Kamis, 10 Agustus 2017

Kejatuhan Manusia, Legenda Bangsa Yahudi

Kejatuhan Manusia & Ular


Kejadian 3:1-5, Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Diantara para binatang serpent (ular) adalah yang paling utama. Dibanding yang lainnya, ia memiliki kualitas yang paling unggul, dan dalam beberapa hal ia menyerupai manusia. Seperti manusia, ia berjalan dengan berdiri diatas 2 kakinya, dan tinggi tubuhnya sejajar dengan unta. Jika bukan dikarenakan kejatuhan manusia, yang juga membawa musibah bagi mereka, sepasang ular akan mampu melakukan segala pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pria.

Demikianlah kemampuan ular yang membawa kehancuran bagi manusia dan kaumnya. Berkat superioritas mental menyebabkan ia menjadi kafir. Sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya iri hati ular terhadap Adam, adalah hubungan suami-istri Adam & Hawa. Ia lalu memutar otak mencari cara agar Adam terbawa kepada kematian. Karena hubungan mereka yang dekat, ia mengetahui karakter dari manusia, dan ia mencoba melakukan tipu daya dengan mendekati Hawa, karena diketahui olehnya bahwa perempuan mudah untuk terperdaya.

Percakapan dengan Hawa dengan cerdik ia rencanakan sebelumnya, dan mulailah perangkap ia tebar terhadap Hawa. Berkatalah Ular, "Tentulah Allah berfirman : Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?", jawab Hawa, "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Hawa berkata seperti itu, karena ucapan Adam terhadapnya, walau Allah hanya menyebut tentang larangan memakan buah, Adam menginginkan agar ia dan Hawa bahkan tidak boleh menyentuh pohon tersebut. Demikianlah kebenaran yang terdapat pada pepatah "Adalah lebih baik memiliki tembok kokoh setinggi 10 tangan, dibanding tembok setinggi 1000 meter namun tidak kokoh."

Adalah perkataan Adam yang melebihkan perintah Allah, yang membuat ular dapat menipu Hawa untuk memakan buah terlarang. Ular mendesak Hawa untuk mendekati pohon, dan berkata : "Lihatlah, menyentuh buah ini tidak akan membuat engkau mati. Sama halnya dengan tidak akan menyakitkan juga jika engkau memakan buahnya. Dikarenakan ke-egois-an lah makanya engkau di larang memakannya, karena pada waktu kamu memakannya, kamu akan menjadi seperti Allah. Seperti Allah yang menciptakan dan menghancurkan dunia, engkau pun akan memiliki kemampuan itu. Seperti Allah yang mampu membunuh dan membangkitkkan, engkau pun akan memiliki kemampuan serupa, Allah sendiri yang pertama kali memakan buah itu, dan kemudian ia menciptakan dunia. Demikianlah Ia melarang engkau memakannya, karena engkau akan dapat menciptakan dunia lain. Semua orang tahu bahwa seorang seniman, saling membenci sesamanya. Dan lagi, tidak kah kamu memperhatikan bahwa setiap ciptaan berkuasa atas ciptaan yang ada sebelumnya? Langit diciptakan pada hari ke-1, dan ia dijaga oleh  firmamen yang diciptakan pada hari ke-2. Matahari dan benda langit lainnya, yang diciptakan pada hari ke-4, mempunyai kuasa atas dunia tanaman yang diciptakan pada hari ke-3. Mereka dapat mengendalikan kapan buah-buahan akan dihasilkan. Ciptaan hari ke-5, dunia hewan, berkuasa atas benda langit. Lihatlah burung ziz, yang dapat menutupi matahari dengan sayapnya. Dan kalian adalah tuan dari seluruh ciptaan, karena kalian yang paling terakhir diciptakan. Bergegaslah memakan buah itu, dan engkau akan terlepas dari kuasa Allah, jangan sampai ia menciptakan lagi mahluk lain yang akan berkuasa atasmu."

