Kamis, 22 Desember 2016

Pengantar Alkitab Ibrani (17)

Kuliah 17 - Kitab Para Nabi-Nabi Kemudian: Hosea dan Yesaya [November 6, 2006]

Bab 1. Latar Belakang Historis dan Tema Utama Kitab Hosea.

Nabi Hosea adalah penduduk asli kerajaan utara, Israel. Jadi kita menemukan Amos dan Hosea sebagai nabi di kerajaan utara, Israel, dan mereka akan diasosiasikan dengan krisis Ashur. Dia bernubuat pada zaman Yerobeam II (bin Yoas) - 781-741 SM, ada yang mengatakan ia berkuasa hingga tahun 747 SM, dan raja terakhir Israel juga kebetulan bernama Hosea, jadi jangan tertukar dengan nabi Hosea.

Diperkirakan nabi Hosea bernubuat di sekitar tahun 720an, 730an atau 740an SM, dan ia tidak menyaksikan keruntuhan kejatuhan Israel. Hosea dianggap oleh banyak para ahli sebagai kitab nubuat yang paling sulit dipelajari. Penggunaan bahasa Ibraninya sangat rumit dan kadang-kadang tampak kacau. Ini sangat sulit untuk dipahami.

Namun secara strutural, kita dapat membagi kitab ini menjadi 2 bagian utama.

1. Bab 1-3
Yang menceritakan tentang pernikahan Hosea terhadap seorang pelacur bernama Gomer. Pernikahan ini adalah metafora untuk hubungan Israel dengan Yahweh. Dan pada bab ini juga mengandung gugatan (riv).

2. Bab 4-14 :
Berisi berbagai nubuat, nubuat terhadap berbagai bangsa juga terhadap kerajaan Israel.

Fokus utama kita pada bagian pertama (bab 1-3) karena ia sangat khas untuk Hosea, dan sesekali ke beberapa bab lain dimana hal itu adalah tema utama kitab Hosea.

Latar belakan kitab Hosea adalah ancaman bangsa Ashur yang telah memusnahkan sejumlah negara-negara kecil di Mesopotamia kuno pada pertengahan abad ke-8 SM. Dan kerajaan Israel tidak lah jauh dari jangkauan mereka.

Hal yang dilakukan oleh Hosea adalah mengutuk percobaan yang telah dilakukan oleh berbagai raja-raja Israel, untuk bertahan atau melawan atau menghindari serbuan Ashur.

Jika bangsa Ashur berkehendak untuk menaklukkan Israel, maka menurut Hosea itu adalah penghukuman dari Yahweh. Dan untuk melawan hal tersebut, sama seperti menghindari sesuatu yang tidak terelakkan, itu hanyalah sebuah penolakan terhadap Yahweh. Penolakan terhadap rencana dan tujuan Yahweh. Ini menunjukkan kurangnya kepercayaan atau imam akan kuasa Yahweh.

Hosea 10:13
Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu,

Ayat diatas merinci konsekuensi dari bencana akibat percaya pada kekuasaan manusia atau bantuan dari negeri asing dibanding percaya pada Yahweh.

Tema ini akan kita lihat berulang kali. Hosea lebih menyarankan sikap kepasrahan, dan hal ini pasti dilihat oleh raja dan orang istana sebagai tidak masuk akal. Namun Hosea mengatakan bahwa Israel dihadapkan pada pilihan, dimana ia harus menempatkan kepercayaannya? Kepasa Yahweh? Atau pada manusia dan tentara mereka?

Hosea 1:6-7
6.... sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka.
7. Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi Yahweh, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda."

Jadi Hosea menunjukkan bahwa ada harapan jika melihat kerajaan selatan, namun kerajaan utara telah membuat pilihan dan itu adalah pilihan yang salah. Beberapa ahli biblikal melihat hal ini sebagai interpolasi dari masa kemudian; yang memiliki pandangan positif tentang kerajaan selatan.

Namun bencana ini adalah sesuatu yang tak terhindarkan, dan ini menggema diseluruh kitab Hosea, dan Hosea menggambarkan potret suram ini sebagai situasi yang tanpa harapan bagi Israel, dia harus membayar harga untuk perselingkuhannya terhadap Yahweh.

Hosea 8:6-8
6. orang-orang Israel itu? Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu Samaria itu!
7. Sebab mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung; gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung; dan jika memberi hasil, maka orang-orang lain menelannya.
8. Israel sudah ditelan;sekarang mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang yang tidak disukai orang.

Beberapa tema dari kitab ini, memiliki hubungan dengan kitab Ulangan. Yaitu tema perjanjian. Pihak yang berdaulat dalam perjanjian (sinai) adalah Yahweh, dan Israel sebagaimana negeri vassal harus menempatkan loyalitas dan kepercayaannya kepada Yahweh. Segala bentuk aliansi dengan negeri asing, misalnya aliansi dengan Mesir dalam melawan Ashur, adalah pelanggaran terhadap perjanjian itu.

Bahwa telah terjadi perjanjian eksklusif antara Yahweh dengan Israel. Dan ia tidak boleh bergantung pada kekuatan militer, namun bergantung pada kedaulatan kekuasaan Yahweh untuk menyelamatkan vassalnya yaitu Israel.

