan dengan Ibrani (ivrit). Walau secara etimologi terdapat kemiripan, hubungan keduanya mendapat perdebatan.

Namun sangat mungkin jika kelompok Hapiru ini pada akhirnya ikut melebur dalam pemukiman baru di daerah dataran tinggi pada dekade berikutnya.

Peta Wilayah Mesir dan daerah Vassal mereka di Palestina
Ketiga, yang paling krusial adalah dalam tulisan tablet Amarna tidak di sebut sama sekali tentang Israel, ataupun nama dari 12 suku-suku Israel. Konsekuensinya adalah, entitas etnis Israel pada saat ini belumlah terbentuk, mungkin terbentuk di era berikutnya.
Stela (prasasti) Merneptah
Catatan berikut adalah, prasasti Merneptah (1208 SM). Bagian teks yang relevan dengan Israel adalah seperti berikut :

Para pangeran berlutut, dan berkata "Damai!"
Tak satupun diantara sembilan musuh ini yang berani mengangkat kepalanya.
Sekarang Tehetu (Libya) telah hancur,
Hatti (Het) telah ditundukkan,
Kanaan telah di rampas hingga berduka,
Ashkelon telah dikuasai,
Gezer telah direbut,
Yano'am sudah dimusnahkan,
Israel dibiarkan gersang dan benihnya musnah,
Hurru (Mittani) menjanda karena Mesir
penjelasan singkat tentang baris yang mengandung kata Israel :


Kata-kata dalam huruf hieroglif untuk Ashkelon, Gezer dan Yanoam diberi kata penentu untuk "kota" - sebuah "tongkat" ditambah "tiga gunung", sedangkan hieroglif untuk Israel diberi tanda tongkat untuk "tempat asing" dengan gambar laki-laki dan perempuan duduk di atas 3 garis sejajar membujur (tanda untuk bentuk jamak):

 Tanda "orang-orang asing" ini biasanya digunakan orang Mesir bagi suku-suku yang nomaden, bukannya mereka yang tinggal dalam kota-kota. Istilah "gersang" (wasted), "tidak berbenih" (bare of seed) sering dipakai untuk bangsa-bangsa yang dikalahkan - mengandung makna persediaan biji-bijian/makanan bangsa tersebut sudah dihancurkan, yang mengakibatkan kelaparan pada tahun berikutnya, membuat mereka tidak dapat menjadi ancaman militer bagi Mesir

Bagi mereka yang percaya pada prasasti Merneptah tersebut mengandung kata Israel, menyimpulkan bahwa hal-hal berikut pasti benar pada masa raja Merneptah:
1. Israel telah menetap di daerah dataran tinggi Palestina.
2. Israel sebagian besar adalah nomaden.
3. Israel mempunyai identitas yang sangat kontras berbeda dengan bangsa Kanaan, yang mana pada stela (tugu) tersebut disebut sebagai Kanaan beserta negara kotanya yaitu Ashkelon, Gezer, dan Yano'am. Semua ini sangat sejalan dengan ingatan-ingatan bangsa Israel awal dalam Alkitab.

Ada beberapa kelompok ilmuwan yang menolak mengaitkan Israel pada tugu Merneptah. Menurut mereka tidak ada alasan yang kuat dari tulisan YSRIR sehingga dapat dibaca sebagai Israel. Dikarenakan entitas Israel seharusnya baru muncul beberapa abad kemudian. Tapi pendapat ini kurang mendapat dukungan luas.

Relief di kuil Karnak yang ditafsirkan oleh Frank Yurco sebagai adegan peperangan pada stela Merneptah

Penafsiran tugu Merneptah semakin menarik pada tahun 1986, ketika Frank Yurco memaparkan tentang hubungan antara tulisan di prasasti Merneptah dengan relif bergambar di kuil Karnak. Sebuah relief artistik tentang peperangan firaun dengan bangsa asing yang digambarkan mengenakan pakaian bangsa Kanaan (yang pada akhirnya mendukung teori asal-usul dari bangsa Kanaan)

Tidak lama kemudian A.F. Rainey membuat penafsiran yang sedikit berbeda, ia setuju bahwa bangsa Israel terlukis dalam relief, tapi menghubungkan mereka sebagai penggembala nomaden (kaum Shasu). Teori ini nampaknya cocok dengan penggambaran Alkitab tentang bangsa Israel berasal dari para penggembala di selatan dan timur Palestina.

