Kamis, 10 Agustus 2017

Nimrod, Legenda Bangsa Yahudi

Nimrod & Menara Babel

Nimrod adalah salah satu pemimpin umat manusia yang rusak akhlaknya. Ayahnya bernama Kush, menikahi ibunya pada usia lanjut. Ia sangat disayangi oleh oleh orang tuanya dan mendapat pemberian sebuah jubah kulit, yang dibuat oleh Allah untuk Adam dan Hawa, pada saat mereka akan meninggalkan taman Firdaus.

Adam mewariskan jubah tersebut kepada keturunannya, hingga kemudin menjadi milik Henokh, dan kepada Methusalah, lalu Nuh, yang turut dibawa serta kedalam bahtera. Ham mencuri dan menyembunyikannya, ketika Nuh sedang sibuk mengatur para hewan untuk meninggalkan bahtera. Ham kemudian mewariskan jubah tersebut kepada anak sulungnya Kush. Kush menyembunyikan jubah tersebut selama bertahun-tahun dan ia wariskan kepada anaknya, Nimrod ketika berusia 20 tahun.

Jubah tersebut memiliki keajaiban. Siapa yang mengenakan jubah tersebut tidak akan terkalahkan. Binatang dan burung di hutan, tunduk kepada Nimrod, dan ia memperoleh banyak kemenangan dalam pertempuran. Sumber kekuatan ini tak diketahui oleh para pengikutnya. Mereka menganggap Nimrod memiliki bakat alami sebagai pemimpin, karena itu mereka menunjuknya menjadi raja.

Hal ini terjadi setelah  perselisihan antara keturunan Kush dan keturunan Yafet, dimana Nimrod muncul sebagai pemenang, ia mengalahkan para musuhnya walau dengan pasukan yang lebih sedikit.

Nimrod memilih Sinear (Sumer) sebagai ibukota nya. Dari sana ia memperluas wilayah nya, hingga ia menjadi penguasa tunggal seluruh dunia. Ia adalah manusia pertama yang menguasai dunia, penguasa ke-9 yang mempunyai kekuatan yang sama adalah sang Mesias.

Kecongkakkannya semakin bertambah seiring kekuasaannya. Setelah masa banjir tidak ada manusia, yang memiliki dosa melebihi Nimrod. Ia membuat berhala dari kayu dan batu, kemudian menyembah nya. Tidak puas untuk terjerumus sendiri, ia mempengaruhi rakyatnya dalam kemusyirikan, dimana ia dibantu oleh anaknya yang bernama Mardon. Anaknya ini melampaui ayahnya dalam kedurhakaan. Pada masa mereka lah sebuah pepatah muncul, "Dari kefasikan muncul lah kejahatan."

Keberhasilan Nimrod berdampak pada manusia, yang tidak lagi percaya kepada Allah, melainkan hanya pada kekuatan dan kemampuan manusia itu sendiri, inilah prinsip yang disebarkan oleh Nimrod ke seluruh manusia. Oleh karena itu orang-orang berkata, "Sejak penciptaan dunia, tidak ada yang seperti Nimrod, seorang pemburu manusia dan hewan yang gagah perkasa, dan pendosa di hadapan Allah."

Namun bukan ini saja kejahatan Nimrod, tidak cukup ia membalikkan dan menjauhkan manusia dari Allah, ia mencoba membuat dirinya dihormati seperti Allah, dan menjadi Allah. Ia bahkan membuat singgasana yang menyerupai singgasana Allah. Sebuah menara dibangun dari bebatuan, dan di puncaknya ia menempatkan singgasana dari kayu cedar, dan bertingkat 4, yang terdiri dari besi, tembaga, perak dan emas. Singgasana tersebut, bermahkotakan batu mulia, bulat bentuknya, dan besar ukurannya. Inilah singgasana Nimrod, dimana ia bertahta, dan semua bangsa datang menyembahnya.

Menara Babel

Kedurhakaan dan Kefasikan Nimrod mencapai puncaknya ketika ia membangun Menara Babel. Adalah penasehatnya yang pertama mengusulkan rencana pendirian menara ini, lalu Nimrod menyetujuinya, dan ia memutuskan untuk dibangun di Shinar (Sumeria) dengan mempekerjakan 600.000 orang.

