Kamis, 10 Agustus 2017

7 Dunia, Legenda Bangsa Yahudi

Penghuni 7 Dunia

Ketika Adam terusir dari Firdaus, Ia menghuni dunia terbawah dari 7 dunia, Erez, yang gelap, tanpa adanya cahaya, Adam sangat ketakutan, terutama oleh api dari pedang yang terus berputar, yang ada di bumi ini. Setelah ia melakukan penebusan dosa, Allah lalu membawanya ke dunia ke-2, Adamah, di mana terdapat cahaya yang dipancarkan dari langit dunia ini, dan dari bintang yang berupa bayangan - baik itu bintang dan rasi bintang (yang berupa bayangan). Disini berdiam mahluk-mahluk bayangan, mereka adalah hasil persekutuan Adam dengan roh. "Mereka selalu bersedih; mereka tidak pernah merasakan sukacita. Ketika mereka meninggalkan dunia mereka, ke alam manusia, mereka dikenal sebagai para roh-roh jahat. Kemudian mereka kembali kepada dunia mereka, bertobat dari perbuatan jahat mereka, dan jika mereka membajak tanah, tak akan tumbuh segala benih. Di Adamah ini, Kain, Habel, dan Seth dilahirkan. Setelah pembunuhan atas Habel, Kain dikirim kembali ke Erez, dimana ia bertobat karena ketakutannya oleh kegelapan dan oleh api dari pedang yang terus berputar. Menerima penyesalannya, Allah mengizinkan Kain untuk naik ke bumi ke-3, Arka, yang menerima sedikit cahaya dari matahari. Di sini penghuninya menerima dan membesarkan para keturunan Kain. Di sini walau mereka membajak tanah, namun tak akan menumbuhkan segala benih.

Beberapa keturunan kain tubuhnya berukuran raksasa, dan beberapa bertubuh kerdil. Mereka memiliki 2 kepala, akibatnya mereka tidak bisa membuat keputusan; mereka selalu berbeda pendapat dengan diri sendiri. Dan terjadilah beberapa dari kaum mereka yang saat ini berbuat saleh, dan berikutnya cenderung berbuat kejahatan.

Pada dunia ke-4, Ge, hiduplah disini generasi dari menara Babel dan keturunannya. Allah menaruh mereka ke dunia ke-4 karena tidak jauh Gehenna, serta dekat dengan api yang menyala. Penghuni dari Ge sangat terampil dalam semua seni, dan termasyur dalam bidang sains dan pengetahuan, dan kediaman mereka berlimpah dengan kekayaan. Ketika penghuni dari dunia kita mengunjungi mereka, mereka akan memberinya benda paling berharga yang mereka miliki, namun mereka membimbingnya kepada Neshiah, dunia ke-5, barulah mereka tersadarkan. Neshiah dihuni oleh orang-orang kerdil yang tidak memiliki hidung; mereka bernafas melalui dua lubang. Mereka tidak memiliki ingatan; ketika suatu hal terjadi, mereka akan lupa sama sekali, Neshiah berarti "melupakan".
Dunia ke-4 dan ke-5 seperti Arka; terdapat pepohonan; namun tidak terdapat gandum atau pun rempah-rempah.

Dunia ke-6, Ziah, dihuni oleh pria tampan yang memiliki kekayaan melimpah, dan tinggal di rumah-rumah mewah, tetapi mereka kekurangan air, seperti Ziah yang berarti "kekeringan." Pepohonan disini sangatlah jarang, dan untuk menanamnya sangatlah jarang untuk berhasil. Mereka berkumpul disekitar sumber-sumber air, dan kadang kala mereka dapat menyelinap pergi ke dunia kita, dimana mereka memuaskan rasa lapar mereka akan makanan penduduk dunia kita. Sisa dari penduduk dunia ini adalah mereka yang sangat taat dan beriman dengan teguh, melebihi dari mansia di dunia kita.