Berdasarkan tulisan bangsa Mesir yang berasal dari era akhir Zaman Perunggu (1550-1200 SM) dan awal Zaman Besi (1200-1000 SM), kaum Shasu seringkali ditemui di daerah selatan dan timur Palestina, Sinai, Negev, Edom, dan Transjordan, serta di perkotaan Palestina.

Seperti yang telah disebut sebelumnya, beberapa nama daerah tempat Shasu berdiam, adalah juga nama tempat Yahweh dipuja, dan beberapa sebutan selain kaum Shasu yang sering disebut adalah Qaus, yang mana adalah dewa utama bangsa Edom.

Informasi lain tentang kaum Shasu adalah dikatakan mereka mempraktekkan persunatan, yang cocok dengan kebiasaan bangsa Israel dan kontras dengan kebiasaan bangsa Kanaan. (Praktek sunat juga dilakukan oleh bangsa Mesir)

Tawanan kaum Shasu
Bukti yang mengasosiasikan Shasu dengan bangsa Israel saat ini masih kurang lengkap, dan setiap poin nya menimbulkan diskusi panjang, tapi untuk ilmuwan seperti Rainey, Redford, dan Wippert, kesamaan pararel antara bangsa Israel dan kaum Shasu tidak pantas untuk diabaikan.

Lanjutan Part IV

Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis

Artikel ini adalah terjemahan dari judul asli "Religion, Identity and the Origins of Ancient Israel"
yang berarti "Agama, Identitas dan Asal-Usul Bangsa Israel Kuno" karya K.L. Spark, dan dapat di download di :  https://www.academia.edu/1059820/Religion_Identity_and_the_Origins_of_Ancient_Israel

K . L. Sparks, Eastern University, 1300 Eagle Road, St. Davids, PA
19312, USA. Email: ksparks@eastern.edu.
https://eastern.academia.edu/KentonSparks

Sebelumnya Part II

Sejarah asal-usul bangsa Israel dari tinjauan arkeologis - Part II

II. Berasal dari Kanaan atau dari bangsa Nomaden?


Map Israel Kuno & kerajaan kuno di sekitarnya
Para ilmuwan sepakat bahwa di wilayah pegunungan Palestina, telah terbentuk permukiman dalam skala kecil, pada sekitaran tahun 1550-1200 SM, ketika itu  bangsa Mesir masih menjadi penguasa wilayah levant (Syria-Palestina), dan populasi terbesar berada di wilayah perkotaan Kanaan, yakni di wilayah dataran rendah Palestina.

Namun menjelang tahun 1200-1000 SM, terjadi lonjakan populasi yang disertai dengan munculnya berbagai lokasi pemukiman baru di daerah dataran tinggi, baik itu di sisi barat (Cisjordan) dan timur (Transjordan) Sungai Yordan.

Di Transjordan, pemukiman baru muncul di daerah yang akhirnya menjadi wilayah bangsa Ammon, Moab dan Edom (di cisjordan muncul bangsa Israel, dan dibagian utara muncul bangsa Aram).

Pertanyaan tentang penduduk ini adalah, berasal dari manakah mereka? Apakah mereka ber-migrasi dari daerah perkotaan di Kanaan, atau mereka berasal dari kaum nomaden yang terpinggirkan? Berikut pendapat para ilmuwan.

Teori Berasal dari Kanaan.

Bukti yang diajukan oleh penganut teori ini adalah. Telah umum diketahui bahwa bangsa Mesir mengontrol wilayah Palestina pada era akhir zaman perunggu (1550-1200 SM), dan mereka memerintah dengan tangan besi.  Kontrol yang sistematis ini lebih terasa di wilayah perkotaan di dataran rendah Kanaan, dan diasumsikan jika beberapa penduduk Kanaan berusaha menghindar dan akhirnya menetap di wilayah pegunungan - sambil membawa warisan budaya Kanaan bersama mereka.

Identitas bangsa Israel juga berkembang dari warisan budaya pengungsi Kanaan ini. Bukti arkeologi yang dipakai untuk mendukung teori ini adalah : rumah dengan empat ruangan dan peralatan keramik yang serupa dengan corak budaya bangsa Kanaan.