Tema perjanjian juga ditemukan dalam bentuk kecaman Hosea terhadap ketidakadilan sosial dan kerusakan moral, tentu saja ini merupakan tema umum setiap kitab nabi klasik. Di sini Hosea mengikuti Amos, namun ia yang pertama kali melakukan gugatan atau riv dalam bentuk formal. Di mana Yahweh dikatakan membawa perkara (gugatan) terhadap Israel karena telah melanggar perjanjian:

Hosea 4:1-3
1. Dengarlah firman Yahweh, hai orang Israel, sebab Yahweh mempunyai perkara [gugatan] dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini.
2. Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah.
3. Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan merana; juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan di laut akan mati lenyap.

Tidak seperti Amos, Hosea melancarkan kecaman berkepanjangan terhadap ketidaksetiaan Israel terhadap Yahweh, yang dimetaforakan dalam istilah perzinahan. Dan disini tema perjanjian sangat dominan digunakan dalam kitab nabi klasik. Dan metafora akan ketidaksetiaan Israel adalah pernikahan, hubungan suami dan istri. Dan sangat nampak pada Hosea 1-3, Israel digambarkan sebagai istri yang telah berzinah dan tidak setia.

Hosea 1:2-3
2. Ketika Yahweh mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi Yahweh."
3. Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki.

Penceritaan dibuat dalam sudut pandang orang ketiga, mengenai Yahweh yang memerintahkan Hosea untuk menikahi seorang perempuan sundal, sebagai simbol pernikahan Yahweh sendiri dengan Israel, istri yang tidak setia. Demikian lah ia menikahi Gomer dan melahirkan 3 anak dengan nama yang bernada sial. Nama-nama ini adalah simbol dari kemarahan Yahweh terhadap perselingkuhan Israel.

Hosea 1:4-5
4. Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel.
5. Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel."

Yizreel karena Yahweh berencana untuk menghukum Yehu, yang telah membantai keluarga Ahab. Meskipun Ahab bukanlah orang yang dikasihi Yahweh. Yehu akan dihukum di Yizreel di mana pembantaian itu terjadi.

Hosea 1:6-9
6. Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka.
7. Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda."
8. Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki.
9. Lalu berfirmanlah Ia: "Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu."

Lo-Ruhama, dan Lo-Ami adalah tanda bahwa Yahweh telah menceraikan ikatan perjanjian, dan menolak Israel sebagai umat-Nya. Ini adalah sebuah bentuk penolakan yang mengejutkan dan keras.

Bab 3 berkisah menggunakan sudut pandang orang pertama (Hosea sebagai orang pertama), dimana Yahweh berfirman padanya. Bahwa ia harus rujuk dengan Gomer, dan kembali menebusnya, untuk kembali berekonsiliasi.

Hosea 3:1-5
1. Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."
2. Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.
3. Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau."
4. Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim.
5. Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.

Dan dalam gambaran mengenai rekonsiliasi kita melihat sebuah konsep lain dari perjanjian muncul kembali, yang sangat menonjol dalam kitab Ulangan. Di mana sebagai mitra dari perjanjian, Yahweh sangat mengasihi Israel, dan merindukan kesetiannya. Dan satu kata dipakai berulang-ulang adalah "hesed" yang dalam bahasa Ibrani berarti kasih setia. Rekonsiliasi yang diinginkan Yahweh adalah kepatuhan Israel kepada perjanjian, seperti hal nya Hosea yang rujuk dan berdamai dengan istrinya yang tidak setia. Dan Hosea membayangkan nostalgia di padang gurun. Yahweh yang membayangkan - adalah sangat indah jika bisa kembali ke padang gurun dan membuat perjanjian lagi, dan kali adalah menjadi permanen, sebuah pernikahan kekal. Dan 3 anak yang dibuang saat lahir, mereka akan ditebus dan diambil kebali oleh ayah mereka. Ini adalah yang terkandung pada bagian ini. Dan rekonsiliasi Hosea :

Hosea 2:14-23
14. (2-13) "Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya.
15. (2-14) Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.

{*
Ini adalah periode Keluaran dan pengembaraan di padang gurun, yang secara romantis dibayangkan, dari sebuah hubungan yang sangat baik dan dekat antara Yahweh dan Israel.
*}

16. (2-15) Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku!
17. (2-16) Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut.

{*
Ini adalah sebuah pelesetan. Karena kedua kata itu dapat berarti suamiku. Ishi berarti "suami ku," dan Baali / Baalku yang berarti "tuanku." Seorang wanita harus menggunakan 2 kalimat itu untuk suami mereka. Namun Baal secara jelas berkonotasi dengan dewa Baal. Jadi sebagai ganti dari memanggil "Baali", "Baalku," engkau memanggilku "ishi", "suami ku," yang lepas dari konotasi Baal.
*}

18. (2-17) Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram.
19. (2-18) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.
20. (2-19) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.
21. (2-20) Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi.
22. (2-21) Bumi akan mendengarkan gandum, anggur dan minyak, dan mereka ini akan mendengarkan Yizreel.
23. (2-22) Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi, dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan ia akan berkata: Allahku!"