Terpancing oleh kata-kata tersebut, ular mulai menggoyang pohon dan menjatuhkan buahnya. Sebelum ular memakan buah tersebut, ia berkata : "Jika saya tidak mati karena memakan buah ini, demikian pula engkau tidak akan mati." Hawa pun berguman, "Semua yang dikatakan oleh tuanku (Adam) adalah bohong," dan Hawa lalu mengikuti perkataan ular. Namun ia masih ragu-ragu karena telah melanggar larangan Allah, tetapi ia menenangkan dirinya. Awalnya ia hanya menggigit bagian kulit, dan mengamati bahwa ia tidak mati, lalu ia memakan buah tersebut. Belumlah habis ia memakan buah tersebut, ia kemudian melihat malaikat kehancuran didepannya. Mengira dirinya akan berakhir sesaat lagi, ia lalu memutuskan untuk membuat Adam turut memakan buah terlarang tersebut, karena ia tidak ingin Adam memiliki istri lain setelah ia meninggal. Ia bersedih-hati karena telah mengajak Adam melangkah pada dosa. Tidak sampai disana, ia juga memberi buah tersebut kepada mahluk hidup lain, sehingga mereka pula turut kepada kematian. Semua yang memakannya akan binasa, terkecuali burung malham, ia berkata : "Apakah tidak cukup bahwa hanya dirimu yang berdosa terhadap Allah, dan engkau turut menjerumuskan kematian kepada yang lain? Haruskah engkau membujukku untuk melanggar perintah Allah, dan turut mati? Aku tidak akan melakukannya." Kemudian terdengar suara dari langit kepada Adam dan Hawa : "Kepada kalian larangan tersebut diberikan, kamu tidak mengindahkannya, dan melanggarnya, dan kamu membujuk burung malham memakannya. Ia bersikukuh, dan takut akan Aku, walau ia tidak ku larang. Demikianlah ia tidak akan pernah merasakan kematian, termasuk ia dan seluruh keturunannya--mereka akan tetap hidup di dalam Firdaus."

Adam lalu berkata kepada Hawa: "Apakah engkau memberiku buah dari pohon terlarang? setelah engkau beri, mataku menjadi terbelalak, dan tumbuh gigi disamping mulutku." Hawa menjawab, "Seperti aku yang tumbuh gigi disamping mulut, sama seperti mahluk lain juga demikian." Akibat pertama adalah Adam dan Hawa menyadari diri mereka telanjang. Sebelumnya tubuh mereka tertutupi oleh tumpukan kulit, dan terbungkus oleh awan kemegahan. Ketika mereka melanggar perintah, awan kemegahan dan tumpukan kulit itu lenyap, mereka menyadari diri mereka telanjang, dan malu. Adam mencoba mengambil daun-daun dari pepohonan untuk menutup tubuhnya, tapi ia mendengar sebuah pohon berkata : "Lihat si pencuri yang telah mengelabui penciptanya. Tidak, kaki dari orang sombong tidak boleh mendekatiku, dan tangan orang jahat tidak boleh menyentuhku. Karena itu, jangan lah mengambil daun dari ku!" Hanya pohon ara yang mengijinkan Adam mengambil daunnya. Itu karena pohon ara adalah pohon terlarang itu sendiri. Adam menjadi seperti pangeran yang jatuh dalam rayuan budak-pembantunya di dalam istana. Ketika sang raja, ayahnya, mengusirnya, ia mencari perlindungan kepada budak lainnya, namun hanya budak yang telah mengakibatkan ia terusir yang memberi ia bantuan.

Penghukuman

Selama Adam masih dalam keadaan telanjang, dan melarikan diri dari hal memalukan, Allah tidak muncul dihadapannya, karena seseorang tidaklah pantas untuk "bersikeras terhadap seseorang yang sedang mengalami masa-masa memalukan." Ia menunggu hingga Adam dan Hawa menutupi tubuh mereka dengan daun pohon ara. Namun sebelum Allah berbicara kepadanya, Adam telah menyadari cepat atau lambat Allah akan mencarinya. Ia telah mendengar tentang para malaikat yang saling berbisik mengenai kejatuhannya, dan apa saja perkataan mereka kepada Allah. Para malaikat yang terheran-heran, berkata : "Apa! Ia masih berdiam di taman Firdaus? Ia belum juga mati?" Dan Allah berkata: "Aku berkata kepadanya, Pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati! Sekarang, apakah kalian tidak mengetahui hari yang Ku-maksud, 1 hari bagiku adalah 1000 tahun, hari manusia. Aku akan memberi ia 1 hari dari waktu surga. Ia akan memiliki waktu 930 tahun untuk hidup, dan 70 tahun ia beri untuk keturunannya (Daud)."