Atas keramik Kanaan, bawah keramik Israel
Rumah dengan 4 ruangan dahulu sering dikaitkan dengan etnisitas Israel kuno
Bukti-bukti ini dahulu diidentikkan sebagai ciri khas dari bangsa Israel, namun mendapat banyak kritikan, karena ternyata ciri tersebut bukan hal baru pada tahun 1200-1000 SM, penemuan terbaru menunjukkan jika ciri tersebut, sesungguhnya telah ada sejak zaman sebelumnya, sehingga tidak lagi ditafsirkan sebagai ciri khas dari bangsa Israel.

Bukti lain yang dipakai sebagai acuan, berasal dari naskah tablet Amarna. Naskah ini berasal dari kota kuno bernama Amarna di Mesir, yang memberi gambaran tentang situasi dan kondisi wilayah Palestina selama masa 1550-1200 SM, periode sebelum munculnya komunitas awal di wilayah dataran tinggi.

Naskah tersebut berisi tentang sekelompok orang, yang disebut Hapiru, mereka disebut sering melakukan gangguan dan huru-hara terhadap kestabilan di beberapa kota Kanaan.

Sebutan Hapiru terlihat mirip dengan Ivrit (Ibrani), dan beberapa ilmuwan menganggap bahwa ini adalah bukti yang mendukung jika  leluhur bangsa Israel (Ibrani) berasal dari sekelompok orang Kanaan yang memisahkan diri.




Berbagai Tablet dari Amarna yang menggambarkan bagaimana para penguasa Kanaan meminta bantuan tentara kepada firaun Mesir untuk menghadapi gangguan dari kaum Hapiru/Habiru
Penggambaran dari Mesir atas kaum Hapiru/Kabiru/Shasu

Salah satu bukti yang paling penting adalah dalam hal keagamaan. Selama beberapa dekade, para ilmuwan berhasil membuktikan bahwa leluhur bangsa Israel mempunyai kesamaan dalam hal ke-agamaan dengan bangsa Kanaan.

Berdasarkan peninggalan naskah-naskah kuno dari negara-kota Ugarit (yang berasal dari sekitar tahun 1550-1200 SM), para ilmuwan mencatat bahwa bangsa Kanaan memiliki dewa-dewi seperti El, Baal, dan Asherah, yang juga muncul dalam naskah Alkitab. Nama dewa tersebut terdapat pula pada nama figur-figur di Alkitab seperti Jerubbaal dan Ishbaal (Hakim-hakim 7:1; 2 Samuel 2:28).

Bahkan nama Israel sendiri berasal dari kata (Isra-El), dewa El adalah dewa tertinggi dalam kosmologi dewa-dewi Kanaan. Jadi dalam hal keagamaan terdapat ikatan yang sangat kuat antara standar kepercayaan bangsa Israel dan bangsa Kanaan.Walaupun terdapat kesamaan tidak serta merta dapat dikatakan bahwa agama bangsa Israel berasal dari agama Kanaan.
Teori berasal dari bangsa Nomaden

Apa yang disajikan oleh para pendukung teori ini? kebanyakan buktinya berasal dari Alkitab. Alkitab sering menceritakan hubungan antara nenek moyang bangsa Israel dengan daerah-daerah gurun dan sekitarnya yang berada di wilayah selatan Palestina, atau wilayah utara yaitu negeri bangsa Aram, dan tak pernah menyebut sekalipun ingatan tentang daerah perkotaan di Kanaan.
Dapatkah bangsa ini melupakan element terpenting dari asal muasal mereka? Bagi pendukung teori ini jawabannya adalah "tidak".

Sebuah bukti arkeologi yang mendukung asal-usul dari kaum nomaden adalah: kebiasaan umum bangsa nomaden ketika akan menetap pada sebuah wilayah, umumnya mereka mengadopsi teknologi dari masyarat disekitar. Dan ini yang mereka temukan pada peninggalan peralatan keramik pada komunitas awal Israel.

Keramik mereka sangat mirip dengan keramik buatan Kanaan, namun pada wilayah dataran tinggi keramik tersebut lebih sedikit variasinya, akan tetapi jumlah nya sangat banyak jika dibandingkan dengan daerah perkotaan Kanaan.

Kemiripan lainnya adalah dalam hal rumah dengan empat ruangan. Hal ini dianggap membuktikan jika leluhur bangsa Israel ini mengadopsi budaya tetangga mereka, yaitu penduduk Kanaan.