Adam berada di Adamah sampai kelahiran Seth. Ia kemudian singgah di dunia ke-3, Arka, tempat kediaman keturunan Kain, dan tiga bumi berikutnya, Ge, Neshiah, dan Ziah, lalu dibawah oleh Allah ke Tebel, dunia ke-7, dunia yang kita huni.

Keturunan Kain

Kain mengetahui bahwa dosa darahnya, baru akan ditagihkan kepadanya setelah generasi ke-7. Demikianlah titah Allah terhadapnya. Lalu ia berusaha untuk mengabadikan namanya pada monumen-monumen, dan ia pun menjadi pembangun beberapa kota. Kota yang pertama bernama Henokh, berdasarkan nama anaknya, karena setelah kelahiran Henokh barulah ia bisa merasakan kedamaian dan ketenangan. Di samping itu ia juga menirikan 6 kota lain. Pembangunan kota-kota ini berdasarkan perbuatan fasik, karena ia mengililinginya dengan tembok, dan memaksa keluarganya tetap berada di dalam tembok tersebut. Semua perbuatannya adalah fasik. Hukuman yang diberikan Allah terhadapnya tidaklah mengakibatkan perubahan. Ia berdosa dan ia hidup untuk memenuhi kesenangannya sendiri, tanpa menghiraukan tetangganya yang sengsara.

Ia mempercantik rumahnya dengan cara pencurian dan kekerasan; Ia bergembira melihat keturunannya mendapatkan barang dari penjarahan dan perampokan, dan ia menjadi pemimpin dari orang-orang terkutuk. Ia mengubah kebiasaan-kebiasaan kuno, menjadi lebih cepat dan efisien, ia menciptakan teknik pengukuran dan menimbang benda-benda. Demikianlah kehidupan yang penuh kesederhanaan dan kekeluaragaan, ketika mereka tidak mengetahui tentang hal tersebut, ia ubah menjadi dunia yang penuh dengan kelicikan.

Sebagaimana Kain, para keturunannya juga adalah orang-orang yang fasik dan tidak bertuhan/kafir, hingga Allah kemudian memusnahkan mereka.

Kematian Kain.

Kematian akhirnya menjemput Kain, setelah 7 generai, dan hal ini dilakukan oleh cicitnya sendiri yang bernama Lamekh.
Lamekh adalah seorang yang rabun, dan suatu ketika ia pergi berburu, ia dituntun oleh putranya, yang kemudian memberitahu bahwa telah terlihat binatang buruan mereka, Lamekh lalu memanah dengan busurnya. Demikianlah cara Lamekh berburu, suatu saat ia dan anaknya dalam pengejaran, dan sang anak melihat sesuatu yang bertanduk di kejauhan. Dan ia memberitahu Lamekh untuk melepaskan anak panahnya. Bidikannya sangat bagus dan buruan mereka terjatuh ke tanah. Ketika mereka mendekati buruan, sang anak berseru : "Ayah, engkau telah membunuh manusia, namun ia memiliti tanduk di dahinya." Lamekh seketika mengetahui bahwa ia telah membunuh leluhur mereka, Kain, yang telah ditandai oleh Allah dengan tanduk. Dalam keputusasaan ia memukul tangannya, secara tidak sengaja ia lalu memunuh anaknya. Nasib buruk masih berlanjut. Bumi membuka mulutnya dan menelan 4 generasi yang terlahir dari Kain--Henokh, Irad, Mehuyael, Metusael.

Lamekh yang rabun, tidak mampu untuk menemukan jalan pulang; ia tetap berada di sisi mayat Kain dan anaknya. Menjelang malam, istri-istrinya, mencari dia, dan menemukannya. Ketika mereka mendengar apa yang telah terjadi, mereka ingin berpisah darinya, namun kemudian mereka mengetahui bahwa siapa pun yang berasal dari Kain akan ditakdirkan untuk musnah. Namun Lamekh berkata, "Jika kain, yang melakukan pembunuhan yang dipenuhi kedengkian, hanya di hukum selama 7 generasi, maka saya, yang tidak berniat untuk membunuh seorang manusia, mengharapkan pembalasan setelah generasi ke-70." Setelah mendengar pembelaan diri Lamekh terhadap Adam, para istrinya lalu mendukung Lamekh.