Yizreel adalah sebuah lembah yang subur dan tidak menjadi tempat peperangan dan kematian. Jadi Hosea tidak melulu sebuah kesuraman. Ia juga memberikan sebuah gambaran tentang pengharapan, penghiburan dan rekonsiliasi. Bagi yang tersisa dan bertahan dari kehancuran yang tak terelakkan. Jadi kita telah melihat 2 tradisi dari para nabi seperti Amos dan Hosea yang menggambarkan dalam pesan mereka gabungan kehancuran pada satu sisi dan pengharapan pada sisi lain.

Bab 2. Kiamat dan Pengharapan sebagai 2 Konsep Perjanjian.

Sebenarnya, apa yang dilakukan nabi-nabi ini adalah menggambarkan 2 konsepsi dari perjanjian, yang mana telah kita lihat pada materi kuliah mengenai Pentatukh hingga Samuel. Di satu sisi mereka mengakui terdapat sebuah perjanjian antara Yahweh dan para leluhur, serta perjanjian dengan dinasti Daud. Perjanjian ini yang menjadi dasar keyakinan bahwa Yahweh tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dan perjanjian Sinai adalah perjanjian bersyarat, ia membutuhkan ketaatan rakyat terhadap hukum moral, agama dan sipil. Dan terdapat ancaman hukuman untuk pelanggaran.

Jadi para nabi ini menggunakan tema tersebut, bahwa Israel telah melanggar perjanjian Sinai dan kutukan akan diterapkan yaitu kehancuran nasional dan pembuangan. Namun pemisahan dari Yahweh tidak lah abadi, karena ia dapat berekonsialisi sebagaimana perjanjian Yahweh terhadap Abraham dan Daud, maka Israel akan tetap menjadi umat Yahweh selamanya meskipun terdapat pemisahan yang bersifat sementara.

Gagasan mengenai pemilihan, adalah sebuah tindakan yang mana Israel tidaklah layak, hal itu murni sebagai cinta Yahweh bukan karena kebaikan mereka, ini adalah inti dari pesan para nabi mengenai penghiburan. Sebagaimana Hosea menggunakan metafora hubungan suami istri antara Yahweh dan Israel, untuk merujuk pada perjanjian. Dan hubungan antara orang-tua dan anak, untuk merujuk pada kewajiban untuk mendisiplinkan anak, namun ia tidak pernah menjauhkan anak itu. Jadi ini adalah model yang digunakan oleh para nabi klasik.

Hosea 11:1-4, 8-9
1. Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.
2. Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung.
3. Padahal Akulah yang mengajar Efraim {* mengacu pada Israel *}berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka.
4. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.
...
8. Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak.
9. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.

Kita melihat ayat-ayat yang seakan menolak kekerasan, dan cenderung kepada kelembutan dan cinta serta rekonsiliasi. Nabi menggambarkan perkolakan dalam batin Yahweh. Yakni perasaan seorang kekasih yang sedang murka karena cemburu dan kasih yang tak pernah padam.

Bab 3. Konteks Sejarah dalam Struktur Kitab Yesaya.

Sekarang kita berpindah ke nabi di wilayah selatan, Yehuda. kitab Yesasa adalah kitab nabi klasik yang paling panjang. Penafsiran pada banyak ayat-ayat nya sebagai simbolis yang merujuk kepada Yesus, membuat kitab ini yang paling banyak dikutip  oleh orang Kristen. Yesaya adalah kontemporer (hidup sezaman) dengan Amos dan Hosea. Ia aktif dalam waktu yang cukup panjang sekitar tahun 740 SM - 698/576 SM (64 tahun berkarir sebagai nabi). Ia bernubuat di kerajaan Yehuda ketika kekaisaran Ashur  menghancurkan kerajaan utara pada tahun 722 SM, yang juga sempat mengancam Yehuda. Dan ia bernubuat kurang lebih 50-64 tahun, jadi ia aktif berkonsultasi dengan berbagai raja Yehuda (sejak raja Uzia->Yotham->Ahas->Hizkia->Manasseh). Ia menasehati mereka dalam 2 pengepungan, yaitu pengepungan pada tahun 734 SM, pada masa raja Ahas, dan pengepungan tahun 701 SM, pada masa raja Hizkia bin Ahas.

Mengetahui latar belakang sejarah mengenai pengepungan ini penting untuk memahami kitab ini. Kita memiliki sumber arkeologi yang bagus tentang peristiwa ini, juga dalam naskah sejarah Ashur. Pada tahun 734 SM bangsa Ashur dibawah kepemimpinan Tiglath-Pileser, mereka memperluas kendali mereka pada wilayah ini (Israel-Yehuda-Aram) dan mereka datang dari arah timur-laut.

Pertama mereka mengancam Aram di Suriah, hingga mencapai kerajaan utara, Israel. Aram dan Israel, kemudian bergabung bersama dalam sebuah aliansi untuk menghadang laju tentara Ashur. Yehuda menolak untuk bergabung dalam aliansi. Dalam kemarahan Aram dan Israel bergerak ke selatan dan mengepung Yerusalem pada tahun 734 SM. Mereka memaksa Yhuda untuk melawan Ashur, namun raja Ahaz dari Yehuda memutuskan untuk meminta bantuan Ashur, dan ia menyatakan tunduk kepada Tiglath-Pileser, serta membayar upeti serta menjadi negeri vassal, terdapat catatan di Ashur tentang pembayaran upeti pada tahun 734 SM ini. Dan tindakan ini dikutuk oleh para penulis Alkitab. Sejarawan Deuteronomis mengecam dalam 2 Raja-Raja 16, demikian pula dengan Yesaya.