Kesimpulan ini di dukung pula oleh temuan akan bentuk pengaturan tata-ruang antar bangunan oleh komunitas awal di daerah dataran tinggi. Dengan menghimpitkan rumah mereka satu dengan yang lain, hingga membentuk sebuah pola oval atau lingkaran, hal ini menghasilkan sebuah ruang terbuka dibagian tengah.

Berdasarkan pemahaman arkeolog, Israel Finkelstein, pola lingkaran ini adalah kebiasaan yang dilakukan oleh para penggembala nomaden ketika mendirikan tenda-tenda mereka, hingga terbentuk sebuah penghalang yang menciptakan wilayah terlindung dibagian tengah.

Pemukiman yang berbentuk lingkaran, hal ini mendapat perdebatan karena dianggap adalah pola umum di daerah selatan levant dan bukan eksklusif pola bangsa Israel
Bagi pendukung teori ini, mereka juga percaya bahwa bukti agama menguatkan pendapat mereka. Dewa utama yang disembah oleh bangsa Israel, dan masyarakat di Transjordan (Ammon, Moab, dan Edom), nampaknya mempunyai perbedaan cukup mendasar dengan dewa-dewi bangsa Kanaan.

Yahweh (Israel), Milkom (Ammon), Chemosh (Moab), dan Qaus (Edom) tidak menjadi standar dewa yang dipuja oleh bangsa Kanaan, walau ada kemungkinan jika dewa-dewa tersebut sebenarnya bukan dewa yang populer dalam keagamaan bangsa Kanaan.

Terlebih lagi ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa dewa seperti Yahweh dan Qaus bisa diasosiasikan dengan dewa kaum nomaden di wilayah selatan Palestina. Bangsa Mesir mencatat jika kaum nomaden yang disebut "Shasu" ini menyembah dewa yang namanya mirip dengan Yahweh.

Dan didalam sajak atau puisi-puisi yang tertulis dalam Alkitab pun dikatakan tentang lokasi, asal muasal Yahweh yaitu didaerah selatan Palestina, disekitar Edom (Ulangan 33:2, Hakim 5:4-5, Habakkuk 3:3).

Ulangan 33:2
Berkatalah ia: "TUHAN (Yahweh) datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala.  

Hakim-Hakim 5:4-5
4. TUHAN (Yahweh), ketika Engkau bergerak dari Seir, ketika Engkau melangkah maju dari daerah Edom, bergoncanglah bumi, tirislah juga langit, juga awan tiris airnya;
5. gunung-gunung--yakni Sinai--bergoyang di hadapan TUHAN (Yahweh), di hadapan TUHAN (Yahweh), Allah Israel.

Habakkuk 3:3
3. Allah datang dari negeri Teman dan Yang Mahakudus dari pegunungan Paran. Sela. Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya.

Salah satu tulisan tertua yang menyebut kata Israel, yang terdapat pada tugu kemenangan firaun Merneptah (berasal dari 1200 SM). Dalam tugu tersebut terdapat tulisan tentang klaim raja Mesir yang telah menumpas "benih dari Israel", dan pada tulisan Israel tersebut terdapat sebuah "tanda baca" yang memberi keterangan sebagai "komunitas" dan bukan sebagai sebuah bangsa, kota, atau negeri.

Dari informasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada masa berkuasanya raja Merneptah (1213-1203 SM), bangsa Israel telah berkembang dan dikenal menjadi sebuah entitas etnis (suku), tetapi masih hidup sebagai kaum nomaden atau semi nomaden.

bersambung ke part III

Index Sejarah Asal-Usul Bangsa Israel Dari Tinjauan Arkeologis

Artikel ini adalah terjemahan dari judul asli "Religion, Identity and the Origins of Ancient Israel"
yang berarti "Agama, Identitas dan Asal-Usul Bangsa Israel Kuno" karya K.L. Spark, dan dapat di download di :  https://www.academia.edu/1059820/Religion_Identity_and_the_Origins_of_Ancient_Israel

K . L. Sparks, Eastern University, 1300 Eagle Road, St. Davids, PA
19312, USA. Email: ksparks@eastern.edu.
https://eastern.academia.edu/KentonSparks

Sebelumnya Part I

Apakah Abraham Berasal Dari Ur atau Haran?

Abraham berasal dari kota Haran dan bukan dari kota Ur-Kasdim, ya itulah pendapat beberapa para ahli biblikal moderen, mengapa mereka berpen...