Ketika itu terdengan suara malaikat yang memberitahu kedatangan Allah "Allah akan hadir dihadapan kalian penghuni taman Firdaus.", Adam dan Hawa mendengar langkah Allah yang mendekat, mereka lalu bersembunyi diantar pepohonan--yang tidak akan dilakukan sebelum kejatuhan mereka. Sebelum Adam melakukan pelanggaran, tinggi Adam adalah dari langit ke bumi, namun setelah itu tingginya hanya menjadi 100 ells (1 ells = 0,30 mtr, 30 mtr). Akibat lain dari dosa adalah ia merasakan ketakutan ketika ia mendengar suara Allah, ia pun berkata, "Aku mendengar suara-Mu di dalam taman, dan saya menjadi takut," Jawab Allah, "Sebelumnya engkau tidak takut, dan sekarang engkau takut?"

Allah menahan diri untuk tidak mendekat. Ia berdiri di gerbang taman Firdaus, Ia bertanya, "Dimanakah engkau, Adam?" Demikianlah Allah hendak mengajarkan aturan kesopanan, jangan pernah memasuki rumah orang lain tanpa memberitahu siapa engkau. Tidak dapat dipungkiri, Kalimat "Dimanakah engkau?" mengandung arti. Hal tersebut dimaksudkan untuk memanggil kembali Adam yang telah jauh berbeda dari ukuran tubuh sebelum dan sesudah jatuh, ukuran supranaturan dan menyusutnya ukuran tubuhnya; diantara tunduk pada kuasa Allah dan tunduk kepada kuasa ular. Pada saat yang bersamaan, Allah ingin memberi Adam kesempatan untuk bertobat atas dosanya, dan ia akan menerima pengampunan illahi. Namun bukannya bertobat, Allah malah menistakan Allah, dan melawannya. Ketika Allah bertanya, "Apakah engkau telah memakan buah dari pohon yang Ku-larang untuk engkau makan?" ia tidak mengakui dosanya, namun mencari alasan atas dirinya dengan berkata : "Ya Tuhan penguasa dunia, ketika aku seorang diri, aku tidak jatuh kedalam dosa, namun ketika wanita itu datang kepadaku, ia menggodaku." Allah menjawab: "Aku memberi dia kepada mu, sebagai penolongmu, dan engkau yang tak tahu berterima-kasih, menuduhnya, dia yang memberi engkau buah itu. Engkau seharusnya tidak patuh terhadapnya, karena engkau adalah pemimpim bukan dia." Allah, mengetahui segala hal, Ia telah mengetahui segala sesuatnya, dan Ia tidak menciptakan Hawa hingga Adam memintanya dibuatkan penolong, jadi ia tidak pantas berkata kepada Allah, karena memberinya wanita.

Sebagaimana Adam mencoba mencoba menghindar dari kesalahan yang dilakukannya, demikian pula dengan Hawa. Ia seperti suaminya, tidak berdoa dan meminta ampun atas kesalahannya, yang mana sebenarnya akan diberikan kepada mereka. Allah adalah Maha Pengasih, Ia tidak akan menjatuhkan hukuman terhadap Adam dan Hawa hingga ketika mereka menunjukkan prilaku bebal. Namun tidak demikian terhadap ular. Allah segera menjatuhkan hukuman terhadapnya, tanpa mendengar pembelaannya; karena ular lah biang keladi, dan para penjahat adalah pendebat yang hebat.

Hukuman Terhadap Ular.