Untuk beberapa saat Yehuda menjadi negeri vassal Ashur, hingga kemudian Hizkiah anak Ahaz, mengadakan pemberontakan. Hal ini membuat murka kekaisaran Ashur. Pada saat ini, kerajaan utara, Israel telah runtuh (722 SM). Dan raja Sanherib (Sennacherib) menyerang Yehuda, mereka banyak menghancurkan banyak kota-kota Yehuda hingga mengepung Yerusalem pada tahun 701 SM. Dan sekarang Yesaya menjadi penasehat bagi Hizkiah. Walau Yerusalem terluput dari kehancuran, namun Hizkia membayar upeti yang berat kepada Ashur, dan Ashur menarik diri, mereka telah mencapai titik terjauh dari invasinya.

Itulah latar belakang sejarah secara garis besar. Kita akan membahas secara detail bersamaan dengan penjelasan akan struktur dari kitab ini.

Terdapat sebuah klaim, bahwa kitab nabi-nabi adalah sebuah antologi, antologi dari nubuat dan berbagai materi yang dikompilasi oleh sang nabi dan murid-muridnya, kelompok ini kemudian melestarikan dan menambahkan beberapa hal ke nubuat-nubuat inti dengan keyakinan bahwa mereka harus relevan - ini adalah gambaran dari sifat antologi yang diyakini terbukti dalam kitab Yesaya.

Berikut adalah struktur dasar dari kitab Yesaya:

Bab 1-11, berisi kenang-kenangan dari Yesaya. Bab 1 memiliki beberapa tema dasar dari kitab ini, dan banyak narasi dengan sudut pandang orang pertama, juga terdapat nubuat terhadap Israel dan beberapa kepada peristiwa pengepungan Yerusalem pada tahun 701 SM.

Bab 12 terdapat semacam himne.

Bab 13-23, kita memiliki sekitar 11 bab yang berisi nubuat terhadap bangsa-bangsa asing, yang mirip kita lihat pada Amos dan Hosea yang mengecam bangsa asing.

Bab 24-27, berisi nubuat mengenai "kiamat kecil," semacam mitologi penglihatan mengenai hari kiamat, yang kemungkinan tambahan yang berasal dari masa berikut, yaitu pada abad ke-6 SM. Pada masa itu tema apokaliptik telah berkembang dan sangat populer. Jadi kita akan melewatkan hal ini karena tidak berkaitan dengan sejarah Yesaya.

Bab 28-33, berisi tentang nubuat tentang Yehuda dan Israel dan hubungan mereka dengan Mesir. Ini adalah masa mereka sedang terjebak antara kekuatan Mesir dan Ashur. Yehuda sedang galau untuk menentukan kepada pihak mana harus dibuat aliansi. Disana juga terdapat nasehat Yesaya kepada Hizkiah pada tahun 701 SM.

Bab 34-35, berisi sisipan dari periode setelah pembuangan.

Bab 36-39, narasi sejarah dengan sudut pandang orang ketiga, yang mirip dengan 2 Raja-Raja 18-20. Di percaya ini juga merupakan sisipan. Dan merupakan narasi dari interasi Yesaya dan Hizkiah, pada pengepungan Sanherib/Sennacherib pada tahun 701 SM.

Kita berhenti pada bab 39, meskipun kitab Yesaya memiliki 66 bab, karena kebanyakan para ahli biblikal memiliki konsensus bahwa materi yang tersisa itu bukanlah karya Yesaya dari Yerusalem (atau disebut Yesaya ke-1). Mereka berasal dari masa setelah Yesaya, saya telah menyebut tentang tema kiamat/apokaliptik yang berasal dari abad ke-6 SM, seperti yang diselipkan pada bab 24-27.

Materi yang tersisa ini di kenal sebagai:

Yesaya ke-2 yakni bab 40-55, di mana konteks historis nya pada masa kejayaan Babilonia/Babel (setelah keruntuhan Ashur).

yesaya ke-3 yakni bab 56-66, materi yang berisi nubuat yang tersebar dari masa konteks sejarah abad ke-8 hingga ke-5 SM.

Kitab ini juga berisi materi yang merupakan pengulangan dari bahan yang ditemukan pada kitab lain, contohnya adalah dari 2 Raja-Raja 18-20. Namun ayat-ayat dari Yesaya juga muncul pada kitab lain, seperti Yesaya 2:2-4, ditemukan pada Mikha 4:1-4. Yesaya 15-16, ditemukan pada Yeremia 48. Jadi ini semacam pengulangan diantara kitab dan ini adalah sifat dari kitab nabi klasik, bahwa karya ini disusun dari materi yang beredar di lebih dari satu kelompok (aliran).

Bab 4. Penekanan Pada Perjanjian Zion.

Sekarang kita membahas tema utama pada kitab Yesaya. Jika kita perhatikan terdapat kesamaan antara Yesaya dan Amos - Hosea: mereka kompak mengecam ketidakadilan sosial dan kebobrokan moral, yang merupakan penyebab jatuhnya hukuman Yahweh.