Kerusakan pada zaman ini, terutama oleh keturunan Kain, termasuk Lamekh, dan semua generasi hingga tiba banjir besar, menikahi 2 wanita, satu dengan alasan untuk menghasilkan keturunan, dan yang lain karena mengejar nafsu duniawi, untuk alasan yang kedua,  diumpamakan sebagai wanita mandul. Setiap lelaki pada zaman ini lebih menyenangi memuaskan nafsunya dibanding melakukan tugasnya sebagai manusia, mereka mengumbar cinta dan perhatiannya kepada sang wanita mandul, sementara melupakan istri mereka yang lain yang menghabiskan hari-hari mereka seperti janda, muram dan dalam kegelapan.

Kedua istri Lamekh, Ada dan Zila, melahirkan baginya masing-masing dua anak, Ada melahirkan 2 putera bernama Yabal dan Yubal, Zila melahirkan putera, Tubal-Kain, dan seorang puteri, Naama. Yabal adalah manusia pertama yang mendirikan kuil untuk berhala, dan Yubal menemukan musik dan bernyanyi di dalamnya.

Tubal-Kain sesuai dengan namanya, karena ia menggenapi semua pekerjaan leluhurnya Kain. Kain melakukan pembunuhan, dan Tubal-Kain, adalah orang pertama yang menemukan cara untuk mempertajam besi dan tembaga, membuat peralatan yang digunakan dalam peperangan dan pertemburan. Naamah, "yang indah", mendapatkan namanya dari suara yang alat musik, yang ia petik untuk memanggil manusia memberi penghormatan kepada berhala.

Keturunan Adam dan Lilith

Ketika para istri Lamekh mendengar nasehat Adam, bahwa mereka harus terus hidup bersama suami mereka, mereka berkata kepadanya, "Oh tabib, sembuhkanlah dahulu ketimpanganmu sendiri!" Mereka menyindir Adam karena ia sendiri telah hidup terpisah dengan istrinya, sejak kematian Habel, karena ia berkata, "Mengapa saya harus mempunyai anak, jika itu hanya akan membuat mereka mati?"

Meskipun ia menghindari berhubungan intim dengan Hawa, namun ia sering dikunjungi dalam tidurnya oleh wanita dari alam roh, dan dari persekutuan mereka terlahirlah berbagai jenis mahluk di alam setan, dan mereka memiliki kemampuan-kemampuan khusus yang unik.

Katak & Rabbi Hanina

Dimasa lampau di Palestina, hiduplah seorang yang sangat kaya dan saleh, ia mempunyai anak bernama (Rabbi) Hanina. Di mengetahui seluruh Torah dengan hatinya. Ketika ia berada diujung ajalnya, sebagai perintah terakhir, ia memerintahkan Hanina, untuk mempelajari Torah siang dan malam, dan melaksanakan segala hukumnya, serta melindungi para orang miskin. Ia juga memberitahu Hanina, bahwa ia dan ibunya akan wafat pada hari yang sama, dan lama untuk meratapi mereka adalah 7 hari hingga menjelang malam paskah, dan melarangnya untuk bersedih secara berlebihan. Dan ia harus pergi ke pasar pada hari itu, dan harus membeli barang yang pertama ditawarkan kepadanya, tidak perduli berapa pun harganya.

Jika barang tersebut berupa makanan, ia harus menyiapkannya sebagai hidangan dalam sebuah pesta. Segala pengeluaran dan kesulitannya akan terbayarkan. Dan terjadilah seperti yang diceritakan: orang tersebut wafaat bersama isterinya dihari yang bersamaan, dan pada hari terakhir dari 1 minggu peratapan, bersamaan dengan malam paskah.