Kejadian 3:14-15, Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Jika Allah bertanya kepadanya, ular akan menjawab: "Engkau yang memberi mereka perintah, dan saya mengajak mereka melawan. Mengapa mereka mendengarkan saya, dan bukan Engkau?" Demikianlah Allah tidak ingin ber-argumen dengan ular, namun seketika menjatuhkan 10 hukuman :
1. Mulut ular akan terkunci.
2. Kemampuan berbicara dihilangkan.
3. Tangan dan kakinya dilenyapkan.
4. Ia akan makan dari tanah.
5. Ia akan menderita sakit yang hebat ketika berganti kulit.
6. Terjadi permusuhan antara keturunan manusia dan ular.
7. Jika ia memilih makanan atau minum yang manis, kesemuanya akan berubah menjadi debu di dalam mulutnya.
8. Kehamilan ular betina akan berlangsung selama 7 tahun.
9. Manusia ketika melihat ular akan mencoba membunuhnya.
10. Ia tidak akan mendapat bagian di hari yang akan datang, ketika semua mahluk akan mendapat berkah, ia tidak akan mendapatkan pengampunan, ia akan lenyap dari Tanah Suci, jika Israel akan berjalan di jalan Allah.

Kemudian, Allah berfirman kepada ular: "Aku menciptakan engkau untuk menjadi raja atas segala binatang, segala ternak dan binatang hutan; namun engkau tidak berpuas diri. Maka engkau akan dikutuk berada dibawah ternak dan binatang hutan. Aku menciptakan engkau dengan berdiri tegak, namun engkau tidak berpuas diri. Maka engkau akan berjalan dengan perut. Aku menciptakan engkau agar makan yang sama dengan manusia, namun engkau tidak berpuas diri. Maka engkau akan makan dari debu selama hidupmu. Engkau menginginkan kematian Adam agar dapat mengambil istrinya. Maka Aku akan membuat permusuhan antara engkau dan para wanita." Demikian lah benar adanya, Ia yang menginginkan apa yang bukan miliknya, bukan hanya ia tidak akan mendapatkannya, namun ia akan kehilangan segala miliknya!

Malaikat pun menampakkan diri ketika penghukuman dijatuhkan kepada ular - karena Allah telah mendiskusikan tentang masalah ini pada Sanhendrin (majelis) 71 malaikat ketika ia memutuskan hukuman terhadap ular - dan mereka lalu melaksanakan eksekusi atas ular. Mereka memotong tangan dan kaki ular. Ia menderita sangat hebat hingga tangisannya terdengar dari satu sisi dunia ke sisi yang lain.

Hukuman Terhadap Adam & Hawa

Kejadian 3:16-19, Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Keputusan terhadap Hawa juga terdiri dari 10 kutukan, akibatnya dapat kita lihat hingga hari ini dari segi fisik, dan spiritual, dan status sosial wanita. Bukan Allah yang mengumumkan takdir dari Hawa. Satu-satunya wanita yang pernah berbicara dengan Allah adalah Sarah. Dalam kasus Hawa, digunakan perantara.

AKhirnya keputusan terhadap Adam dilaksanakan: Ia kehilangan jubah surgawinya -- Allah menanggalkan darinya; bersusah  payah ia akan mencari makanannya; makanan yang ia makan akan berubah menjadi busuk; keturunannya akan mengembara dari suatu tempat ke tempat lain; tubuhnya akan mengeluarkan keringat; ia akan memiliki kecenderungan berbuat jahat; ketika meninggal tubuhnya akan dimangsa ulat; animal akan berkuasa terhadapnya, dan bahkan membunuhnya; hidupnya akan menjadi pendek dan penuh dengan kesusahan; dan pada akhirnya ia akan dimintai pertanggung-jawaban atas segala perbuatannya di dunia.