Yesaya 5:8-24 (versi ekstraksi)
8. Celakalah mereka yang menyerobot rumah demi rumah dan mencekau ladang demi ladang, sehingga tidak ada lagi tempat bagi orang lain dan hanya kamu sendiri yang tinggal di dalam negeri!
...
11. Celakalah mereka yang bangun pagi-pagi dan terus mencari minuman keras, dan duduk-duduk sampai malam hari, sedang badannya dihangatkan anggur!
..
23. yang membenarkan orang fasik karena suap dan yang memungkiri hak orang benar.

Yesaya bersama Amos mengecam ritual pemujaan (qurban) tanpa diiringi keadilan.

Yesaya 1:10-17,

10. "Dengarlah firman Yahweh, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!"

{*
Ia menyamakan kaum nya seperti orang-orang SOdom dan Gomora, yang merupakan penggambaran prilaku tak bermoral.
*}

11. "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
12. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
13. Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
14. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.
15. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
16. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,
17. belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!

Ini adalah kecaman yang sangat pedas dan mengejutkan; aku muak dengan ritual qurban; aku muak dengan perayaan-peryaan selama engkau melakukan perbuatan yang mengerikan. Jadi Yesaya sama dengan Amos - Hosea yang menekankan bahwa moralitas merupakan penentu dalam nasib bangsa.

Namun disamping itu terdapat perbedaan antara Yesaya dengan Amos - Hosea, yakni pada penekanan yang lebih besar pada Perjanjian Zion/Daud dibandingkan Perjanjian Sinai/Musa. Ini adalah fitur kunci dari Yesaya. Tradisi padang gurung, atau tradisi keluaran, Perjanjian Sinai, memiliki peranan penting dalam Amos dan Hosea, namun tidak pada nubuat Yesaya. Yesaya lebih berminat pada theologi Daud, ideologi monarki yang berpusat di Zion. Jadi jika kita melihat dalam gugatan perjanjian pada kitab Yesaya, ia lebih fokus pada kegagalan raja-raja keturunan Daud, yang telah menyesatkan bangsa dan kini akan menerima penghukuman.

Terlihat juga sebuah keyakinan akan teguhnya Perjanjian Zion dalam kitab Yesaya. Yahweh memiliki hubungan khusus dengan garis keturunan Daud, atau dengan Yerusalem, di mana mereka tidak akan dibiarkan binasa. Dan keyakinan ini membuat Yesaya secara konsisten, selalu memberi nasehat kepada raja-raja Yehuda. Pada saat mara bahaya sedang mengintai, itu adalah peluang untuk menunjukkan loyalitas absolut kepada Yahweh, kepada Perjanjian Zion. Raja harus mengandalkan secara eksklusif janji-janji Yahweh kepada Daud dan kotanya, bukan kepada kekuatan militer atau strategi diplomatik.

Jika kita melihat hubungan Yesaya dengan raja Ahas - pengepungan pertama pada tahun 734 SM - dijelaskan pada Yesaya 7-8. Yesaya, juga memiliki anak dengan nama yang unik dan menakjubkan - nampaknya adalah trend diantara para nabi, anak-anak mereka bernama: "hanya yang tersisa akan bertahan hidup," "bergegas untuk jarahan perang," yang mengindikasikan penghancuran dan pembuangan - bergegas menemui raja, dan memberi nasehat kepada raja untuk tetap tenang dan tidak takut dan krisis akan berlalu:

Yesaya 7:4;9
4. dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya.
..
 9. Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya."

Ini adalah kebangkitan theologi Zion. Yahweh Allah semesta alam berada ditengah-tengah kota, dan bangsa. Yesaya kemudian menawarkan Ahas pertanda untuk kebenaran nubuatnya. Dan itu adalah seorang wanita muda yang mengandung seorang anak dan akan melahirkan anak laki-laki dan akan dipanggil Immanuel. Dalam bahasa Ibrani, Immanu-el berarti "Allah menyertai kita."

Yesaya 7:14
14. Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda (almah) mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

Ayat diatas dalam perjanjian baru, Matius 1:23 "Sesungguhnya, anak dara (seorang perawan/paryenov) itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. Menafsirkan ayat ini sebagai nubuat tentang kelahiran Yesus. Hal ini didasarkan pada kesalahan penerjemahan Yunani dari kata "wanita muda" sebagai "perawan." Istilah Ibrani yang digunakan sebenarnya tidak merujuk pada perawan, namun diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dengan istilah yang dapat berarti perawan. Selain itu terdapat kata kerja yang digunakan dalam bahasa Ibrani dalam bentuk kalimat lampau: Seorang wanita telah mengandung. Kelahirannya sesaat lagi. Ini sudah dekat. Anak ini akan segera lahir. Allah akan segera menyertai kita.

Identitas wanita yang dikatakan Yesaya dalam perdebatan. Beberapa ahli biblikal merujuk wanita itu sebagai istri Yesaya sendiri. Dia sudah punya 2 anak dengan nama unik dan sekarang dia hamil anak ke-3. Dan ada yang merujuk wanita itu adalah istri raja Ahaz, yang juga akan melahirkan (raja) Hizkia. Ada beberapa masalah dalam hal kronologi. Karena tidak cukup sesuai dengan usia yang akurat. Namun kenyataannya Hizkiah adalah raja yang dielu-elukan, dan berhasil menjaga keutuhan Yehuda dari ancaman Ashur dari pengepungan pada tahun 701 SM.