Rabbi Hanina melaksanakan segala perintah ayahnya: ia lalu pergi ke pasar, dan disana ia bertemu dengan seorang tua yang menawarkan piring dari perak. Walau harganya sangat mahal, namun ia membelinya seperti perintah ayahnya. Piring tersebut lalu ia letak kan pada meja kayu, dan dibukanya, Ia menemukan ternya masih ada piring kedua didalamnya, dan di dalam piring tersebut terdapat katak yang masih hidup, yang kemudian melompat-lompat dengan gembira.

Dia lalu memberi katak tersebut makanan dan minuman, dan pada akhir perayaan Paskah katak tersebut telah tumbuh sangat besar,  dan Rabbi Hanina lalu membuat lemari untuknya, di situ lah katak tersebut makan dan hidup. Sejalan dengan waktu, lemari tersebut menjadi terlalu kecil, dan Rabbi lalu membangun sebuah ruangan, dan menaruh katak tersebut didalamnya serta disediakan lah untuk katak berlimpah ruah makanan dan minuman.

Semua yang ia lakukan tidak melanggar keinginan terakhir ayahnya. Namun sang katak menjadi bertambah besar, untuk memenuhi hidup sang katak, Rabbi Haninah harus mengeluarkan banyak biaya, hingga kemudian kehilangan seluruh hartanya. Kemudian sang katak mulai membuka mulutnya dan berbicara. "Sayangku, Rabbi Hanina, janganlah khawatir! Melihat bagaimana engkau merawatku, sekarang engkau boleh meminta apa saja sesuka hatimu, dan aku akan mengabulkannya." Rabbi Hanina menjawab, "Saya tidak menginginkan harta benda, namun bolehkan engkau mengajariku seluruh Torah." Katak menyetujui permintaan Rabbi Hanina, dan ia memang mengajari seluruh Taurat, beserta 70 bahasa manusia.

Cara pengajarannya adalah, Hanina menulis beberapa kata pada secarik kertas, dan menelannya. Demikianlah ia memperoleh pengetahuan akan Torah dan 70 bahasa manusia, beserta bahasa binatang dan burung. Kemudian sang katak berbicara kepada isteri Rabbi Hanina : "Engkau juga baik terhadapku, dan saya belum memberi upahnya. Tetapi pahalamu akan kubayarkan kepadamu ketika aku akan pergi darimu, sekarang engkau harus menemaniku ke hutan. Disana engkau akan menyaksikan apa yang akan ku berikan padamu."

Pergilah mereka bersama ke hutan. Sesampainya disana, sang katak mulai berteriak dengan keras, dan berkumbullah semua binatang buas dan burung-burung. Ternyata ia memerintahkan mereka untuk membawa segala jenis batu mulia, sebanyak yang sanggup mereka bawa. Mereka juga membawa berbagai jenis obat-obat herbal untuk isteri Rabbi Hanina, dan mengajarkan kepadanya bagaimana menggunakan obat tersebut untuk berbagai jenis penyakit.

Mereka lalu diperintahkan untuk membawa barang-barang tersebut pulang bersamanya. Ketika mereka akan kembali, sang kodok mendoakan mereka, "Semoga Sang Maha Kudus, memberkati engkau, dan melimpahkan kasih-Nya kepadamu, dan menjauhkanmu dari mara bahaya, sabagai upahku pada kalian, yang tak sedikitpun kalian mempertanyakan siapakah saya. Sekarang aku akan memberitahu asal usulku kepadamu. Aku adalah anak Adam, anak yang terlahirkan darinya selama 130 tahun ia terpisah dari Hawa. Allah memberkati saya dengan karunia untuk mengambil bentuk dan rupa apa saja yang aku inginkan." Rabbi Hanina dan Istrinya lalu pulang kerumah mereka, dan mereka menjai sangat kaya, dan menikmati rasa hormat dan kepercayaan dari raja.

Index Legenda Bangsa Yahudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah Abraham Berasal Dari Ur atau Haran?

Abraham berasal dari kota Haran dan bukan dari kota Ur-Kasdim, ya itulah pendapat beberapa para ahli biblikal moderen, mengapa mereka berpen...