Hukuman Terhadap Bumi

Bukan hanya 3 pendosa ini yang menerima hukuman. Nasib bumi tidaklah lebih baik, karena ia bersalah atas beberapa pelanggaran ringan. Pelanggaran yang utama, ia tidak sepenuhnya melakukan perintah Allah pada hari ke-3, ketika fiman Allah untuk menumbuhkan "pohon berbuah." Apa yang di-inginkan Allah adalah pohon berkayu yang menghasilkan buah yang nikmat untuk dimakan, namun bumi menumbuhkan pohon berkayu yang buhnya tidak bisa dimakan. Kemudian bumi tidak melakukan tugasnya yang berkaitan dengan kejatuhan Adam. Allah memerintahkan matahari untuk menyaksikan Adam jika ia berbuat kesalahan. Matahari, meredupkan cahayanya ketika Adam melakukan pelanggaran, namun bumi, tidak membuat tanda ketika Adam jatuh, dan menghiraukannya. Maka bumi turut menerima akibatnya: Jika sebelumnya bumi tidak bergantung pada apapun, kini ia menunggu curahan hujan dari langit; kadang kala buah-buahan yang tumbuh di bumi mengalami kegagalan; biji-bijian yang dihasilkannya kadang membusuk dan rusak; muncul di bumi berbagai macam hama berbahaya; ia terbagi atas lembah dan pegunungan; muncul pepohonan yang tidak menghasilkan apa-apa, dan tidak berbuah, semak duri & rumput duri, banyak yang ditaburkan kebumi tapi sedikit yang dipanen, di masa depan bumi akan menumpahkan darah nya, dan tidak ada yang melindungi ia terbunuh, dan suatu saat ia akan bernasib seperti pakaian lusuh.

Ketika Adam mendengar kata, "Semak berduri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu," yang berhubungan dengan tanah, ia dengan berpeluh di wajahnya, berkata : "Apa! Apakah aku dan ternak memakan dari palung yang sama?" Allah yang berbelas kasih kepadanya, berkata, "Mengingat keringat wajah-mu, engkau akan memakan roti."

Hukuman Terhadap Bulan

Bumi bukanlah satu-satunya benda yang terkena akibat dari dosa Adam. Bulan juga mendapat nasib serupa. Ketika ular merayu Adam dan Hawa, dan membuka ketelanjangan mereka, banyak yang menangisinya, langit, matahari dan bintang, serta  segala sesuatu yang ada, hingga ke tahtah Allah. Para malaikat dan benda-benda langit berduka atas pelanggaran yang dilakukan Adam. Hanyalah bulan yang tertawa, dahulu ia mendapat murka Allah, sehingga cahayanya dikurangi. Tidak seperti matahari yang terus bersinar dengan cemerlang sepanjang hari, bulan menjadi tua dengan cepat, dan ia musti terus lahir dan terlahirkan. Kelakuan bulan membangkitkan amarah Allah, tidak saja ia bereaksi secara berbeda dengan mahluk lainnya, bahkan Allah sendiri merasa kasihan terhadap Adam dan istrinya. Allah lalu membuatkan pakaian untuk mereka dari kulit yang dilucuti dari ular. Bahkan lebih dari itu, Allah bahkan mengizinkan mereka untuk tetap berada di Taman Firdaus, jika saja mereka bertobat.

Akan tetapi mereka menolak untuk bertobat, dan mereka harus meninggalkan Firdaus, jika saja pemahaman illahi yang mereka miliki dan memakan pula pohon kehidupan, mereka akan hidup abadi. Dan ketika Allah mengusir mereka dari firdaus, Allah tidak mengadili Adam dengan keras. Dia bahkan memberikan belas kasihannya, dan Allah sangat menyangkan Adam yang tidak mampu melaksanakan perintah yang diberi bahkan dalam waktu singkat.

Adam & Hawa di luar Firdaus.

Untuk menghalau mereka memasuki Firdaus, Allah memerintahkan kepada kerub, yang dengan pedang yang terus bernyala-nyala dan menyambar-nyambar. Dan pengganti pohon kehidupan, Allah memberi Adam Torah, yang juga merupakan pohon kehidupan bagi mereka yang memegangnya. Dan Adam di izinkan untuk diam di sekitar taman, di sebelah timur Firdaus.

Penghukuman telah diberikan kepada Adam dan Hawa, serta ular, Allah lalu memerintahkan kepada para malaikat untuk mengusir mereka dari Firdaus. Mereka mulai menagis tersedu-sedu, para malaikat kasihan terhadap mereka karena tidak melaksanakan perintah, dan mereka memohon kepada Allah untuk meringankan hukuman atas mereka. Tetapi Allah tidak bergeming, dan mengatakan, "Apakah saya telah melakukan pelanggaran, atau melakukan penghakiman yang salah?" Mengenai doa Adam, untuk diberi buah dari pohon kehidupan, telah diberi, dengan janji, jika ia terus hidup dalam kekudusan, ia akan diberi buah pada hari kebangkitan, dan ia akan hidup selamanya.