2 Raja-Raja 18:7
7. Maka TUHAN menyertai dia (raja Hizkia); ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya.

Ayat diatas berkata bahwa Yahweh menyertai raja Hizkia, yang berhubungan dengan kata Immanuel, sangat mirip dalam bahasa Ibrani. Para ahli melihat ayat yang terkenal pada Yesaya 9 sebagai pujian untuk Hizkiah, dan terdapat ayat yang mengatakan: 

Yesaya 9:6
6. (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Ayat ini sekali lagi sering digunakan (di luar konteks) dalam liturgi Kristen hingga hari ini untuk merujuk pada kelahiran Yesus.

Dan Ahas tidak mengindahkan nasehat Yesaya untuk tidak berbuat apa pun, Ahas bersikeras untuk segera bertindak, bagaimana mungkin seorang raja mengikuti nasehat seperti itu, untuk tidak mencari solusi politis atau militer? Dan ia lalu meminta bantuan Ashur untuk melawan Aram dan Israel yang sedang mengepungnya. Dan ini merupakan sebuah titik awal dari sebuah bencana dalam mata Yesaya.

Jika kita berpindah pada pengepungan ke-2 pada tahun 701 SM, kita melihat Yesaya menawarkan nasihat yang sama. Hizkia mencoba untuk membentuk aliansi dengan Mesir untuk mengatasi ancaman Ashur (ancaman jika ia melepaskan diri sebagai vassal Ashur). Dan Yesaya mencela raja yang meninggalkan Yahweh dan mengandalkan Mesir yang sedang dalam keadaan rapuh. Di sini kita melihat contoh dari prilaku unik dan eksentrik dari para nabi (kita akan sering melihatnya pada nabi lain). Terutama pada nabi Yehezkiel, di mana mereka akan melakukan perbuatan simbolik yang dimaksudkan untuk mengejutkan dan menarik perhatian. Yesaya lalu berparade telanjang di jalan-jalan Yerusalem untuk menggambarkan pembuangan dan perbudakan akan terjadi jika mengandalkan Mesir.

Yesaya 20:1-6
1. Pada tahun ketika panglima yang dikirim oleh Sargon, raja Asyur, tiba di Asdod lalu memerangi dan merebutnya,
2. pada waktu itu berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: "Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu," lalu iapun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut.
3. Berfirmanlah TUHAN: "Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap Etiopia,
4. demikianlah raja Asyur akan menggiring orang Mesir sebagai tawanan dan orang Etiopia sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan tidak berkasut dengan pantatnya kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir.
5. Maka orang akan terkejut dan malu karena Etiopia, pokok pengharapan mereka, dan karena Mesir, kebanggaan mereka.
6. Dan penduduk tanah pesisir ini akan berkata pada waktu itu: Lihat, beginilah nasib orang-orang yang kami harapkan, kepada siapa kami melarikan diri minta pertolongan supaya diselamatkan dari raja Asyur. Bagaimana mungkin kami terluput?"

Yesaya mencela para penasehat politik yang menasehati raja untuk membentuk aliansi dengan Mesir, karena mereka hanya percaya pada bantuan kuda dan kereta perang daripada Yahweh. Seperti yang tertuang pada:

Yesaya 31:3
Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.

Dalam narasi pengepungan Yerusalem tahun 701 SM, pada Yesaya 36-38, adalah duplikasi dari 2 Raja-Raja 18-20, Yesaya menasehati Hizkia ketika pengepungan sedang berlangsung untuk tidak menyerah kepada Ashur. Hal ini mungkin nampak bertentangan dengan sebelumnya, pada nubuat bahwa Ashur adalah tongkat murka Allah dan Hizkia harus pasrah. Namun terdapat konsistensi dari dasar nasehat Yesaya, sama seperti nasehat sebelumnya untuk percaya pada Yahweh daripada Mesir didasarkan pada kepercayaan dalam janji Yahweh kepada Daud, dan keteguhan akan Yerusalem, jadi sekarang nasehatnya adalah untuk menolak membuka pintu Yerusalem bagi Ashur, yang mana didasarkan pada keyakinan bahwa Yahweh tidak mungkin untuk menghancurkan Yerusalem.

Yesaya 37:33-35
33. Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai raja Asyur: Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya.
34. Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah firman TUHAN.
35. Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku."

Dan Kenyatannya, Yerusalem lolos dari penghancuran walau dikepung Ashur, hal ini mendorong keyakinan mengenai keteguhan kota Daud, Zion, Yerusalem.