Proyek ini adalah pemberontakan terhadap Allah, ada 3 jenis pemberontakan dari para pembangun menara ini. Kelompok ke-1 berbicara, mari kita naik ke langit dan berperang melawan-Nya; kelompok ke-2 berbicara, mari kita naik ke langit, dan menaruh berhala-berhala kita, dan menyembah mereka disana; kelompok ke-3 berbicara, mari kita naik ke langit, dan menghancurkan mereka dengan panah dan tombak kita.

Tahun demi tahun berlalu, kemudian selesailah menara tersebut. Begitu besar dan tinggi nya hingga butuh 1 tahun untuk berjalan mencapai puncaknya. Sebuah batu bata lebih berharga di mata para pembangun, dibandingkan nyawa manusia. Jika seseorang terjatuh dan tewas, ia tidak akan dihiraukan, namun jika sebuah bata jatuh, mereka menangisinya, karena akan butuh waktu 1 tahun untuk menggantinya. Begitu kukuh niat mereka, para kaum wanita tidak akan berhenti melakukan tugas mereka mencetak batu bata walau akan melahirkan bayi, mereka akan melakukan keduanya secara bersamaan.

Mereka tidak pernah mengendurkan pekerjaan mereka, dan dari ketinggian  mereka terus menerus mencoba memanah ke langit, yang ketika panah tersebut terjatuh ke bumi, mereka melihatnya seakan diselimuti darah. Dalam delusi ini, lalu berseru, "Kita telah membunuh penghuni surga."

Kemudian Allah berfirman kepada 70 malaikat yang mengelilingi singgasana-Nya, "Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah terjadi, sejak saat itu mereka tidak mengetahui ucapan satu sama lainnya. Ketika seseorang meminta semen, maka temannya akan memberikan batu bata; dengan kesal, ia kemudian melempar bata tersebut kepada temannya dan membunuhnya.

Banyak yang tewas karena hal ini, sisa dari mereka di hukum berdasarkan pemberontakan mereka. Mereka yang berbicara, "Marilah kita naik ke langit, mendirikan berhala kita, dan menyembah mereka disana," Allah mengutuk mereka menjadi kera dan hantu (phantoms); mereka yang hendak menyerang langit dengan senjata, Allah membuat mereka saling berkelahi satu sama lain; mereka yang hendak berperang dengan Allah di langit dibuat berserakan diseluruh bumi, dan sebagian musnah dibakar api; hanya 1/3 dari mereka yang selamat. Menara tersebut tetap berdiri, namun siapa pun yang melihatnya tidak akan mengingat apa pun tentangnya.

Hukuman terhadap orang yang berdosa pada generasi menara relatif lebih ringan, dibanding generasi banjir yang benar-benar hancur. Generasi menara masih tetap hidup meskipun hujatan mereka sangat menyakiti Allah. Hal ini karena Allah melihat para generasi menara babel hidup dalam damai bersama-sama, dan mencintai satu sama lain, sementara generasi banjir, hidup dalam kebencian satu sama lain.

Selain untuk menghukum orang berdosa dengan mengacaukan bahasa, salah satu peristiwa penting turunnya Allah ke bumi ini--satu dari 10 peristiwa, diantara penciptaan langit dan bumi serta hari penghukuman.-- Allah disertai 70 malaikat, mengundi berbagai bangsa, setiap malaikat akan menerima sebuah bangsa, Israel jatuh sebagai milik Allah. Kepada setiap bangsa, diberikan satu bahasa khusus, bahasa Ibrani diperuntukkan untuk Israel -- bahasa yang digunakan oleh Allah sejak penciptaan dunia.

Index Legenda Bangsa Yahudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah Abraham Berasal Dari Ur atau Haran?

Abraham berasal dari kota Haran dan bukan dari kota Ur-Kasdim, ya itulah pendapat beberapa para ahli biblikal moderen, mengapa mereka berpen...