Melihat keputusan Allah yang tak bisa digoyahkan, Adam mulai menangis lagi dan memohon kepada para malaikat agar ia diberi izin untuk mengambil rempah-rempah yang manis dan wangi dari taman Firdaus untuk dibawah bersamanya keluar, sehingga ia dapat memberi persembahan kepada Allah, dan doanya didengarkan Allah. Para malaikat lalu menghadap Allah menyatakan permohonan Adam, Allah mengizinkan. Kemudian Adam mulai mengumpulkan kunyi saffron, narwastu, jeringau (calamus), dan kayu manis, serta segala macam benih untuk disemainya. Setelah penuh mereka mengambilnya, Adam dan Hawa meninggalkan taman Firdaus, menuju bumi.

12 Jam Fase Hidup Manusia, Hingga Pengusiran.

Mereka telah merasakan kenikmatan Firdaus namun hanya sesaat saja--hanya beberapa jam. Pada saat jam k di hari ke-6 penciptaan, Allah tergagas untuk menciptakan manusia; pada jam ke-2, Ia berkonsultasi dengan malaikat, jam ke-3, Ia mengambil debu tanah untuk tubuh manusia, jam ke-4, Ia membentuk Adam, jam ke-5, Ia memberi mereka kulit, jam ke-6, tubuh tanpa jiwa itu telah selesai, dan ia dapat berdiri, jam ke-7, jiwa dihembuskan kedalamnya, jam ke-8, manusia ditempatkan di taman Firdaus, jam ke-9, Allah memerintahkan pelarangan memakan buah dari pohon yang ditengah taman, jam ke-10, mereka melanggar perintah, jam ke-11, ia dihakimi, jam ke-12 pada hari itu juga, ia di usir dari taman Firdaus, karena dosanya.

Hari kejadian ini terjadi pada hari ke-1 di bulan Tishri. Karena Allah berfirman kepada Adam: "Engkau akan menjadi teladan bagi keturunanmu. Seperti engkau yang telah ku-adili pada hari ini dan diampuni, sehingga keturunanmu Israel akan dihakimi juga oleh Ku pada hari dan bulan yang sama, dan mereka akan diampuni."

Penciptaan Iblis adalah pada hari ke-6.

Setiap hari penciptaan, tercipta 3 hal :
1. Langit, Bumi, Cahaya.
2. Cakrawala, Gehenna, Malaikat.
3. Pohon, Tumbuhan, Firdaus.
4. Matahari, Bulan, Bintang-bintang.
5. Ikan, Burung, Raksasa.

Seperti keingingan Allah untuk beristirahat pada hari ke-7, hari Sabbath, hari ke-6 ia harus melakukan tugas ganda. Dan terdapat 6 ciptaan yaitu : Adam, Hawa, Ternak, Reptil, Binatang Buas, Iblis.

Satan dibuat tidak lama sebelum datangnya Sabbath, dan mereka adalah roh yang tidak berwujud -- Allah tidak mempunyai waktu untuk menciptakan tubuh/wujud untuk mereka.

10 hal yang diciptakan sebelum Sabbath.

Di sore hari, antara hari ke-6 dan hari Sabbath, 10 ciptan dibuat :
1. Pelangi, tak terlihat sampai saat Nuh.
2. Manna.
3. Mata air, yang diminum oleh Israel karena kehausan di padang pasir.
4. Tulisan pada Loh batu, yang diberikan di Sinai.
5. Pena untuk menulis pada loh batu.
6. Loh Batu yang berjumlah 2.
7. Mulut Balaam, sang keledai.
8. Kuburan Musa.
9. Gua dimana Musa dan Elia bersemayam.
10. Tongkat Harun, dengan bunga dan buah Almond nya.

Index Legenda Bangsa Yahudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah Abraham Berasal Dari Ur atau Haran?

Abraham berasal dari kota Haran dan bukan dari kota Ur-Kasdim, ya itulah pendapat beberapa para ahli biblikal moderen, mengapa mereka berpen...