Bab 5. Tema Utama Dalam Kitab Yesaya

Yesaya 6 berisi pernyataan mencolok dari panggilan Yesaya. Banyak dari kitab nabi klasik menampilkan beberapa bagian yang mengacu pada panggilan awal sang nabi, dan biasanya berada pada bagian awal kitab. Namun tidak dalam kitab Yesaya, jadi kronologi bukan menjadi prinsip utama dalam penyusunan kitab Yesaya. Berikut adalah kisah panggilan awal Yesaya :

Yesaya 6:8-10
8. Lalu aku mendengar suara Yahweh berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"9. Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!
10. Buatlah HATI bangsa ini keras
dan buatlah TELINGANya berat mendengar
dan buatlah MATAnya melekat tertutup,
supaya jangan mereka melihat dengan MATAnya
dan mendengar dengan TELINGAnya
dan mengerti dengan HATInya,
lalu berbalik dan menjadi sembuh."

Ini adalah contoh gaya sastra Chiastik (pola AbccbA ), uratan pertama "hati-teling-mata" kemudian di balik menjadi "mata-teling-hati." Pada bagian ini kita melihat kembali nuansa kesuraman seperti dalam kitab Hosea, bahwa kerusakan tidak bisa dihindari. Firman Yahweh yang disampaikan kepada orang-orang tidak akan dipahami, mereka tidak akan mengindahkan panggilan untuk bertobat, mereka tidak akan mampu menyelamatkan diri dari hukuman Yahweh.

Ini adalah bagian yang menarik dan secara theologis sulit dijelaskan. Yahweh mengatakan kepada Yesaya untuk mencegah orang memahami firman, karena jika mereka memahami mereka akan kembali kepada Yahweh dan dapat menyelamatkan diri. Kita melihat ketegangan pada Yahweh dan nabi-Nya yang berada dalam penegakkan keadilan dan rahmat belas-kasih Yahweh. Sebagai Allah yang adil Ia harus menghukum dosa Israel dengan penghancuran sebagaimana ditegaskan dalam perjanjian. Dan juga sebagai Allah, Yahweh harus penuh kasih, Ia ingin membawa umat-Nya kembali. Ia mengirim seorang nabi untuk memperingatkan mereka akan penghukuman yang akan datang, dan segera bertobat.

Namun bagaimana bisa Ia menghukum Israel untuk tuntutan keadilan, sekaligus menyelamatkan Israel untuk tuntutan rahmat dan kasih? jawabannya mirip dengan yang terdapat dalam kitab Amos & Hosea.

Yesaya 6:12-13
12. Yahweh akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong.
13. Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!"

Jadi Yahweh akan menghukum sesuai persyaratan dalam Perjanjian Sinai, namun akan merencanakan keselamatan umat-Nya di masa depan. Ia telah mengutus nabi dengan panggilan untuk kembali, dan pada waktunya, orang-orang yang tersisa - 1/10 kata Yesaya - akan memahami dan mengindahkan panggilan itu. Mereka yang akan menerima rahmat Yahweh dan perjanjian akan dibangun kembali. Dengan cara ini tuntutan kasih dan rahmat akan terpenuhi, dan Ia tetap setia Perjanjian Zion.

Sementara itu gagasan "orang yang tersisa mengarah kepada pengharapan di masa depan", ini bukanlah pesan penghiburan pada saat itu. Karena pada dasarnya para nabi mengatakan bahwa generasi sekarang akan musnah.

Yesaya 10:20-23
20. Tetapi pada waktu itu sisa orang Israel dan orang yang terluput di antara kaum keturunan Yakub, tidak akan bersandar lagi kepada yang mengalahkannya, tetapi akan bersandar kepada TUHAN, Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tetap setia.
21. Suatu sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah yang perkasa.
22. Sebab sekalipun bangsamu, hai Israel, seperti pasir di laut banyaknya, namun hanya sisanya akan kembali. Yahweh telah memastikan datangnya kebinasaan dan dari situ timbul keadilan yang meluap-luap.
23. Sungguh, kebinasaan yang sudah pasti akan dilaksanakan di atas seluruh bumi oleh Tuhan, Yahweh semesta alam.

Kita telah melihat pesan dari para nabi akan penghukuman dan kehancuran yang sering disertai dengan pesan penghiburan dan janji pemulihan, sebuah restorasi dan pemurnian dari sisa Israel. Inilah perbedaan dari para nabi klasik dan sejarawan Deuteronomis. Deuteronomis lebih menekankan pada pembenaran akan tindakan Yahweh terhadap Israel, dibandingkan melukiskan masa restorasi.

Namun masa restorasi adalah sesuatu yang rumit untuk dibayangkan dalam tulisan para nabi klasik, bahkan mengindikasikan maksud eskatologi (masa kiamat). Sebuah penglihatan eskatologi bahwa restorasi akan membawa dan terjadi pada waktu akhir yang sempurna.

Jadi dalam Yesaya, contohnya, itu adalah kembali dengan penuh ketulusan dan sepenuh hati kepada Yahweh. Ini akan menjadi akhir dari dosa, penyembahan berhala. Semua bangsa di bumi akan mengenal Yahweh, sebuah zaman baru akan terbuka dalam sejarah dunia, sebuah transformasi besar.

Dan Yesaya adalah yang pertamakali membayangkan akhir dari kekuasaan para negeri penyembah berhala. Ketika Yahweh datang ke Yerusalem untuk menyelamatkan sisa-sisa Israel dan berkumpul dari tempat pembuangan yang tersebar diseluruh pelosok bumi, itu adalah sebuah theofani secara global.

Yesaya 2:2-4
2. Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah Yahweh akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
3. dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung Yahweh, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman Yahweh dari Yerusalem."
4. Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.

Kita melihat pola pikir bangsa Israel, yang digambarkan oleh para nabi, sejalan dengan sumber J (Yahwist). Sumber J dalam kitab Kejadian, berasumsi bahwa semua manusia mengenal Yahweh pada saat penciptaan. kemudian manusia berbalik dari Yahweh lalu melupakan-Nya, namun kemudian Yahweh memilih satu bangsa untuk mengenalnya serta mengadakan perjanjian dengan mereka.

Kitab Ulangan memahami bahwa Yahweh adalah Allah bagi bangsa Israel. Bangsa-bangsa lain ditetapkan untuk menyembah dewa-dewa lain, dan itu bukan masalah bagi Yahweh. Namun dalam kitab nabi klasik, klaim universal dibuat atas nama Yahweh. Menurut mereka, Yahweh akan membuat diri-Nya dikenal oleh semua bangsa, seperti ia lakukan terhadap Israel, dan ritual ibadah yang universal akan terjadi di hari akhir. Ini adalah gagasan yang sangat berbeda, karena para nabi mentrasformasi gagasan pemilihan Israel. Dalam kitab Taurat, pemilihan Israel adalah sebuah berkah bagi Israel sebagai sebuah bangsa untuk mengenal-Nya, dan mengikat perjanjian kepada-Nya.

Namun dalam kitab nabi klasik, pemilihan Israel adalah pemilihan untuk sebuah misi. Israel terpilih menjadi alat penebusan yang universal, pengakuan universal terhadap Yahweh. Ketika Yahweh suatu saat nanti menyelamatkan bangsa Israel, ia akan mengungkap diri-Nya kepada semua umat manusia.

Mereka akan meninggalkan berhala-berhala mereka, dan akan kembali kepada-Nya. Sebuah periode messianik yang damai akan tiba. Ini lah gagasan mengenai misi yang ditanggung oleh Israel, ia terpilih untuk menjadi "terang bagi bangsa-bangsa." Ini adalah ungkapan yang akan kita lihat pada Yesaya 49 & 51.

Ideologi monarki kerajaan Yehuda memainkan peranan penting dalam penglihatan eskatologis Yesaya, karena kerajaan kudus dan damai akan didirikan oleh keturunan Daud. Pemulihan ini dalam kitab Yesaya (Yesaya 11) tertulis sebagai cabang Isai (ayah Daud), namun ini mengacu pada keturunan Daud, pemulihan garis keturunan Daud yang sementara terputus. Jadi Yesaya 11 mungkin berasal dari periode pasca pembuangan, masa di mana orang-orang berharap untuk kemunculan mesias dan mengembalikan garis keturunan Daud.

Yesaya 11:1-12
1. Suatu tunas akan keluar dari tunggul (cabang) Isai, dan taruk (ranting) yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
2. Roh Yahweh akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Yahweh;
3. ya, kesenangannya ialah takut akan Yahweh. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
4. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
5. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
6. Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
7. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
8. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.

{**

Permusuhan antara manusia dan ular yang ditetapkan pada saat kejatuhan dan pengusiran dari taman Eden, akan dihilangkan pada akhir zaman, dan kembali seperti situasi di Surga.

**}

9. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Yahweh, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
10. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
11. Pada waktu itu Yahweh akan mengangkat pula tangan-Nya untuk menebus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di Asyur dan di Mesir, di Patros, di Etiopia dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan di pulau-pulau di laut.
12. Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru bumi.

Jadi ini adalah idealisme baru mengenai pemerintahan baru dari raja keturunan Daud, ia memiliki "roh Yahweh akan ada padanya", dan memerintah dengan hikmat dan pengertian. Ini adalah kalimat yang sering digunakan pada periode hakim-hakim, Saul dan Daud. Ia tidak merujuk pada sebuah kekuatan militer, namun kepada nasehat dan semangat pengabdian kepada Yahweh. Dan raja ini akan mengumpulkan semua orang-orang Israel yang terserak di berbagai negara dan mentransformasi tatanan dunia.

Kesimpulan atas kitab Yesaya adalah, ia sebuah penafsiran ulang dari janji-janji pada perjanjian kuno, dan memberi Israel sebuah pengharapan pada sesuatu yang lebih baik dan ideal, di masa depan. Dan seperti para nabi lainnya, ia menyatakan bahwa bangsa itu dirudung kesulitan bukan karena janji-janji itu tidak ditepati, namun karena mereka tidak percaya. Hukuman terhadap bangsa yang berupa penderitaan, bukanlah pemutusan perjanjian.

Yesaya menggambarkan penggenapan dari janji berada diluar jangkauan bangsa saat itu. Namun setelah mengalami penderitaan dari penghukuman karena kegagalan saat itu, maka penebusan pada masa depan akan terjadi. Jadi pengharapan bangsa tetap  dipertahankan dengan di dorong pada masa yang akan datang.

Kembali ke Index Artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah Abraham Berasal Dari Ur atau Haran?

Abraham berasal dari kota Haran dan bukan dari kota Ur-Kasdim, ya itulah pendapat beberapa para ahli biblikal moderen, mengapa mereka berpen...